XIX. Misi yang "sesungguhnya"

66.5K 2.2K 36
                                    

Rezer bangun, dia merasa tubuhnya sedikit kaku lantaran tertidur cukup lama di sofa dengan posisi duduk. Kepalanya juga terasa sangat berat. Dilihatnya jendela besar yang ada di sana, di luar masih gelap. Rezer pun langsung melihat jam di tangannya. "Jam 4 pagi..." gumamnya.

Dia ingat, semalem Nayla pulang. Tapi karena terlalu capek, dia sampe ketiduran.

Begitu sampai di kamar, Rezer melihat Nayla nggak ada di sana. Tempat tidur pun masih rapi. Dia lalu keluar kamar dan memasuki kamar lainnya, Nayla juga nggak ada.

"Kamu tetep ngelanjutin sandiwara ini meski aku udah tau?" Kata Rezer bicara sendiri. "Dan kamu pikir kali ini aku bakalan cari kami lagi? Kamu salah."

Rezer pun kembali ke kamar mereka dan melanjutkan tidurnya karena masih sangat mengantuk. Dia yakin, bahkan sangat yakin kalo semalem pasti Nayla keluar diem-diem lagi dan menginap di rumah Dizza atau Tiar.

★★★

Dua hari kemudian...

Tok Tok Tok!

Dizza berulangkali mengetuk pintu rumah Nayla dan Rezer. Dia dan Tiar merasa jengah karena terlalu lama menunggu diluar tapi nggak ada yang bukain pintu.

"Gini nih kalo rumah sebesar ini tapi nggak ada pembantunya, repot." Rutuk Tiar.

TOK TOK TOK!

"PERMISIIIIII."

"NAYLAAAAAA."

Ceklek! Akhirnya pintu terbuka juga. Rezer yang terlihat masih setengah mengantuk, menyuruh Dizza dan Tiar masuk. Tanpa tau malu, kedua wanita itu pun masuk.

"Ez, Nayla masih tidur ya? Kita ke atas ya?!" Kata Dizza. Mereka berdua langsung melangkahkan kaki tanpa perlu menunggu izin Rezer.

"Udah nggak usah akting lagi. Ngapain sih kalian kayak gini? Nggak capek apa?" Kata Rezer sambil duduk bersandar di sofa lantaran masih sangat ngantuk.

Langkah Dizza dan Tiar terhenti.

"Maksud lo?" Tanya Tiar kebingungan. Begitupun Dizza, dia sama sekali nggak ngerti maksud dari kata-kata Rezer barusan.

"Nggak usah belagak begok gitu deh. Kalian dah jelas-jelas tau kalo gue ini nggak bodoh. Apalagi rencana kalian itu udah pergokin kemaren. Masih mau dilanjutin?"

Dizza dan Tiar saling pandang.

"Ez, sumpah deh kita nggak ngerti. Maksudnya apa sih? Akting... emang kita lagi mainin sandirawa apa?" Kata Dizza dengan nada yang jelas Rezer tau kalo dia serius.

Wajah Rezer mengeras. Ngantuknya hilang. "Gue perjelas. Dengan kalian nyembunyiin Nayla dua hari ini, bukan berarti gue bakalan cemas dan nyariin dia. Apalagi setelah gue tau kalo ini cuma permainan kalian."

Lagi-lagi Dizza dan Tiar saling pandang.

"Maksud lo kita nyembunyiin Nayla?" Ulang Dizza.

"Jadi maksud lo Nayla nggak ada?!" Lanjut Tiar.

Rezer nggak menjawab, dia masih percaya kalo Nayla disembunyiin sama dua wanita itu.

"Ez, lo jangan main-main deh. Kita kesini justru karena dua hari ini kita nggak bisa ngehubungi dia." Dizza mulai pucat.

"Iya. Ez, lo becanda kan?"

Rezer mulai tegang. Dari wajah dua wanita itu, dia sama sekali nggak melihat adanya kebohongan. Malah rasa cemas begitu besar mereka tampakkan.

"Kalian nggak lagi main petak umpet sama Nayla?" Tanya Rezer.

Dizza dan Tiar menggeleng berbarengan.

"Astaga, Rezer! Nayla ngilang 2 hari dan lo cuma diem di rumah dengan tenang? Lo gila ya?!" Dizza mulai ngamuk. "Lo bahkan nggak menghubungi kita sama sekali untuk sekedar nanyain keberadaan dia?"

Rezer mulai khawatir. Dia bener-bener mengira kalo Nayla lagi berada di rumah Dizza ataupun Tiar. Dia nggak pernah nyangka kalo ini serius.

"Kalian bener nggak lagi mainin gue kan?" Tanya Rezer sekali lagi.

"Ez, lo nggak bisa lihat kalo emang ini serius?!" Maki Dizza.

Sejak tadi, Tiar udah sibuk nelponin beberapa temen mereka yang mungkin melihat atau pernah dihubungi oleh Nayla.

Rezer langsung mengeluarkan hape dari kantong celananya. Dia menelpon Mama Nayla, orangtuanya, sodara-sodaranya, tapi nggak ada yang tau keberadaan Nayla. Ini malah semakin membuat semua orang cemas.

"Dua hari, Ez. Kita bahkan nggak tau apakah Nayla masih di kota ini atau nggak." Rutuk Dizza lagi. Dia terus menyalahkan Rezer.

Rezer tau dia bersalah. Bahkan sangat bersalah. Dia nggak mikir terlalu jauh hingga membiarkan istrinya itu menghilang gitu aja.

"Kita berpencar, kita cari Nayla. Gue ambil kunci mobil di atas." Rezer langsung menghambur ke atas.

Dizza dan Tiar keluar dari rumah tanpa pamitan lagi. Mereka masuk ke mobil dan melaju kencang.

★★★

Married? OH NO!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang