Part 12

8K 420 0
                                    

Happy Reading!

Alex POV

Hari ini adalah hari ke tiga aku berada di Pulau Lombok, pulau yang tidak kalah indah dengan Bali. Kemarin kami baru saja menyelesaikan syuting di pantai pink, butiran-butiran pasir yang berwarna pink yang terlihat jelas jika waktu sudah senja atau di saat pagi hari. Aku mengakui keindahan alam yang terdapat di pulau ini. Hari ini kami akan melakukan syuting di sembalun, membutuhkan waktu kurang lebih tiga jam ke sana. Sembalun adalah salah satu objek wisata yang bersuhu sejuk dan terdapat ladang pertanian yang terhampar di sana. Salah satu hasilnya adalah strawberry.

Baru saja satu jam perjalanan kami dengan menggunakan mobil berjenis hi-ace sudah tercium bau minyak kayu putih, tersangkanya adalah Amanda-salah satu pemeran dalam film ini yang duduk di kursi paling belakang. Jujur saja aku sedikit bingung dengan om Yoyo yang mengajaknya berperan dalam film ini, meskipun ia hanya peran pendukung dan menjalani syuting hanya sampai hari ini tapi tetap saja tidak bisakah om Yoyo mencari pemain lain?

Amanda ini adalah tipe cewek manja yang menurutku juga tidak profesional, kami seringkali harus menunggunya berdandan atau menunggunya yang telat bangun. Padahal ia bukanlah pemeran utama di film ini. Selain itu Amanda ini cewek baper'an, kenapa aku bilang begitu? Karena udah ada korbannya, Darren. Darren pernah tanpa sengaja menghubunginya terlebih dahulu untuk menanyakan sesuatu hal yang aku lupa tentang apa, dan Amanda ini berpikiran bahwa Darren menyukainya. Ia mengatakan pada teman-teman media bahwa dirinya sedang dekat dengan Darren, membuat selama seminggu penuh gosip tentangnya dan Darren beredar di mana-mana. Untungnya Darren cuek-cuek saja, hingga berita itu menghilang dengan sendirinya. Tidak jarang berita-berita seperti itu muncul lagi di media akibat ucapan Amanda sendiri, dan sepertinya dirinya menikmati berita itu.

"Wangi parfum gue kalah sama bau minyak kayu putihnya.." Gerutu Darren yang duduk di sebelahku.

"Makanya lo pijet-pijetin badannya, biar dia baikan..." Ucapku sambil bercanda, tetapi masih dengan suara pelan agar tak terdengar oleh yang lain.

"Ogah! Gila lo!" Aku hanya nyengir mendengar omelannya.

Aku melirik ke kursi di belakangku, yang diduduki oleh Della dan Caca. Della sedang menikmati waktunya dengan membaca novel, sedangkan Caca sibuk dengan handphone di tangannya sepertinya ia sedang bermain game.

"Del..." Panggilku.

"Delll..." Panggilku untuk kedua kalinya, tapi ia tidak juga menyahutnya bahkan Caca yang sedang bermain game yang justru menoleh padaku.

"Sayang.." Panggilku lagi, Gotcha! Dia akhirnya melihatku dan mengabaikan novel di tangannya.

"Gila lo!" Ucapnya dan kembali mengalihkan pandangannya pada novelnya.

Aku langsung mengerucutkan bibirku, Caca dan Darren hanya tertawa kecil melihat kami. Tak lama aku melihat Caca yang mengeluarkan jari telunjuk kanannya dan menaik turunkannya sambil berkata 'kasian deh lo' tanpa mengeluarkan suara. Aku mencibirnya kemudian. Aku sudah mengenalnya karena kami pernah terlibat syuting dengannya satu kali, jadi aku tau dia anak yang baik dan suka bercanda.

"Jangan di godain anak orang.." Canda Theo yang duduk di deretan kursi yang sama dengan Della dan Caca, hanya saja kursinya berjarak dengan mereka.

"Habis dia di panggil enggak nyaut sih..." Kataku.

"Lo berisik sih!" Ujar Della.

"Butuh headset Del?" Tanya Theo masih dengan nada bercanda.

