Part 12

259 5 0
                                    

Queen Pov

Gue gak habis fikir dengan jalan pikiran bonyok gue yang akan nikahin gue. Gue udah njelasin ke mereka kalo gue dan Raffa tak pernah melakukan apapun.

Sekarang gue masih berada di rumah Raffa,orang tua Raffa sedang sibuk mempersiapkan hari pernikahan gue. Gue sudah setuju dengan pernikahan ini,toh memang gue cinta sama Raffa.

Gue gak bisa nolak dan ini akhirnya pernikah menyatukan gue dengan Raffa.
" Sayanggg ..." teriak Raffa yang berada di dalam kamar,huh belum jadi istri udah disuruh suruh gimana udah jadi istri.

" Apaaa " jawab gue ,gue masih berada di dapur membuat teh untuk gue sama Raffa.

" Iss sayang aku kangen jangan jauh jauh dong" gue memuntar bola mata malas,lagian ni bocah gila apa ya orang dari kemaren bareng mulu masa iya cuma didapur aja kangen.

" Aishhh cuma di dapur aja kangen huh" ucap gue lalu pergi membawa teh menuju ruang tamu.

Di ruang tamu gue langsung merebahkan tubuh gue,capek juga sih 2 jam nangis mulu.

" Sayang kita foto yuk " ajak Raffa pada gue.

" Yuk " ucap gue semangat .

" Yuk " ucap gue semangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gue berpose dengan berbagai gaya salah satu nya ada di foto atas ini.
Gak tau kenapa gue sangat bahagia dengan kehidupan gue yang sekarang.

" Makasih Raff.." gue langsung memeluk Raffa dan Raffa membalas pelukan dari gue.

Raffa menempelkan jidatnya ke jidat gue, deru nafas nya bisa gue rasa,matanya menusuk mata gue sampai gue gak bisa lepas dari sorot matanya.

Cup..

Bibirnya menempel dibibir gue membuat gue melotot dan refleks memejamkan mata.
Gue menikmati lumatan demi lumatan dari bibirnya dan menggigit kecil bibir gue yang membuat gue membuka mulut gue,Raffa mamasukkan lidahnya dan menjelajahi seluruh rongga mulut gue.

Ciuman Raffa turun ke leher gue,dia menggigit kecil membuat desahan yang sedari tadi gue tahan akhirnya lolos juga.

" Ahh..Raff " ucap gue menjambak rambut Raffa dengan gemas. Raffa masih diselimuti dengan gairah yang membuat dia tidak bisa berhenti.

Raffa memasukkan tangannya kedalam baju gue dan mengelus lembut perut dan pinggang gue namun tidak melepas ciumannya. Raffa mengelus sangat halus membuat perut gue seakan ada kupu kupu yang berterbangan.

" Ehem.." sebuah deheman menghentikan kegiatan Raffa.
Gue menoleh kearah pintu dan tenyata papa dan mama Raffa sudah berada di situ.
Jantung gue berpacu tidak normal.
' Mampus lo Queen ' . Batin gue menangis.

" Pernikahan kalian papa percepetan kalo bisa besok kalian sudah resmi " ucap papa Raffa langsung pergi ke kamar nya.

Mama Raffa masih mematung di tempat .
Raut wajahnya tidak bisa dibaca mebuat gue takut.

King & QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang