BAB 14 (END)

3.3K 186 8
                                    

Fulvia berdiri di kejauhan – melihat orang-orang yang sedang bersenang-senang dalam Festival Topeng. 

Semua orang bertopeng. Semua orang mengenakan kostum terbaik mereka. Fulvia bertaruh. Ya, ia akan bertaruh dalam festival ini. Festival ini mungkin akan menjadi kemunculannya yang pertama sebagai seorang makhluk baru. Tapi mungkin juga menjadi kemunculannya yang terakhir.

Ketika Fulvia mendengar suara roda kereta diiringi langkah-langkah lincah kuda menjauh, ia tahu Irving telah pulang. Fulvia ingin mengejar kereta itu namun otaknya menolak keras. Ia akui ia sempat menangis ketika Irving pergi begitu saja.

Untungnya, otaknya mengingatkannya pada kenyataan. Irving datang demi Trevor dan Richie. Tidak ada gunanya ia terus mengharapkan pria itu datang hanya untuknya. Pria itu tidak pernah percaya pada cinta.

Bagaimana mungkin ia bisa tiba-tiba mencintainya sepenuh hatinya? Bagaimana mungkin ia akan mempercayai kata-katanya? Ia hanyalah seorang gadis ingusan. Ia bukan wanita-wanita cantik yang pernah menjadi kekasih Irving.

Ya, ia tidak pernah menjadi kekasihnya, Fulvia mengakui dengan sedih. Mereka menghabiskan waktu bersama hanya karena permintaannya sendiri. Irving tidak akan pernah datang menjemputnya bila bukan karena permintaannya. Bahkan di kedatangannya yang terakhir pun ia datang bukan untuk dirinya sendiri.

Cerita cinta ini cukup sampai di sini. Tidak ada gunanya terus memperpanjangnya. Pada awalnya Fulvia memang tidak tertarik pada Irving. Irving bukanlah tipe pria yang ia sukai.

Sebaliknya, ia tidak menyukai kebiasaan Irving berganti-ganti pasangan. Ia juga tahu Irving bukanlah tipe seorang pria yang setia. Kalaupun sekarang Irving benar-benar jatuh cinta padanya, besok atau lusa hatinya akan beralih pada wanita cantik lain.

Ini memang kesalahannya sendiri, jatuh cinta pada orang yang salah. Karenanya, cerita cinta ini harus segera ditutup. Ia sudah membuat keputusan menyangkut masa depannya. Ia sudah mempersiapkan semua ini semenjak sebulan ini. Sekarang sudah terlambat untuk mundur.

Seharusnya itulah yang dilakukan Fulvia. Namun kenyataannya, kepergian Irving meninggalkan satu ganjalan di benaknya. Pertanyaan Irving yang terus menggema di telinga membuat Fulvia berpikir.

Apakah ia benar-benar ingin menjadi seorang biarawati?

Dan ketika melihat kereta keluarga Engelschalf meninggalkan Unsdrell, Fulvia sadar. Irving telah mengingkari cinta di antara mereka. Irving telah membenci cinta di antara mereka. Tetapi Irving telah menyadarinya dan ia telah berusaha memperbaiki kesalahannya. Sementara itu dirinya?

Apakah ia telah memaafkan Irving? Selama ini Fulvia hanya tahu Irving melakukan semua ini demi Trevor dan Richie. Di hari kedua kakak sepupunya itu memperkenalkan Irving, Fulvia sudah menyadari ini adalah rencana keduanya.

Bagaimana mungkin keduanya tiba-tiba memperkenalkan seorang pria padanya sementara mereka selalu berusaha menjauhkan setiap pria yang berusaha mendekatinya?

Bagaimana kedua pria yang senantiasa bertengkar memperebutkan dirinya itu tiba-tiba membantu Irving?

Hanya satu alasan di balik semua ini. Mereka membuat Irving membantu rencana mereka. Mereka pulalah yang membuat Irving memaksanya memilih seorang di antara mereka. Fulvia termenung. Apakah pemikirannya ini benar? Apakah pemahamannya ini tidak salah? Irving tidak menanti perintah Trevor ketika ia melindunginya dari Lewis.

Irving tidak menerima perintah Richie ketika ia mengantar jemputnya setiap hari. Irving tidak pernah memberitahu Trevor maupun Richie ketika ia membawanya ke gunung.

Keduanya pasti telah menahan Irving bila mereka tahu. Keduanya pasti telah melarang Irving bila mereka tahu ke mana Irving akan membawanya. Bukankah gunung adalah tempat yang berbahaya bagi mereka?

Orang Ketiga (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang