Sudah pukul 5 pagi. Alarm di Handphone Arta berbunyi. Matanya terbuka lebar. Ia langsung di hadapkan dengan dua lembar roti yang telah di olesi coklat di atasnya dan segelas susu. Makanan itu mendadak sudah ada di atas meja dekat lampu tidurnya. Entah siapa yang mempersiapkannya. Tapi yang mempersiapkan sarapan ini bagai tahu apa menu kesukaan Arta saat sarapan setiap harinya.
Arta langsung terduduk di tepi ranjang, ia memakan sarapannya hari itu. Biasanya jam segini selalu ada Dio yang sudah mengetuk pintu kamarnya. Jam segini Dio selalu mengingatkan Arta untuk Shallat. Tapi kini tak ada lagi yang melakukan demikian. Arta sungguh sangat kehilangan. Ia sangat merindukan rumahnya beserta keluarganya. Perlahan air mata menetes sedikit membasahi pipinya, namun ia langsung menyekanya dengan punggung tangannya, berusaha jadi wanita kuat. Setelah selesai sarapan, Arta bangkit dan mengambil air wudhu. Keadaan hatinya sedikit lebih lega setelah ia melakukan Shallat subuh. Arta langsung membereskan ranjangnya yang sedikit kusut itu. Mimpinya semalam membuat Arta aktif bergerak hingga ranjangnya pun terlihat kusut. Setelah kamarnya terlihat rapi, ia langsung mandi dan berganti baju dengan seragam sekolahnya. Rambut sebahunya tergerai, Arta semakin terlihat manis. Tas kipling berwarna Hitam yang senada dengan jas sekolahnya itu menggantung di punggungnya. Ia kemudian keluar dari kamarnya, tak lupa ia mengunci pintu kamar itu. Langkahnya nampak anggun menuruni anak tangga.
Gadis itu terpaku di depan pintu utama rumah itu. Tak ada yang di lakukannya. Ia bingung, harus dengan siapa ia pergi ke sekolah ?. Biasanya Ia sudah di jemput Nola dan berangkat ke sekolah sama-sama, tapi rasanya semua kebiasaan itu hilang seketika. Seseorang di belakangnya langsung mencengkaram tangan Arta bagai cengkraman elang. Arta langsung mebelokan wajahnya melirik seseorang yang telah mengejutkannya itu. Ternyata masih dengan pria yang sama. Dia adalah Etnan. Sudah dapat di pastikan bahwa hari ini Etnan akan kembali masuk sekolah. Karena saat itu Etnan memakai jas sekolah yang sama dengan Arta. Etnan langsung menarik Arta menuju garasinya. Cengkraman halus itu akhirnya lepas setelah mereka di hadapkan dengan mobil yang kemarin di kendarai Arta. Etnan menarik tangan Arta dan membaliknya hingga terlihat telapak tangannya yang berwarna merah muda.
" Tugas lo Cuma dua, Pertama Ngerawat perpustakaan gue dan yang kedua jadi sopir pribadi gue," Etnan menaruh menaruh kunci mobil di tangan Arta
" Lu gak usah kerjain tugas yang lain, cukup itu aja. Tugas lainnya bakalan di kerjain sama Bi Titin sepenuhnya, " Ucap Etnan dengan nada dinginnya
Arta hanya mengangguk-ngangguk paham. Dalam hatinya ia menjerit bahagia. Karena setiap harinya ia akan sering bertemu dengan perpustakaan itu. Memiliki perpustakaan pribadi adalah cita-citanya, namun hal itu tak kunjung terlaksanakan karena buku-bukunya belum sebanyak yang Etnan punya. Mobil itu kemudian langsung melesat jauh. Perjalanan ke sekolah sekarang di capai hanya dalam waktu lima menit. Karena rumah Etnan ini berada di tepian jalan pintas itu. Arta menjalankan mobilnya dengan hati-hati. Dan akhirnya mereka selamat sampai tujuan. Etnan turun dari mobilnya tanpa mengucap sepatah kata apapun pada Arta. Ia duluan masuk kelas. Arta mengintilinya dari belakang. Etnan langsung masuk ke dalam kelas 12 IPS 4, kini Arta tahu bahwa Etnan adalah kelas 12 IPS 4. Sementara itu, langkah Arta belum berhenti. Kelasnya ada di lantai paling atas. Ia pun masuk ke kelasnya dengan rasa kelelahan yang teramat tinggi.
***
Bel istirahat berbunyi. Kini Arta sedang duduk manis menunggu sahabatnya di Taman belakang sekolah. Sambil menunggu, Arta menyempatkan diri untuk membaca Novel yang baru di belikan Etnan kemarin saat di toko buku. Gadis yang berambut sebokong itu setengah berlari menghampiri Arta. Matanya memancarkan perasaan rindu teramat dalam pada Arta. Anak 12 MIPA 8 yang memiliki nomor absen 21 ini langsung memeluk Erat tubuh Arta. Nola nampak sangat merindukan Arta.
" Rumah gue sepi tanpa lo !," Ucap Nola
Arta terkekeh pelan sambil mengusap punggung Nola. Nola melonggarkan pelukannya dan langsug menatap mata Arta. Kemudian mereka tertawa bersama. Mata Arta berpaling jadi memperhatikan sebuah kotak makan yang sedari tadi dibawanya. Arta yang penasaran langsung bertanya kepadanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love You
Romance- Dari seseorang yang mencintaimu - Sesuatu yang tak terduga selalu hadir disekeliling kita. Menyisakan titik air mata yang selalu membekas. Namun sedikitnya kebahagiaan juga kadang ikut hadir. Jika membencimu adalah awal, maka mencintaimu adalah un...