Untuk BAB 9 ketika Panji dan Lagas mengucapkan kata-kata kasar, aku ingin mengklarifikasikannya. Sebenarnya aku enggak mendapat bentuk protes dari kalian atas hal tersebut, namun aku rasa, aku perlu menjelaskan. Ketika Panji mengucapkan kata itu pada Lagas, itu semata-mata hanyalah progress yang inign aku perlihatkan. Karakter keras Panji akan dibawa kemana ketika cerita Daisy berakhir. Semata-mata, aku hanya ingin memberikan amanat. Ini masih awal cerita, kita belum tahu latar belakang seorang Panji dan ke depannya dia akan seperti apa. Bisa jadi dari karakter Panji maupun Judy dan Lagas, kita bisa menemukan hikmah yang bisa diambil. Tujuan awal aku menulis cerita Daisy adalah menyampaikan amanat yang tersirat. Kata-kata Panji dan Lagas di BAB 9 bukan untuk ditiru karena itu bukan hal baik. Sekian cuap-cuapnya, sebenarnya aku menjelaskan ini karena sepertinya ada beban berat ketika menceritakan Panji-Lagas. Dan seingatku, ini pertama kalinya aku menulis kata-kata kasar. Sebelumnya aku tidak menggunakan. Bila cerita ini naik cetak (aamiin), kata-kata itu pasti akan diganti menjadi yang lebih pantas.
"Bagaimana kalau orang yang kamu diskusikan dengan orang lain ternyata lebih baik darimu? Sudahkan kamu berpikir ulang?"
(Judy Harus Berpikir)
KETIKA kepala sekolah dengan resmi mengakhiri acara Pengenalan 2P dalam upacara pagi ini, hal pertama yang Judy lakukan adalah ke kantin. Bagaimana tidak? Dia dijemur selama dua jam! Mendengarkan pidato kepala sekolah dan menonton penyerahan apresiasi pada pengurus Pertukaran Pelajar bukan hal menyenangkan baginya.
Judy kali ini tidak menarik Lema bersamanya. Lema tidak terjangkau, entah kenapa mereka terpisah dengan alasan, harus berbaris dengan teman yang tidak satu SMA asal. Jadilah, Judy harus bergerak menjauh dari sahabatnya.
"Pak, es jeruknya satu, ya," ucap Judy ketika sampai di salah satu stan.
"Pak Jaenaaab! Dua kopi yang biasa, ya!"
Dari arah belakang, dua siswa lantas menyerobot Judy tanpa melihat ke arahnya. Bahkan mereka langsung menyerbu penjual minuman tersebut agar pesanan mereka disegerakan. Membuat penjualnya kikuk karena mereka memang pelanggan. Mata Judy memicing. Orang-orang kayak gini nih, yang harus musnah. Budaya mengantri mungkin bagi sebagian orang adalah masalah sepele, tapi, bagi yang sudah diserobot seperti ini, rasanya pengen ngelindes!
KAMU SEDANG MEMBACA
HSS (1): Daisy
Teen FictionKeluarga harmonis, teman-teman selalu ada di sampingnya, paras cantik, bahkan otak yang terbilang cerdas. Semua dimiliki oleh Judy. Apa pun yang kamu inginkan, dia punya. Tinggal sebutkan saja, Judy akan memberi dengan cuma-cuma-tentunya, dengan ca...