Delapan belas

11 4 1
                                    

Arta berdiri terduduk di sebuah bangku panjang di sebuah taman dekat kampusnya. Matanya hanya terfokus pada Novel yang ia simpan di pahanya. Novel berjudul BILY yang langsung ia tulis lewat tangannya sendiri.

Seseorang menaruh mawar merah di atas Novelnya. Hal itu membuat Arta tak fokus. Ia langsung melirik orang yang berani menganggunya. Sepertinya semua orang tahu bila ia sangat benci orang yang telah mengganggunya saat sedang membaca. Tapi kini lain lagi, Ia duduk di samping Arta. Sungguh terkejutnya Arta saat itu setelah mengetahui seseorang itu adalah Etnan.

" Astaga ! Etnan ?," Ucap Arta terkejut

Etnan tersenyum tulus sekali. Mata Arta berkaca-kaca melihat penampakan ini. Etnan menggenggam erat kedua tangan Arta. Tak ada kata yang mampu terucap lewat bibirnya. Arta mendadak bisu.

" Aku mencintaimu..." Ucap Etnan lembut

Lalu ia bangkit, ia berjalan meninggalkan Arta. Arta melihat punggungnya pergi. Ada perasaan sedih. Dengan tekad sekuat baja ia berlari mengejar Etnan. Ia berteriak memanggil nama pria itu. Pria itu menghentikan langkahnya. Ia berbalik memandang asal suara yang terdengar lantang itu. Kini Arta dan Etnan saling berhadapan.

" Kau mau kemana ?," Tanya Arta sedih

" Aku harus pergi," Ucap Etnan

Arta langsung memeluk Etnan. Tangisnya pecah. Ia merasa tenang dalam pelukan Etnan. Matanya terpejam rapat sekali.

" Kamu gak boleh pergi, kamu harus tetep disini. Bukannya kamu udah janji mau jadi tokoh dalam Novel ku ? Harusnya kamu tepatin janji itu, gak boleh seenaknya pergi. Lagu itu... Lagu yang kau nyanyikan untuk ku di Video itu, kau bilang ' untukmu aku bertahan'. Apa jangan-jangan kau bohong ?. Kau enak pergi sembarangan ! sementara aku disini kesepian, menanggung rindu mendalam. Apa kau tega membiarkan ku melakakukan semua itu sendirian ?... Ayo kita lanjutkan kisah itu !"

Arta membuka matanya, ada yang aneh ! Tadi ia ada di taman memeluk Etnan tapi kini ia tiba-tiba ada di kamarnya. Memeluk guling. Tangis masih berlinang dipipinya. Kini ia sadar, ini hanya bunga tidur saja. Tapi mengapa ini seperti nyata ? Ia benar-benar merasakan ada di pelukan Etnan. Sangat hangat dan nyaman. Apa maksud kata 'pergi' yang di katakan Etnan ?

***

Sudah kurang lebih dua tahun ia tinggal disini. Para mahasiswa di beri libur selama satu bulan. Ini sebuah kesempatan ! sudah lama ia menunggu hal ini. Ia sangat rindu Tanah Air. Rindu semua orang yang ada di sana. Keluarganya, sahabatnya, dan pria itu.

Pagi ini ia sudah sampai di bandara. Ia mulai kembali merasakan indahnya Tanah Air. Ia tak sabar memandang satu-persatu orang-orang terdekatnya. Ia tak sabar bertemu pria itu. Sudah lama ini ia lost contact dengan orang-orang terdekatnya. Sibuknya jadi mahasiswa membuatnya merasa jauh dengan mereka. Arta merindukan mereka.

Taxi itu berhenti di depan rumahnya. Setelah Arta turun, Taxi itu langsung pergi meninggalkanya tanpa pamit. Arta memandang rumah itu, rumah yang sudah lama tak ia lihat. Ia melangkahkan kakinya penuh semangat. Pintu berkayu jati itu diketuknya. Seorang pria membukanya.

" Papa ! " Ucap Arta sambil memeluk pria itu melepas rindu dan kepenatannya selama perjalanan

Ia disambut meriah oleh keluargannya saat itu. Mama, Papa, Dio. Mereka sungguh merindukan Arta. Kehangatan di keluarganya kembali terasa. Yang ia ingin hanya bercengkrama membicarakan pengalamannya selama tinggal disana. Tapi apalah daya, ia sungguh sangat penat saat itu. Papa menyuruhnya untuk istirahat saja.

Kamar ini... Masih seperti dulu, ia memandangnya. Menghirup udara malam yang berhasil menyeludup ke kamarnya. Ia merobohkan semua kepenatannya di sana. Di ranjang empuk yang sangat ia rindukan. Matanya akhirnya terpejam tanpa beban.

Because I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang