rayhan & willson

352 6 0
                                    

Panasnya matahari di siang hari yang menusuk kulit, seorang wanita dengan tenang duduk di tengah taman memandang hamparan bunga di depan nya. Dia tidak peduli dengan panasnya matahari dia tidak peduli dengan tatapan orang lain yang menatap nya heran.

Heran, karena semua orang yang berlalu lalang berusaha untuk mencari tempat teduh untuk menghindari cahaya matahari, bahkan beberapa wanita sengaja mengibas ngibaskan tangan nya di depan wajah mereka berharap mereka akan mendapatkan sedikit angin dari usahanya itu.

Anastasya masih terdiam, termenung. Pikiran nya masih di penuhi dengan kejadian 10 hari yang lalu. Dimana kekasih nya ternyata selingkuh dan meninggalkan dirinya.

Air mata Anast mulai menetes membasahi pipinya, dengan segera di hapus oleh tangan mungil miliknya. Anast tertawa garing, menertawakan dirinya sendiri yang bodoh telah jatuh cinta pada pria yang salah dan pria yang kurang ajar.
Disaat pikiran Anast di penuhi dengan kejadian lalu, tiba tiba sebuah sapu tangan sutra putih terspampang di depan matanya.
Anast segera mengalihkan pandangan nya ke seseorang yang menawarkan sapu tangan sutra putih.

Lelaki tinggi, tampan, berpakaian rapih kini berdiri didepan Anast. Lelaki itu tersenyum dan tanpa meminta izin pada Anast dia langsung duduk di sebelah Anast.

" kau tau ? Kau sangat jelek jika menangis."

Anast sekilas menatap lelaki itu, melihatnya dari samping saja sudah sempurna batin Anast.

Lelaki itu kini sedang memperhatikan wajah Anast, dari samping. Tatapan Anast masih kedepan menikmati angin yang berhembus melewati bunga bunga.

Dan ketika Anast hendak mengalihkan pandangan nya, tatapan mereka bertemu. Sesaat suasana menjadi hening.
Anast mengerjapkan kedua bola matanya ketika ia tersadar.
Anast kembali mengalihkan pandangan nya ke sekitar taman.
Namun beda dengan lelaki itu, dia masih lekat menatap wajah Anast seakan sedang menikmati pemandangan yang langka dilihat.

" siapa?." tanya lelaki itu pada akhir nya. Membuat Anast kembali menatap nya.

" hah?." guman Anast karena tidak mengeri apa yang lelaki ini bicarakan.

" siapa namamu?."

" Anastasya,"

" uhm.. Aku rayhan." ujar lelaki itu, kini mereka sibuk dengan pikiran nya masing masing yang terdengar hanya hembusan nafas berat yang berasal dari diri Anast.

" kau tau, aku ini seorang pendengar yang baik. Jika kau berniat untuk bercerita lebih baik ceritakan saja padaku."

Anast menggeleng pelan, namun berbeda dengan hati nya, hatinya ingin sekali berteriak dan mengeluarkan segala unek unek yang ada di dalam nya.

" kau yakin ?."

Anast terdiam tanpa menjawab pertanyaan rayhan, haruskan dia bercerita.

" yasudah jangan di paksakan, kebetulan aku juga akan kembali ke kantor ku, jadi mungkin lain waktu kita akan bertemu lagi." rayhan berdiri dari tempat duduk nya. Anast pun mengikuti pandangan nya ke arah rayhan.

Rayhan tersenyum lebar, senyum yang bisa menghipnotis siapa saja yang ada di depan nya. Tapi beda dengan Anast meskipun di depan matanya sedang ada lelaki yang super tampan, ekspresi Anast tetap datar dan dingin.

" aku pergi Anast." pamit rayhan dan berlalu pergi. Anast hanya menatap punggung lelaki itu sampai hilang dari pandangan nya.

Sapu tangan sutra putih kini berada di genggaman Anast, dia mempererat genggaman itu meremas kuat sapu tangan itu. Dan belum beberapa saat Anast kembali menangis, menangis dan menangis.
Entah kenapa sekarang sikapnya menjadi cengeng, hanya karena masalah kecil. Masalah kecil yang sangat menyakitkan bahkan menusuk sampai kedalam tanpa tau apa obatnya.

ME ANASTASYA CLAUDIA (Willson Febian Grey)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang