Nayla membuka matanya, hal pertama yang dilihatnya adalah cahaya terang yang menyilaukan mata dari balik jendela bertirai putih di kamarnya.
Sampai akhirnya, dia menyadari sesuatu...
Wajah Nayla memerah menyadari dirinya sedang dipeluk oleh Rezer. Hangat tubuh suaminya itu sangat terasa menempel di tubuhnya. Dia dan Rezer berada di dalam selimut yang sama, dan sama-sama tanpa memakai sehelai benang pun.
"Morning..."
Sebuah sapaan yang mengagetkan Nayla, tepat terdengar di telinganya. Jantungnya berdetak cepat, dia bener-bener merasa gugup saat ini.
"Kamu kenapa?" Tanya Rezer, sikapnya seolah-olah nggak terjadi apa-apa semalam. Padahal jelas-jelas semalam adalah malam pertama mereka.
"Eng.. nggak, nggak papa." Nayla jelas berbohong. "Kamu mandi gih, nanti kita telat." Suruh Nayla. Dia menggeser tubuhnya agar Rezer melepas pelukannya.
"Bareng yuk...?" Goda Rezer sambil membelai pipi Nayla yang semakin memerah.
Nayla merasa gerah, wajahnya panas. Ajakan Rezer itu membuatnya semakin gugup. "Apaan sih," katanya sambil berusaha menghindari tatapan suaminya itu.
"Hahaha." Rezer tertawa, dia merasa Nayla sangatlah lucu. Lalu dia bangun dan melilitkan selimut kecil yang ada di antara mereka ke pinggangnya.
Setelah Rezer masuk ke kamar mandi, barulah Nayla bisa bernafas secara normal. Dia menggeser tubuhnya, ada yang terasa perih hingga wajahnya meringis.
★★★
"Wajar dong Nay, Lo kan masih Virgin, jadi pasti sakit." Kata Dizza berkomentar.
"Iya Nay, ini kan yang pertama buat Li, ya wajar aja ada rasa-rasa perih." Sambung Tiar.
"Emang kalian pernah?" Tanya Nayla penasaran.
Dizza dan Tiar saling pandang, lalu kompak menggelengkan kepala denga cengiran yang menandakan kalo komentar mereka itu cuma sok tau.
"Kirain pernah," Nayla cekikikan.
Dizza lalu mendekatkan tubuhnya dan berbisik pada Nayla, "gimana rasanya?" Tanyanya penasaran.
Nayla langsung tersedak, pentol bakso yang sedang dikunyahnya terasa nyangkut ke tenggorokan. "Ihhhh kepo!" Katanya membalas pertanyaan Dizza.
"Hihihi, kan pengen tau Nay." Kata Dizza sambil menggaruk-garuk kepala dan cengengesan.
"Pengen tau banget?" Tanya Nayla sambil sedikit berbisik.
Kedua sahabatny mendekatkan kepala mereka sambil mengangguk pensaran.
"Beneran mau tau?" Tanya Nayla lagi.
Dizza dan Tiar makin mengangguk antusias.
"Makanya nikah! Hahaha." Nayla tertawa terbahak-bahak.
Sadar telah dikerjain, Dizza dan Tiar pun langsung merengut.
"Hahahaha." Nayla masih tertawa dengan gelinya. Tanpa dia sadari ada sebuah tangan yang menutupi matanya dari belakang.
Nayla meraba tangan itu, terasa halus namun kekar. Dia nggak perlu menebak, dia yakin itu tangan Rezer. "Ez..." panggil Nayla sambil melepaskan tangan itu dari matanya. Dan...
"Hay!" Nathan berdiri tepat di belakang Nayla.
Jantung Nayla berdetak cepat, bukan karena gugup melainkan takut. Dia nggak nyangka Nathan seberani itu menyentuhnya.
Wajah Dizza dan Tiar pun cemas. Di sekolah ini, nggak banyak yang tau kalo Nayla itu udah nikah sama Rezer. Kalo pun berita itu sempat beredar, tapi rata-rata nggak ada yang percaya dan hanya menganggap itu gossip.
Nathan dengan santainya duduk di samping Nayla, dekat sekali. Senyumannya jelas menunjukkan kalo ketua osis yang diidolain banyak cewek itu sedang naksir sama Nayla.
"Emmm, hay..." sapa Nayla, kaku. Nayla memberi isyarat melalui lirikan matanya pada Dizza dan Tiar, menanyakan kalo dia harus gimana menghadapi Nathan. Terlebih gimana kalo sampai Rezer ada di situ.
"Nathan, Lo nggak sibuk emang? Biasanya ngurusin OSIS sampe lupa waktu." Tanya Tiar. Sedikit basa-basi dan berbau pengusiran.
"Sekarang ada yang lebih menarik ketimbang OSIS." Jawab Nathan. Matanya mengarah ke Nayla yang artinya, sesuatu yang lebih menarik itu adalah NAYLA.
Nayla, Dizza dan Tiar pun saling pandang.
"Wahhhh, ternyata sekarang selain suka buku, Lo juga suka cewek ya?" Goda Dizza. Dia berusaha memecah kecanggungan.
"Hahaha." Nathan tertawa.
"Astaga!" Nayla menepak jidatnya. Ketiga orang itu langsung menoleh padanya. "Kita kan ada tugas sekolah dari Bu Saraswati, kalian lupa?" Tanya Nayla pada Dizza dan Tiar.
"Tugas apaan? Perasaan..."
Dizza langsung menginjak kaki Tiar dari bawah meja. Dia keki banget karena sahabatnya yang satu itu LoLa alias Loading Lama. Udah jelas-jelas Nayla berusaha cari alesan untuk pergi dari situ.
"Oh iya, iya iya iya ada tugas." Tiar langsung merespon cepat. Walau responnya ini terlihat sangat kaku dan terkesan berbohong.
"Mau gue bantuin?" Tanya Nathan.
"Eh nggak usah, kita bisa sendiri kok." Dizza yang menjawab. "Yuk guys!"
Saat Nayla hendak berdiri, Nathan menangkap tangannya. Jantung Nayla berdetak nggak karuan. Aduhhh Nathan mau apa sih.
"Ntar malem jalan yok?" Ajak Nathan tanpa basa basi.
Nayla menggigit bagian bawah bibirnya, mencoba tenang. "Nathan maaf aku..." belum selesai dia bicara, dia melihat sosok Rezer berdiri tepat di pintu masuk kantin.
Rezer menatap tajam ke arah Nayla dan Nathan. Jelas dia marah, tangan istrinya sedang dipegang oleh cowok lain. Lalu dia pergi.
Melihat itu, Nayla langsung refleks menepis tangan Nathan. Tanpa banyak bicara, dia berlari keluar dari kantin, mengejar Rezer.
🌾🌾🌾
KAMU SEDANG MEMBACA
Married? OH NO!!
RomantizmSebagian part telah terhapus, temukan di Google Playbook. Kata kunci, ketik Shantymilan. Nayla dan Rezer, dua orang yang tidak saling mengenal. Hanya karena hal sepele, mereka saling membenci di hari pertama takdir mempertemukan. Nayla dan Rezer tip...