Hari kedua OSPEK...
"Tau nggak, gue setengah mati nyari nih cacing. Nyokap gue sampe ngomel-ngomel karena si Nita, adek gue bagong itu ikut-ikutan ngegali tanah."
"Lo sih enak dapetnya di deket-deket rumah. Nah gue? Sampe harus ke kebon pisang tetangga. Sumpah jauhhhh."
"Iya nih, di kota segede gini susah cari cacing."
Semua mahasiswa baru fakultas kedokteran yang hari ini ditugaskan membawa cacing tanah, mengeluh. Walau hari ini mereka nggak disuruh pakek kostum aneh-aneh lagi, tapi tugas yang diberikan justru bertambah berat.
"Nay, lo dapet dimana tuh cacing kemaren?" Tanya Dizza.
"Kemaren aku sama Ez ke kolam pemancingannya Mang Dadang. Di sana banyak kan tuh cacing yang emang disiapin buat orang-orang yang mau mancing."
"Oh iya, ya. Kenapa gue nggak kepikiran cari di kolam pemancingan. Malah di toko ikan hias pinggiran jalan juga pasti ada yang jual. Bego banget gue sampe harus gali-gali tanah kayak mau ngubur orang, tau nggak, saking dalemnya gue gali."
"Hahaha." Tiar tertawa ngakak. "Gue sih dicariin sama Rendy." Katanya dengan wajah memerah.
"Huhhhh curang!" Dizza pengen banget nyakar muka Tiar. Gimana nggak? Baru kenal Rendy kemaren, eh tau-tau semalem cerita-cerita udah jadian.
"Ayo semua ikutin kita ke ruangan Lab! Cepat cepat cepat!" Terdengar suara Senior memerintahkan untuk mengikuti mereka. "Bawa cacingnya jangan lupa! Tas ditinggal di kelas, terutama Hape."
Pas lagi mau keluar kelas, Nayla merasa ada yang menarik tangannya. Ternyata Rezer. Semua orang jadi memperhatikan mereka lantaran gosip emang udah mulai mencuat dari kemaren siang pas mereka mesra-mesraan di kantin.
"Nay, ntar kamu pulangnya bareng Dizza sama Tiar aja ya. Aku sama Rendy mau ke pameran mobil di PIM. Atau mau ikut?"
Nayla langsung menggeleng. "Capek." Katanya menolak dengan halus.
"Nggak papa kan aku pergi?"
"Emmm boleh nggak ya..." Nayla meletakkan jari telunjuknya ke dagu, pura-pura berpikir.
Tak! Rezer membenturkan keningnya ke kening Nayla hingga istrinya itu mengeluh kesakitan. "Sok-sok-an mikir sih."
"Nayla? Kenapa belum ke Lab?"
Nayla refleks menoleh. Ternyata Nico sudah berdiri di belakangnya dengan wajah sangar.
"Eh, iya Kak. Ini mau ke Lab kok." Katanya sambil buru-buru melepas pegangan tangan Rezer.
"Terlambat bukan hal yang bagus buat kamu, kamu tau kan peraturannya?" Kata Nico dengan nada sinis.
Rezer menatap Nico jauh lebih sinis. Dia nggak suka istrinyo diperlakukan secara overprotective. Cara Nico itu nggak seperti lagi marah ke junior, tapi ada sesuatu yang ganjil.
"Aku pergi." Nayla berbisik ke Rezer lalu berlari kecil menuju Lab. Memang hanya dia sendirian yang tertinggal di situ, tapi dia nggak nyangka kalo Nico juga masih di situ.
"Fakultas mana?" Tanya Nico tanpa basa basi.
"Penting buat lo tau?" Rezer malah terlihat menantang.
"Wah wah wah, berani ya lo. Inget, lo itu anak baru di kampus ini. Dan gue ketua BEM jadi sudah seharusnya lo itu..."
"Hormat sama lo? Ini kampus, Man. Kita sama-sama kuliah di sini. Lo bukan Dosen sampe gue harus hormat sama lo." Rezer hendak pergi, tapi lalu dia berhenti dan bicara, "Nayla, dia nggak bisa lo ganggu. Dia milik gue." Lalu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married? OH NO!!
RomansaSebagian part telah terhapus, temukan di Google Playbook. Kata kunci, ketik Shantymilan. Nayla dan Rezer, dua orang yang tidak saling mengenal. Hanya karena hal sepele, mereka saling membenci di hari pertama takdir mempertemukan. Nayla dan Rezer tip...