Part 22

10.4K 611 45
                                    

Hmm NC lagi

Jangan lupa vote ya 😊

************************************

"oke jika itu maumu"

Ia bangkit dan duduk berjongkok didepanku. Terlihat ia menatapku tajam, matanya sedikit berkaca. Taehyung mengambil sesuatu dari saku celananya.

"tapi jika ini belum terlambat, bisakah kita kembali bersama?" suaranya sedikit bergetar. Telapak tangannya terbuka dan didalamnya terlihat sebuah cincin.

"aku selalu memimpikan hari tuaku saat bersamamu. Bahkan kita telah melewati seperempat umur kita untuk bersama, aku tak akan menyia-nyiakan semua waktu yang sudah kita habiskan. Aku sudah berjanji pada ibumu untuk menjaga dan melindungimu, betapa bodohnya aku yang mengabaikan itu semua"

"kembalilah padaku jika sudah waktunya tiba dan aku akan memperlakukanmu jauh lebih baik" ia hendak memasangkan cincin tersebut pada jariku namun dengan cepat aku mengelaknya.

"mianhae, aku tak bisa berjanji apapun padamu Tae" terlihat airmata menetes dari matanya saat ini. Ia menatap kebawah dan airmatanya menitik ke bagian pahaku yang terekspos.

"kau harus bisa berjanji padaku! Kita buat semua ini terlihat lebih mudah" awalnya ia membentak namun perlahan suaranya melembut, kemudian mengusap kasar airmatanya.

Airmataku tak bisa berhenti mengalir, ada setitik rasa kasihan jika harus meninggalkannya dalam keadaan seperti ini. Namun aku sudah mengurus semua surat kepindahanku ke LA. Aku tak bisa membatalkannya karena bukan hanya menyangkut diriku, tapi juga Jungkook.

"kumohon terima cincin ini. Ibuku yang memberikan ketika ia masih hidup. Dia bilang aku harus memberikan ini kepada calon istriku nanti"

"berikan pada calon istrimu nanti Tae"

"aku sudah terlanjur berkata padanya sebelum meninggal bahwa calon istriku adalah kau. Jadi kumohon pakailah, jangan mempersulit"

"dari awal kau yang mempersulit semuanya Kim Taehyung! Hiks hiks" aku hanya bisa menunduk menutup kedua mataku dengan telapak tangan. Kurasakan kepalanya berada dipahaku saat ini. Ia berbaring disana.

Sejenak kami hanya menangis dengan pikiran masing-masing.

"kapan kau akan pergi?" tanyanya dengan kepala yang masih berada dipahaku, sedangkan wajahnya ia miringkan kesebelah kanan.

"tiga hari lagi" ucapku dengan meletakkan kepalaku di atas kepalanya.

"berapa lama?" tanyanya lembut, lebih mirip seperti bisikan.

"molla" aku tak bisa menjawab apa-apa. Aku sendiri juga tidak tahu berapa lama aku akan pergi.

"aku punya dua permintaan. Hanya dua, aku janji tak akan lebih"

"katakan" ucapku dengan memainkan jarinya.

"pertama, pakailah cincin ini" kepalanya ia bangkitkan dan menatapku. Aku ragu, aku yakin cincin itu adalah peninggalan satu-satunya dari bibi Kim.

Aku mencoba menggeleng.

"kumohon" aku tak tega melihat ia yang begitu berantakan saat ini.

Aku mengangguk dan ingin meraih cincin itu namun ia menghindar.

"biar aku yang memakaikan" aku mengangkat kedua alisku kemudian aku mengangguk.

Perlahan ia memasukkan cincin itu kedalam jari manisku. Apa ini artinya aku akan terikat dengannya? Bahkan cincin ini sangat pas dijariku, tak longgar ataupun terlalu kecil. Ia tersenyum.

Someone Like You - [M] KTH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang