BAB 5

1.4K 136 1
                                    

"Mengapa Anda di sini?" Fulvia heran.

Pagi ini Fulvia tengah bersiap pergi kekotaketika pelayan datang memberitahukan kedatangan seorang pria yang tengah menantinya.

Fulvia sangat bingung mendengarnya. Ia tidak mempunyai janji dengan siapa pun pagi ini. Fulvia tidak mengharapakan kedatangan Trevor maupun Richie pagi ini.

Hari Minggu yang lalu ketika mereka berdua datang, Fulvia telah menjelaskan pada mereka posisinya saat ini. Tentu saja ia tidak mengatakan semuanya pada mereka. Ia hanya memberitahu mereka ia harus pergi kekotasetiap hari. Ia telah berjanji pada Audrey untuk menemaninya sepanjang hari. Mulanya kedua sepupu itu tidak gembira mendengar berita yang telah mereka ketahui dari Davies itu tetapi mereka, seperti Countess Kylie, tahu Audrey membutuhkan seorang teman.

Kedua sepupu telah memberikan ijin mereka padanya. Bahkan mereka berkata dengan kepergiannya ini, mereka bisa lebih memusatkan diri pada kewajiban mereka sebagai calon pengganti orang tua mereka seperti yang diinginkan orang tua mereka.

Tanpa berpikir panjang Fulvia langsung menemui orang itu. Davies yang telah mendengar lebih dahulu akan kedatangan pria itu telah berada disanaketika Fulvia tiba.

"Bukankah kita telah berjanji untuk bertemu lagi pagi ini," Irving mengingatkan.

Fulvia teringat sandiwaranya kemarin malam. Ia ingin menjelaskannya pada Irving tetapi Davies berada disana.

"Maaf. Saya kira kita akan berjumpa di tempat kemarin. Saya benar-benar tidak menduga Anda akan datang menjemput saya."

"Saya tidak dapat membiarkan Anda pergi kesana seorang diri, M'lady."

Fulvia merasa ia benar-benar tidak tertolong. Mungkin inilah yang dikatakan satu kebohongan akan membuka kebohongan yang lain.

"Apakah kita bisa pergi sekarang, M'lady?"Irving mengulurkan tangan. Fulvia menyambut uluran tangan itu.

Mata tajam Davies mengawasi setiap tindakan Irving.

"Davies," Fulvia mengeluarkan kepalanya dari jendela kereta, "Aku akan pulang sebelum makan malam."

Davies tidak dapat berbuat apapun selain berkata, "Berhati-hatilah."

Davies tidak menyukai Irving tetapi ia tidak dapat menunjukkannya kepada Fulvia.

"Ini semua gara-gara Trevor juga Richie," Davies menggerutu sambil berjalan masuk. Davies yakin Irving sedang berencana menjadikan Fulvia satu di antara wanita-wanita yang pernah memasuki hidupnya dan itulah sebabnya ia menemui pria itu sebelum Fulvia muncul. Sekali lagi ia memperingatkan pria itu untuk menjauhi Fulvia tetapi pria itu malah berkata dengan sombongnya, "Sebaiknya kau mengatakannya pada adikmu. Ia mencariku bukan aku yang mencarinya."

Davies kesal. Ia ingin sekali melayangkan tinjunya di muka sinisIrvingtetapi Fulvia ada disana. Fulvia pasti akan membencinya bila ia melakukan itu di hadapannya. Davies tahu Fulvia paling tidak suka melihat pertengkaran. Trevor dan Richie juga mengetahui hal itu.

Mereka bertiga tidak akan pernah melupakan bagaimana Fulvia menemukan ketiganya berkelahi memperebutkan sebuah mainan. Kala itu mereka masih kecil. Mereka mempunyai kegemaran yang sama. Mereka menyukai mainan yang sama.

Biasanya, orang tua ketiganya akan membelikan mainan yang sama untuk menghindarkan pertengkaran di antara mereka tetapi kali itu lain. Kali itu Trevor menemukan sebuah kereta-keretaan kayu yang menarik perhatiannya. Sayangnya mainan itu hanya satu dan tidak ada duanya. Trevor sudah sangat tertarik pada mainan sehingga orang tuanya tidak mempunyai pilihan lain selain membelinya.

Trevor yang sangat gembira dengan mainan barunya segera memamerkan mainan itu pada kedua sahabatnya. Ketiganya menyukai mainan baru Trevor itu dan mereka berebut mainan itu sampai berkelahi. Saat itulah Fulvia muncul.

Orang Ketiga (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang