13.

2.7K 131 1
                                    

VOTE DULU SEBELUM BACA~~

HAPPY READING!

****

"Ms. Crazy dateng." kata Revan, teman sekelasku yang langsung berteriak seperti itu ketika aku baru saja masuk ke kelas. Aku hanya menjulurkan lidah dan kemudian tersenyum serta menyapa beberapa teman kelasku yang sudah datang.

"Lo kenapa sih? minggu minggu ini senyam senyum terus kaya orang gila. Lo sehat kan?" Cindy, bendahara kelasku, menyimpan telapak tangannya pada dahiku. "Sehat kok."

"Ih, gue sehat tau. Giliran gue galau di omelin, keliatan bahagia terus di protes juga." sungutku kemudian menyimpan tas di meja tepat belakang gadis ini.

"Lo punya korban baru ya?"

Aku menggeleng, kemudian duduk di mejaku dan mengeluarkan iPod. Mulai menyetel lagu-lagu beat dan men-skip lagu-lagu mellow yang biasa ku dengarkan jika sedang galau.

Kalau kalian bertanya-tanya apa maksud dari perkataan Cindy tentang korban baru maksudnya adalah calon laki-laki yang akan ku mainkan saja atau mungkin hanya di jadikan sesaat untuk bermain-main. Katakan aku jahat, tapi demi apapun itu dulu. Lagipula aku sudah tak mencari korban baru sejak tiga bulan yang lalu, sesudah akhirnya jatuh cinta pada Bara.

Ketika semua murid kelasku sudah duduk di kursinya masing-masing, tak lama kemudian guru bahasa Indonesia datang, guru yang rajin membuatku mengantuk dan malah memilih memainkan ponsel sekedar membuka social media atau mendengarkan lagu. Tapi anehnya, aku malah memerhatikan bapak-bapak yang umurnya ku yakin lebih dari empat puluh tahun, bahkan aku sesekali menjawab.

Well, perubahan ini membuat semua murid kelasku langsung menoleh ke belakang --karena aku kebagian duduk di belakang-- jika aku mengangkat tangan dan guru itu menyebutkan namaku untuk mempersilahkan aku menjawab.

Getaran pada ponselku akhirnya membuat aku merogoh saku dan melihat bahwa ada dua pesan masuk, satu dari ketua kelasku dan satu dari Davian. Aku membaca dari Ketua kelasku.

From: Ibu KM

To: Me

Lova, kamu kenapa sih senyum terus? Perubahan yang bagus kok :)

Aku mengetik pesan setelah mengecek ke arah depan takut-takut ketahuan guru itu. Ketua Kelasku perempuan, ia cantik, pintar, lemah lembut, pengertian dan perhatian. Setiap murid yang kadang bermasalah dengan pelajaran atau sekolah akan ia bimbing, memberi saran sedikit demi sedikit. Tak jarang aku curhat padanya, bahkan hampir semua tentang Bara aku ceritakan padanya. Sering sekali ia bertanya tentang keadaanku, dan ia sudah ku anggap seperti sahabatku sendiri.

Kemudian aku membuka pesan dari Davian dan mulai membacanya.

From: Davian

To: Me

Belajar yg bener! Jangan maenan hp terus. -Bara

Aku tersenyum lebih lebar lagi. Sungguh, rasanya aku tidak akan bosan tersenyum terus-terusan untuk yang satu ini. Ku ketik balasan dengan cepat, kemudian memperhatikan lagi.

God! Para kupu-kupu mulai bertebaran di perutku, bahkan jantungku berdetak dengan cepat.

Aku sudah mulai menjadi pacar bohongan Bara. Bo-ho-ngan. Ya tapi tetap saja Davian bilang aku jangan merasa terbebani dan terlalu memikirkan hubungan percobaan ini. Davian berpesan bahwa aku harus membuat Bara jatuh cinta padaku atau malah klepek-klepek Haha.

Selama tiga hari ini --sekarang hari keempat-- kami berdua --Aku dan Bara-- bertingkah seperti biasa, aku yang berisik, Bara yang diam. Tapi setidaknya aku bersyukur, ia lebih sedikit perhatian padaku, ia juga tak sering mendiamiku. Seperti contoh ia menyuruhku sholat dan ngaji lewat pesan, mengingatkan belajar dan lain-lainnya.

[1] Fortune CookiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang