Into The New World

5.4K 599 43
                                    

"Annyeonghaseyo"

"Shit!"

Hampir saja Lisa membanting pintunya jika kaki salah seorang dari ketiganya menahan pintu. Siapapun wanita itu, dia beruntung menggunakan sepatu boot. Karena percayalah. Kaki bukanlah pengganjal pintu yang baik.

"Maaf aku tak tertarik bergabung dengan sekte kalian!"

"T-Tunggu nona Lisa! Kami tidak-"

"Maaf Nyonya, aku sudah punya agama. Buddha kalau anda penasaran. Kamar diujungn sana, penghuninya seorang mahasiswa atheis. Tawari dia saja"

Adegan tarik-menarik yang sebenarnya terlihat konyol itu masih berlangsung. Lisa yang mempertahankan pintunya berusaha menutup, dan wanita ber-coat hitam panjang dengan boot dan kacamata hitam yang memaksa membuka pintunya.

"YAH POKPAK!!"

Lisa tertegun. Melepas begitu saja pegangan pada pintu apartemennya yang otomatis terbuka lebar. Satu dari tiga orang yang berdiri dihadapannya menghampirinya dengan tertatih. Sebelah kakinya di gips dan sebuah kruk membantunya melangkah pelan ke arah si gadis.

Penampilan pria itu begitu sederhana. Dengan sebuah kaos oblong, hoodie hitam, celana training, snapback merah, tak lupa masker dan sneakers putih. Terlihat pas dan tak mencolok. Ia menurunkan maskernya perlahan, menunjukkan gummy smile yang menggemaskan.

"Khuṇ mị̀ dị̂ khidt̄hụng c̄hạn?"

(Kau tak merindukanku?)

Pertahanan Lisa runtuh. Ia menerjang pria itu, membawanya dalam pelukan hangat. Segalanya terasa begitu alami saat air mata mulai mengalir, ia terisak dalam tawanya. Lisa bahagia, namun begitu bingung dan terkejut. Rasanya seperti mimpi. Bagaimana mungkin orang yang selama ini hanya ia saksikan di TV muncul didepan apartemen nya, memanggilnya dengan panggilan manis masa kecilnya.

"Ponpak..? C̄hạn khid t̄hụng cring!"

(Ponpak..? Aku merindukanmu, sangat!)

Lisa segera membawa ketiganya masuk. Menyajikan setoples kue kering dan tiga cangkir green tea. Ia terduduk disamping pria ber-gips tadi. Mengapit sebelah tangannya dan masih menatapnya kagum. Bagaimana mungkin saudara kembarnya yang bahkan nyaris sepuluh tahun tak pernah ditemuinya malah datang menghampirinya.

Ten mengusap pelan Puncak surai broken blonde sang gadis.

Wait..

Ten?

Yapp! Benar! Ten atau Chittapon adalah saudara kembar Lisa. Yang mana si model lebih tua 7 menit dari sang Co-PD.
Bagaimana mungkin? Sedangkan marga keduanya jelas-jelas berbeda?

Sebenarnya, pada saat berusia 10 tahun orangtua keduanya bercerai. Lisa berakhir dalam asuhan mamanya dan menetap di Thailand, sedangkan hak asuh Ten jatuh ketangan sang papa yang membawanya ke Korea. Sehingga, nama marga Lisa diganti menjadi marga ibunya. Dan Ten, tetap dengan marga sang papa.

"Tunggu.. Kau tidak tiba-tiba muncul dihadapanku setelah sepuluh tahun tanpa alasan kan?"

"Hehe.. "

Iris Lisa memicing curiga, ia menggeser duduknya sedikit lebih jauh. Statusnya memang adik, namun sejak kecil secara sifat dan perilaku ia lebih terlihat sebagai sosok kakak bagi Ten. Pemikirannya lebih cakap, tenang, bijak dan dewasa dibanding sang model.

"Sebelumnya perkenalkan! Aku stylist noona-nya Ten, Hanazawa Rui. Call me Rui or L" Lisa menjabat tangan wanita itu, terlihat jelas jika wanita bernama Rui itu Jepang tulen. Logat kansai nya kental sekali.

JUST TWO OF US [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang