BAB 12

71.7K 8.3K 1.2K
                                    

"Aku takut dengan keceriaan dirimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku takut dengan keceriaan dirimu. Aku yang kelam ini menjadi mudah terlihat. Aku takut kamu pergi karena kelamnya hati ini."

(Ada yang Kangen Judy–Tumben)

(Ada yang Kangen Judy–Tumben)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"MYL!"

Seruan itu membuat Myla menoleh dan langkahnya terhenti. Ternyata Dean. Berlari ke arahnya dengan cepat. Tahu-tahu, laki-laki berperawakan tinggi itu sudah sampai di hadapan Myla, tanpa sulit mengatur deru napasnya. Untuk ukuran laki-laki seperti Dean, Myla tahu kalau dia sangat menjaga kesehatannya. Hanya hitungan jari mungkin Dean memakan makanan cepat saji.

Aduh, Myl, berhenti meneliti seseorang. Apalagi kalau orangnya adalah sahabat sendiri.

Myla tersenyum. "Buru-buru banget. Kenapa?"

Dean masih sempat membalas senyum Myla sebelum menjawab. "Ketemu sama Jud-Jud, yuk! Gue kangen nih denger suara gorila ngamuk."

Myla jadi ingat pengakuan Judy kalau Dean menembaknya. Astaga. Astaga. Apa yang harus Myla lakukan? Dia tidak bisa membohongi ekspresi wajahnya. Dan Dean orang paling cerdas dalam meneliti ekspresi.

Alis Dean mengerut. "Myl, lo udah tau, ya?"

"E-eh, tau apa?" tanya Myla seraya mengusap tengkuknya yang merinding. "Ayo ke sana. Kalo enggak salah sih, sehari sebelumnya harus kasih kabar."

"Myl, ah, lo enggak bakat sok-sok enggak tahu. Judy pasti udah cerita," cengir Dean seolah ucapannya sangat ringan. Myla tidak pernah mengerti orang-orang yang bisa dengan mudahnya membicarakan perasaan. "Judy nolak gue, bukan berarti kita berhenti sahabatan, kan? Jud-Jud, Talu, Sergy, lo, sama Lema, kita semua tetep sahabatan. Enggak ada yang berubah."

Rasanya, koridor tempat Myla dan Dean berbicara menjadi sangat sepi. Tidak ada obrolan orang lain. Hanya ada Myla yang begitu rapuh mendengar ucapan Dean. Dan Dean yang tegar menerima kenyataan itu.

"Lo serius?" tanya Myla. "Lo serius, kalo lo baik-baik aja?"

Pertanyaan itu ditanyakan dengan pelan, seolah tidak ingin terucap, namun toh, tetap saja diucapkan.

HSS (1): DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang