12.

2.9K 138 0
                                    

VOTE DULU SEBELUM COMMENT ! ^^

***

"Lovana!"

"Lovana, budek!"

"Lovana Balbina Claire!!!"

Aku berhenti berjalan dan menoleh malas pada laki-laki yang sedari tadi mengikutiku. Ergh, apa maunya?

"Apa sih kak?!"

Davian mengerjap, mungkin merasa kaget karena bentakanku barusan. Habisnya aku sedang tidak mood segalanya dan orang ini malah mengangguku terus-terusan.

"Heh, lo kenapa?"

Aku mendengus saja dan melanjutkan jalanku ke parkiran. Perduli sapi dengan semuanya, aku tidak ingin di ganggu.

Tiba-tiba saja tanganku di tarik oleh seorang, membuatku akhirnya dengan paksa berbalik lagi. Dan ya, Davian dengan wajah penuh tanya menatapku.

"Apaan sih kak?! gue mau pulang."

"Lo kenapa? Lagi PMS ya?"

Aku mengangguk, "Cepetan ada apa, gue balik nih."

Davian tertawa dan menggeleng-gelengkan kepalanya, "Gue punya berita baik yang pasti buat bete lo ilang."

"Apa?" kataku penasaran namun masih memasang wajah malas. Paling tidak jauh-jauh dari Bara dan itu malah sering tak penting menurutku.

"Kasih tau nggak ya...." oloknya padaku. Aku mencubit lengannya keras, membuat ia mengaduh sakit dan beberapa orang sekarang memperhatikan kami. "Sakit!!!"

"Kasih tau nggak?! Gue cubit lagi nih."

"Iya iya," Davian mengusap-ngusap tangannya yang memerah karena cubitanku, "Lo di kasih satu kesempatan sama Bara. Jadi sekarang lo bisa anggep dia kaya pacar beneran, cuma percobaan kok." katanya datar tanpa ekspresi, wajahnya saja masih menunduk menatap tangannya.

Aku terdiam. Belum bisa mencerna perkataan Davian.

Davian memukul kepalaku, "Ergh, oon."

"Gue nggak ngerti."

"Jadi begini Lovana kesayanganku, lo anggep dua minggu sebelum UAS ini Bara pacar lo dan dia bakal anggep lo begitu. Tapi ini cuma percobaan doang ya."

Mataku terbelak, mulutku menganga sehingga aku yakin lalat saja bisa masuk dengan lancar, "Are you fucking kidding me?!"

"Sayangnya, gue nggak bercanda dan lagi serius."

"WHOAAAAAAAAAAAAAA!" aku langsung berteriak keras, berjoget-joget kecil dan akhirnya memeluk tubuh Davian. "Lo serius kan?!!"

"Iya! Udah dong lepasin, gue malu sama nggak bisa nafas nih." jawabnya berusaha melepaskan pautan pelukan kami.

Aku langsung melepaskan pelukanku dan berjoget-joget lagi, airmata terharuku muncul. Aku pacaran sama Bara. Aku jadi pacar Bara. Yippi!

"Inget ya cuma percobaan. So, lo harus tunjukin kalau lo emang pantes jadi pacar dia."

"Tapi kok cuma dua minggu sih? terus kan kalau emang sampai sebelum UAS pasti pacarannya kepotong gara-gara belajar UAS." kataku melas. Aku cuma waktu pacaran yang paling top hanya seminggu, seminggu laginya Bara pasti sibuk belajar.

"Emang hidup lo sama dia pacaran doang apa?! Ya siapa tahu aja pas seudah UAS Bara mau ngelanjut gitu atau malah nembak beneran."

Aku nyengir kuda, lalu kemudian joget lagi, berputar-putar disini atau memutari tubuh Davian sambil bernyanyi riang, membuat Davian meringis dan menarik-narik tanganku agar pulang.

[1] Fortune CookiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang