"Pertama-tama biasanya ngapain dulu?"
"Pembukaan sama MC. Terus sambutan."
Mina memperhatikan Mingyu yang saat ini sedang mengetik rundown yang mereka diskusikan saat ini.
"Sambutan siapa aja?" Tanya Mina lagi.
"Lu bisa gak, gausah nanya mulu? Lama-lama gua kesel juga," gerutu Mingyu.
Mina nyengir, "Aku gapernah jadi koordinator acara gini. Jadinya gatau, hehe."
Mingyu mendengus. "Sambutan kepala sekolah dulu, terus ketua panitia. Abis itu baru penampilan pertama."
"Oalah. Okedeh."
Keduanya diam lagi selama Mingyu ngetik.
"Penampilan pertama bagusnya apaan ya?" Tanya Mingyu.
Mina mengangkat bahu. "Menurutku, penampilan pertama harus yang enteng gitu."
Mingyu melirik Mina. "Enteng gimana?"
"Yaa, enteng. Enggak berat-"
"Bagian itu gua tau. Definisi penampilan entengnya gimana maksud gua?"
"Ohiya. Maksud aku... gimana jelasinnya ya?" Gumam Mina.
Mingyu menepuk wajahnya sendiri.
"Bentar-bentar, coba aku cari datanya. Kemaren aku liat ada yang cocok buat penampilan pertama." Mina pun membuka file yang dia bawa, dan mencari sebuah kertas. "Oh, ini dia!"
Mina menunjukkan sebuah data pada Mingyu. "Yang ini nih! Penampilan kelas 10 IPS 3!"
Mingyu mengambil kertas tersebut. "Dance cover?"
"Yap. Mereka disitu kan katanya mau coverin dua lagu kan. Mereka aja gimana?" Tawar Mina.
"... gua ngira hal yang spesial, tapi ini sama aja kek yang laen," ucap Mingyu pada akhirnya.
Mina menggaruk kepalanya. "Sama aja ya,"
"Hhh yaudah, gapapa ini aja. Gua terima," kata Mingyu sambil kembali mengetik.
Kemudian, Mina bicara lagi. "Ohiya. Kata temenku, biasanya pensinya ada bintang tamu. Kamu udah tau mau ngundang siapa?"
Mingyu diam-diam memutar bola matanya. "Belum tau."
"Biasanya ngundang berapa dan siapa?" Tanya Mina.
"Kadang satu doang, maksimal tiga. Undang soloist, cover group. Pianis. Lagipula kenapa nanyain sih?" Tanya Mingyu, gerah karena Mina nanya mulu.
"Aku banyak ngomong ya? Maaf, maaf. Tapi pernah undang DJ pernah nggak?"
"Gapernah,"
"Undang DJ aja coba! Sekolahku di Jepang dulu pernah undang DJ pas festival musim panas, terus jadi hacep," jelas Mina.
Mingyu berpikir. Idenya boleh juga sih.
"Tapi emangnya lu tau DJ di Korea?" Tanya Mingyu.
"Ada kok, DJnya cewek! Aku sempet liat di internet semalem, namanya siapaa gitu. Tapi kalo kamu gamau sih ya enggak apa-apa. Aku cuman ngusul aja," kata Mina.
"Gapapa kok. Gua juga baru inget ada alumni yang bisa ngeDJ," kata Mingyu.
"Tuh bisa. Coba aja jadiin bintang tamu," tambah Mina. "Nanti bisa nyari bintang tamu yang lain lagi."
Mingyu mengangguk mengerti, lalu menyimpannya di note dalam ponselnya.
"Sekarang penampilan keduanya ya?" Tanya Mina.
"Hooh,"
"Siapa lagi ya kira-kira? Dance lagi? Ah, atau..."
Mingyu menopang dagunya, sambil mendengarkan usulan-usulan dari Mina--ketika sesuatu terlintas di benaknya.
"Lu gimana ceritanya bisa dapet akun line Pinky?" Tanya Mingyu, membuat Mina berhenti bicara untuk sesaat.
"Oh itu ya. Tante Zhou yang ngasih sekalian hpnya Jieqiong ke aku. Semua datanya belum diformat. 3 hari yang lalu baru diformat ulang," jelas Mina.
"Emang lu gapunya hape sampe dikasih gitu?"
Mina tertawa miris. "Punya sih, tapi yang lama jatuh ke toilet. Sedih ya,"
Mingyu mau ketawa, tapi kasihan. Jadinya dia tahan aja ketawanya.
"Terus, kenapa lu bisa dikasih hapenya Pinky?" Tanya Mingyu lagi.
Mina terdiam selama 5 detik. "Sepupu yang paling deket sama aku tuh ya Jieqiong. Walaupun sepupu tiri, tapi rasanya.. dia udah kayak saudara sendiri ke aku."
Mingyu menyimak dalam diam.
"Waktu denger dia kecelakaan terus meninggal, ya... aku langsung cepet-cepet minta kesini. Padahal minggu depannya ada ujian, tapi gimana. Mama sama papa aku untungnya ngebolehin, karena Jieqiong juga deket sama mereka."
Kemudian, Mina terisak.
Mingyu membiarkannya. Dia hanya mengambil tisu dari dalam tasnya dan menyodorkannya kepada Mina.
"Yaudah, pas ketemu sama keluarganya, mereka tiba-tiba ngasih aku kayak kotak gitu. Kata mereka, itu dari Jieqiong. Mereka nemuin kotak itu dikolong kasur kamarnya. Semacam kenang-kenangan dari dia, khusus buat aku," ucap Mina, lalu gadis itu mengambil tisu yang disodorkan Mingyu.
"Terus?" Tanya Mingyu.
"Aku kan buka kotaknya, isinya ada banyak barang-barang. Salah satunya hpnya, yang belom lama dia beli,"
Mina melanjutkan, "Dia nulis catatan, 'sebenernya ini ga dibolehin sama mama-papa sih, tapi aku gasuka sama hp yang ini. Karena hp kamu jatuh ke toilet, kamu pake aja ya!! Datanya terserah mau kamu format apa engga'"
"Terus, lu baru pake sekarang?"
"Yaiyalah, aku juga gaenak mau pakenya. Aku pikirin baik-baik dulu itu selama dua bulan," sahut Mina, agak sewot.
Mingyu diam-diam terkekeh mendengar Mina yang sewot.
Eh astagfirullah. Inget Pinky Gyu!
Keduanya menoleh ketika mendengar suara bel masuk berbunyi.
"Mampus udah masuk. Abis nangis gini gimana caranya biar ga ketauan yang lain," gerutu Mina, cepat-cepat mengusap matanya dan membuang ingusnya yang masih ada di hidung.
Kemudian, dia beralih ke Mingyu.
"???"
Mina menunjuk wajahnya. "Keliatan kayak abis nangis engga?"
Alis Mingyu sedikit berkerut. "Iyalah. Matanya agak bengkak gitu, hidung lu merah. Orang bego doang yang gatau lu abis nangis"
Mina menghela napas, pasrah. "Yaudah deh. Biarin aja. Maaf ya, tadi malah jadi curhat,"
"Gapapa. Biar gua ga terlalu salah paham juga,"
Mina pun tersenyum. "Aku duluan boleh ya? Abis ini pelajaran Bu Tiff, ada ulangan,"
"Iya gapapa,"
Kemudian, Mina membereskan sebagian data-data dan membawanya keluar perpustakaan.
Begitu pula Mingyu. Dia segera pergi ke kelas setelah itu.
Di kelas, lelaki itu sempat terpikir oleh curhatan Mina tadi.
Mina tuh sebenernya baik juga??
----------
a/n;
Un kelar, aku bahagia.
👏👏🎉👏🎉👏🎉👏🎉🎉👏👏👏🎉🎉👏🎉🎉🎉👏🎉👏
![](https://img.wattpad.com/cover/101391206-288-k945086.jpg)
YOU ARE READING
move-on | mingyu, mina✔
Fanfic[ sequel of messages ] perjuangan mingyu buat move-one dari mantannya! tapi bakal mulus ga nih? * * * ©bureorra, 2017