BAB 10

67.1K 8.3K 711
                                    

"Dalam awal dan akhir, selalu ada cerita di dalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dalam awal dan akhir, selalu ada cerita di dalamnya. Aku hanya berharap, dalam ceritamu, aku muncul, meski hanya satu kata."


(Semoga Judy Enggak Bandel Lagi)

PAGI selalu menjadi waktu yang terbaik bagi Judy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PAGI selalu menjadi waktu yang terbaik bagi Judy. Ah, bukan bagi Judy, tapi bagi orang-orang di sekitarnya. Karena hanya pada pagi hari, Judy jujur terhadap perasaannya sendiri.

Seperti pagi ini. Ketika bangun dari tidur, Judy langsung mendorong-dorong badan Lema.

"Le... maafin gue, Le! Iya, gue yang salah. Tapi, lo jangan diemin gue kayak gini. Gue janji, gue bakal ikutin tuh acara Pertukaran Pelajar, asalkan lo mau ngomong lagi sama gue," karena Lema masih saja diam, Judy langsung terisak, nangis. Padahal Lema diam karena dia masih di alam mimpi. "LEEE, MAAFIN GUE, HUHUHUHU."

Suara Judy yang menggelegar membuat mata Lema membuka, kaget. Lema menoleh ke arah Judy. Di sana, sahabat sejak kecilnya sudah duduk sila, nangis beneran. Kedua tangannya mencengkram selimut Lema. Pipi Judy memerah.

Ya ampun.

"Jud, kenapa, Jud?!" tanya Lema panik sendiri.

Judy masih saja terisak.

"Jud, lo enggak kenapa-kenapa, kan?!"

"Leeee."

"Iya, kenapa?"

"Leeee."

"WOI, ET DAH," Lema mulai tidak sabar. "Kenapa, Raden Ajeng Judyrastika-ku yang kusayang?"

"Leeee... gue jadi kebelet pup...."

Lema tepok jidat. Harusnya dia sudah menduga.

"Ya udah sana, pup dulu, terus ngomong," oceh Lema.

HSS (1): DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang