"APA? Lo kalo ngomong jangan gemetar gitu. Lo enggak ngira gue bakal nonjok lo, kan?" pertanyaan menyudut dari seorang Raden Ajeng Judyrastika tentu saja membuat seorang Novan yang lebih pendek darinya itu menciut, takut, gugup. Mata Judy menusuk ke arah laki-laki itu, seolah mengatakan bahwa spesies terbodoh di muka bumi ini adalah Novan.
Novan berusaha mengumpulkan keberaniannya untuk berbicara, tapi sayang, lagi-lagi dia hanya bisa tergagap.
Judy menoleh ke arah Myla dengan tatapan jengkel. Yang ditatap jadi grogi. Pasalnya, kalau Judy sedang marah seperti ini, Myla saja enggak mau ganggu.
"Langsung aja ke intinya," kini Judy menepuk roknya sekilas, berdiri, menatap ke bawah, tepatnya ke arah Novan yang berbeda sepuluh senti darinya. "Daffa jalan sama Ashilla? Oh, dia SE-LING-KUH?"
Kantin lengang untuk beberapa detik, menyerap informasi tersebut untuk disebarkan ke masyarakat SMA Pemuda Satu. Tentu saja, biang gosip di sekolah ini senang dengan berita hangat yang dilemparkan secara suka rela oleh Judy.
"Eee..., i-iya," suara Novan semakin kecil sampai hanya Judy yang bisa mendengarnya.
Judy mendengus. Novan menciut. Myla menarik napas perlahan, lagi-lagi Judy bikin heboh satu sekolah."Dy, makan dulu aja," bujuk Myla. "Enggak baik, lho, kalo makanannya dianggurin."
Acuh tak acuh, Judy melihat ke arah Myla. "Gue ada urusan penting, duluan ya, Myl."
"Judy!" panggil Myla, namun Judy sudah berjalan tegap meninggalkan kantin, tampak Novan mengembuskan napas lega ketika Judy melewatinya.
Ah, ada saja orang yang membuat rasa masakan Ibu Kantin jadi hambar karena ucapannya. Dan hari ini, karena ucapan Novan. Judy merutuk laki-laki itu sepanjang perjalanan menuju kelas orang yang lebih terkutuk dibanding Novan, Daffa.
"Daffa!" teriak Judy menggelegar ketika sampai di kelas laki-laki itu.
Di sana. Bergerombol bersama teman-temannya yang lain. Saat mendengar suaranya, Daffa langsung menoleh ke arah Judy. Dia melambaikan tangannya, namun lambaian itu melambat ketika melihat wajah Judy murka.
Judy masuk ke kelas itu dengan sisa kemarahan yang ada. Ya, Judy akan marah seelegan mungkin. Dia bukan tipe orang yang meledak-ledak. Hanya berbicara apa adanya, tapi menusuk.
"Gara-gara gue enggak mau dipeluk-peluk, dicium-cium, makanya lo kegatelan sama Ashilla?" todong Judy langsung.
Di kelas itu, Dean ada, duduk di pojok kelas dengan headphone di telinganya. Dean mencopot headphone-nya, lalu ikut mendengar percakapan Daffa dengan Judy. Wajahnya menunjukkan ketertarikan nyata dan jahil yang tidak terkira.
"Ka-Kamu ngomong apa sih, Sayang?" tanya Daffa, gugup setengah mati dibalik senyum tipisnya.
"Iya atau enggak?" tanya Judy.
KAMU SEDANG MEMBACA
HSS (1): Daisy
Teen FictionKeluarga harmonis, teman-teman selalu ada di sampingnya, paras cantik, bahkan otak yang terbilang cerdas. Semua dimiliki oleh Judy. Apa pun yang kamu inginkan, dia punya. Tinggal sebutkan saja, Judy akan memberi dengan cuma-cuma-tentunya, dengan ca...