Suara petikan gitar mengalun di malam itu.
Di teras rumahnya, gadis itu memejamkan mata, menikmati alunan gitar, juga angin malam yang berhembus memainkan rambutnya. Di sebelahnya, sang pemuda yang merupakan pelaku pemetik gitar. Tanpa bersuara, mereka membiarkan suara gitar dan hembusan angin membungkus suasana di antara mereka.
Sepi yang damai. Itu yang sang gadis butuhkan saat ini. Sepi. Bukan sunyi. Bukan hening. Alasan itulah yang membuat sang pemuda berada di teras saat ini. Dini hari bukan menjadi halangan sang pemuda untuk datang. Menyambar gitar sang gadis yang jarang dipakai pemiliknya, pemuda itu selalu memainkannya untuk dirinya.
Petikan terhenti sesaat. Sang pemuda mengganti lagu. Lagu yang mengandung keceriaan dalam nada tenang. Lagu yang dibutuhkan gadis itu saat ini. Sang pemuda sudah lebih dari sekedar tahu apa yang tepat untuknya. Karena, setiap kali sang gadis terjatuh, orang pertama yang ia butuhkan adalah si pemuda. Si pemuda sama sekali tidak keberatan. Selama gadis itu membutuhkannya, selama gadis itu bisa merasa tenang setelah bertemu dengannya, pemuda itu rela melakukan apapun. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi kalau ia tidak datang.
Tidak. Si pemuda tahu, dan dia sudah berjanji pada dirinya sendiri kalau dia tidak akan membiarkan hal itu terjadi lagi.
Biasanya, si gadis baru tenang setelah beberapa jam gitar dipetik, dan dia sudah setengah tidur. Kalau sudah begitu, si pemuda menyuruhnya untuk masuk ke rumah dan tidur. Si gadis mematuhinya, langsung tidur nyenyak begitu menyentuk tempat tidur. Si pemuda baru bisa pulang dengan tenang.
Meski ia tahu kalau si gadis akan melupakan apa yang terjadi di dini hari itu ketika sudah terbangun.
Karena gadis itu memutuskan untuk "melupakan". Melupakan hal-hal yang menyakitkan baginya, walau dengan konsekuensi penghapusan ingatan yang tidak bisa dikendalikan.
Pagi harinya, si gadis selalu bertanya-tanya mengapa gitarnya berpindah posisi. Tapi dia tidak ambil pusing dan kembali melakukan aktivitas sehari-harinya.
Pagi harinya, si pemuda selalu menunggu kehadiran si gadis di kelas. Meski sudah tahu kalau si gadis akan melupakan kejadian saat dini hari, dia akan menunggunya dan akan menyambutnya dengan senyum.
(tamat)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekeping Kisah Kehidupan
Short StoryIni bukanlah kisah yang mengalir dengan tenang bagaikan sungai. Ini bukanlah narasi dengan diksi yang mengagumkan. Ini bukanlah cerita dengan akhir yang diharapkan setiap manusia. Ini adalah kumpulan kisah yang terjadi pada kehidupan. Kau boleh perc...