"Enggak usah kak, makasih.." Balas Della. Della memang memanggil Theo dengan sebutan kakak karena ternyata Theo ini salah satu sahabat Frankie-kakak Della, dunia benar-benar sempit ya! Itu sebabnya saat kami semua di pertemukan sore itu, Theo terlihat sangat akrab dengan Della. Jujur aku hampir saja cemburu dan kesal melihat tingkah laku Theo yang sok akrab dengan Della sampai akhirnya aku tau dia sahabat kakak Della. Ternyata Theo ini juga sudah memiliki pacar, jika tidak pasti aku akan mengawasi dan menjauhkan mereka.

"UEKKKK" Terdengar suara dari kursi paling belakang, membuat kami semua yang dari tadi sedang bercanda ria langsung terdiam dan pura-pura tidak mendengar apapun. Untungnya tadi di tengah perjalanan saat Amanda mulai tidak enak badan, manajernya pindah ke mobil yang kami tumpangi mengingat semua manajer atau asisten kami berada di mobil yang berbeda. Jadi dia yang bisa mengurus artisnya itu, karena tidak mungkinkan salah satu dari kami mengurusinya? Apalagi semua pemain lainnya tidak terlihat akrab dengannya.

-

"Bisa enggak sih elo itu serius! Salah mulu dari tadi.." Kata Della saat kami sedang break, selama kami syuting setengah jam ini sudah tiga kali aku salah mengucapkan dialog. Tetapi Della? Ia bahkan belum pernah sekalipun salah, justru sutradara kami memuji kehebatan aktingnya. Dia sangatlah profesional.

"Sorry deh, habis gue enggak konsentrasi di depan cewek cantik.. EITSSS" Aku sudah bersiga saat melihat Della yang menggulung kertas skripnya dan mau memukulku dengan kertas itu.

"Makanya jangan gombal!"

"Hehehe, gue enggak akan salah lagi deh. Tapi kalau elo yang salah setelah ini gimana?"

"Enggak mungkin.." Ucapnya dengan percaya diri.

"Kalau, Del... Lagian lo manusia juga kan? Pasti nanti akan berbuat salah.."

"Gue enggak mungkin salah.."

"Iaa gue tau, tapi kalau seandainya salah gimana?" Kataku dengan memberi penekanan pada kata 'seandainya'.

"Ck, lo mau apa kalau gue salah?" Katanya akhirnya.

"Dinner bareng gue nanti malam? Deal?"

"Ok! Deal!"

'Wow segampang itukah ia langsung menyetujuinya? Gue harus cari akal nih.' Ucapku dalam hati.

Ia berjalan menjauhiku dan bersiap-siap untuk take selanjutnya.

***

"Gue cinta sama elo.." Gumamnya pelan di telingaku yang hanya bisa di dengar olehku saja, membuat keningku langsung berlipat.

Cinta? Perasaan enggak ada dialog itu di skrip.

Ini manusia otaknya udah miring kali ya? Katanya enggak bakal salah lagi!

"Elo salah lagi Alex!" Tanpa sadar aku mengucapkannya dengan keras.

"CUT.." Teriak sutradara kami, membuat aku menoleh langsung pada om Yoyo.

"Della, dialog itu enggak ada di skrip. Dan namanya Nikko, bukan Alex." Ucap om Yoyo dengan nada yang lembut, menyebutkan kesalahan yang aku lakukan sampai tiba-tiba syuting di cut mendadak. Di skrip memang tidak ada dialog itu, karena murni tadi adalah perkataan dari otakku sendiri dan juga nama Alex dalam skrip adalah Nikko.

"Ahh, maaf om.." Kataku pelan.

"Oke enggak apa-apa. Kita ulang yaaa.." Kata om Yoyo sambil tersenyum. Om Yoyo memang sangat baik, ia tidak memarahi kami dengan kasar jika ada kesalahan yang kami perbuat. Justru dia yang terkadang membuat kelucuan untuk menghilangkan rasa kantuk atau bosan kami selama syuting berlangsung.

Aku menatap Alex yang sedang tersenyum penuh kemenangan.

'Sial!'

***

Please Vote n Comment ya Guys...

Thanks before...


09-03-2017

Hello Selebriti! (COMPLETED- TERBIT DI GOOGLE PLAY BOOKS )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang