Sudah sepuluh menit Olin bangun dari tidurnya. Ia hanya diam saja setelah mengubah posisinya yang beberapa saat lalu terlentang menjadi menyamping. Sesekali matanya terkatup, rasa kantuk masih menguasainya. Gadis itu melirik jam yang masih menunjukkan pukul 4 pagi. Artinya, dia sudah tidur selama dua jam. Matanya spontan berpindah pada objek berada tepat di sebrangnya searah jarum jam, ada Dika yang sedang berbaring di karpet bulu dengan selimut tebal yang ia jadikan sebagai guling.Olin menghela napas, kemudian beranjak menghampiri Dika yang masih tertidur pulas. Sejak dahulu Dika memiliki kebiasaan tidur yang buruk sekaligus lucu. Bagaimana tidak, laki-laki itu bisa bergerak ke sana-kemari dan barang yang berada di sekitarnya pun akan berpindah termasuk baju yang ia gunakan sebelum tidur akan hilang ketika ia bangun. Namun, beruntungnya ketika Olin bangun, setelan piyama hitam masih melekat di badan lelaki itu. Dika mudah sekali tertidur dan sangat sulit ketika dibangunkan. Satu lagi, Dika bisa tidur di mana saja bahkan di spot-spot terpencil dan tak terduga sekalipun.
Mungkin hal tergila yang pernah Olin lakukan dan berkaitan dengan Dika salah satunya adalah seperti sekarang ini, membiarkan lelaki itu
menginap di apartemen bahkan saat ini tidur di ruangan yang sama dengannya. Olin meraih selimut yang sedang dipeluk Dika, ia merapikan selimut tersebut tapi beberapa detik kemudian selimut itu sudah kembali seperti semula; dijadikan sebagai guling oleh Dika.
Olin menghela napas pelan, lalu beranjak meninggalkan Dika. Ia berpikir untuk melakukan sesuatu sambil menunggu waktu Subuh datang. Namun, di sisi lain ia juga terlalu malas untuk beraktivitas sepagi ini. Akhirnya dia memutuskan pergi ke balkon dan menikmati udara sejuk pagi hari."Loh, sudah bangun?" pertanyaan itu sukses membuat Olin menoleh mencari sumber suara dan menemukan Malik yang juga sedang berdiri di bakon memandanginya.
"Atau malah belum tidur?" Malik kembali bertanya untuk memastikan.
"Sudah bangun, Mas," jawab Olin ramah. Gadis itu memutar tubuhnya menjadi berhadapan dengan Malik, "Mas Malik lagi ngapain sepagi ini sudah ada di balkon?"
"Jawabannya sama seperti kamu."
"Memangnya menurut Mas Malik, alasan aku sekarang ada di sini karena apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekala Dalam Cerita | Kim Mingyu√
عاطفيةBarangkali, pada kategori hal yang menyenangkan sekaligus bikin candu. Mengenal sosoknya berada diurutan kedua setelah makan mie instan pada tengah malam. Mengetahui makna nama panjangnya, memanggil dengan nama kecilnya, apa kebiasaannya hingga meng...