Barangkali, pada kategori hal yang menyenangkan sekaligus bikin candu. Mengenal sosoknya berada diurutan kedua setelah makan mie instan pada tengah malam. Mengetahui makna nama panjangnya, memanggil dengan nama kecilnya, apa kebiasaannya hingga meng...
Sebelumnya, aku minta maaf karena harus menuliskan ini dan mungkin akan selalu begitu. Dikarenakan sudah banyak sekali kejadian cerita fiksi dibawa sampai kehidupan nyata, maka tidak akan bosan aku mengingatkan kepada pembacaku; pembaca cerita ini. Sekali lagi aku tegaskan ya, Teman-teman!
Cerita Sekala Dalam Cerita ini adalah FIKSI. Keseluruhan cerita ini tidak ada sangkut pautnya dengan face claim idol dan tolong dengan amat sangat JANGAN LATAH! Jangan bawa-bawa karakter cerita ini ke akun pribadi idol.
Kalau kalian suka Mingyu, Anak-anak SVT yang lain, atau Sung Ziyoung. Tolong lihat mereka sebagaimana aslinya yaitu sebagai idol dan Ziyoung sebagai model. They both are so talented, kalian bisa menyukai mereka sebagaimana diri mereka yang sebenarnya, BUKAN SEBAGAI DIKA ATAUPUN OLIN.
Dika dan Olin adalah FIKSI. Sedangkan Mingyu dan Ziyoung adalah ASLI. Dimohon dengan sangat kebijakannya dari teman-teman semua. Aku akan amat sangat menghargai dan berterima kasih kepada kalian yang sudah mau bersikap bijak dan bisa membedakan Mingyu adalah Mingyu, dan Dika adalah Dika.
Terima kasih!
---Sekala Dalam Cerita---
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sudah satu minggu berlalu sejak Olin mendapatkan panggilan terakhir kali dari nomor tak dikenal yang ia yakini adalah Nana. Hari ini bertepatan satu minggu juga ia tak melihat Dika. Malam itu, setelah sampai di apartemen Olin, Dika mendapatkan panggilan dari atasannya yang tak bisa ia tolak. Pukul 1 dini hari berpamitan kepada Olin dengan sangat tergesa-gesa tepat setelah atasannya menelpon. Meski sempat menggerutu tapi lelaki itu tetap melaksanakan kewajibannya sebagai abdi negara. Siap dipanggil kapan saja, di tempatkan di manapun, dan dalam kondisi apa pun. Dari penuturan Jeffrey, malam itu Dika dipanggil untuk bertugas ke Kalimantan. Namun, Jeffrey tak memberitahu tugas apa yang sedang Dika kerjakan, lelaki berlesung pipi itu mengaku terlalu malas untuk menjelaskan. Lagi pula ia dan Dika berbeda unit kesatuan-Jeffrey saat ini berada di unit Satreskim sedangkan Dika di Satsabhara.
Sejujurnya dari ketidakhadiran Dika membuat Olin merasakan perbedaan-seperti ada yang hilang. Jika biasanya dia akan dengan mudah menemukan keberadaan lelaki itu karena Dika selalu menempel padanya, namun beberapa hari ini jangankan melihat wajah Dika, sekedar kabarnya saja dia tidak tahu. Laki-laki itu seperti menghilang dari bumi.
"Jep, serius lo nggak bakal ngasih tahu gue kenapa Dika nggak ada kabar?" Olin melirik Jeffrey yang sejak tadi asyik bermain Starcraft. Kembarannya itu sudah bermain game tersebut selama hampir satu jam, tentu saja dengan segala macam bentuk kehebohan yang ia ciptakan.
"Dika nggak lagi dapat tugas jadi intel, kan, Jep?" tanya Olin lagi.
"Mungkin aja," jawab Jeffrey cepat. "Katanya, sih, sekarang si gapura disuruh jadi orang gila di sana, soalnya kalau tukang baso atau tukang sate udah biasa terus juga si gapura pasti menjiwa banget jadi orang gila."