Daiva udah bangun tuh,dia berdiri di dekat danau,memandanginya....dengan mata berkaca kaca.Dia menyakukan tangannya di jaket.
Fadli keluar tenda dan menghampiri Daiva.
"Heeiii...lagi ngapain nih??" tanya Fadli.
"Hehe...lagi nikmatin udara pagi..." jawab Daiva.
"Ouuuh...masih pagi udah bangun,ini jam setengah 5 lho..." ujar Fadli.
"Hhmm...biarin,gak apa apa kok,justru aku seneng,bisa nikmatin semuanya di pagi hari." ujar Daiva.
"Hhmmm dasar,kangen sama udara ya...wkwk" ujar Fadli tertawa.
Daiva dan Fadli menatap indahnya pemandangan yang ada di depan mereka.
"Heeiii...lihat,di langit sana,terbit fajar...,tau gak fajar itu kayak siapa?" ujar Fadli.
"Hhhmm...iya ya indah banget...tapi aku gak tau dia kayak siapa" jawab Daiva.
"Fajar itu kayak kamu...cantik,dan indah..." ujar Fadli.
"Hhmmm,haha kamu bisa aja,hei,fajar ya fajar,Daiva ya Daiva,aku Daiva bukan fajar.Kalo si Fajar mah ya ada di rumah wkwk." ujar Daiva tertawa sambil mendorong bercanda kepada Fadli.
"Heii...alam menyaksikan semuanya...kamu mau gak jadi seseorang yang terpenting di hidup aku??" tanya Fadli.
"Hah!Maksud kamu apa Fadli??" tanya Daiva.
"Udah deh jawab aja... Jangan pura pura gak tau...!"Ledek Fadli.
"Beneran...Aku gak ngerti,apaan sih??" Tanya Daiva lagi.
"KAMU MAU GAK...JADI ORANG YANG TERPENTING DI HIDUP AKU??" Ujar Fadli.
"Nah...maksud orang terpenting apa??" Tanya Daiva kebingungan.
"Lo tuh emang gak tau,apa lo bego... Atau pura pura bego?? Hah?? " Tanya Fadli meledek sambil bercanda.
"Ya...aku bener bener gak tau..."
"Ok...PACAR...YOU KNOW PACAR??" Jawab Fadli.
"Pacar??"
"Iya...mau gak jadi pacar aku...alam menyaksikan Cinta kita lho..."
"Hhmm...aku mau bakar jagung dulu ya...mau ikutan??"Ujar Daiva dengan jari telunjuknya menyentuh pipi Fadli yang punya lesung pipi, lalu pergi.
"Ya elaaah ditanya...malah kabur, heh...jangan mengalihkan pembicaraan orang heii...!!!Yaaah..."Ujar Fadli.
"Masa kamu bakar jagung pagi pagi,bakar jagung tuh malem malem,kan enak"Lanjut Fadli sambil menghampiri Daiva yang sedang menyiapkan api unggun untuk membakar jagung.
"Ya terserah aku lah...mau pagi mau siang mau sore mau malem...yang penting terserah aku.Emang gak boleh??"Tanya Daiva.
"Ya gak boleh lah..."Jawab Fadli.
"Lho kok gak boleh, suka suka aku dong, masa gak boleh...kamu aneh ya...ya udah deh,kalau kamu gak mau ikutan gak usah kesini!Sana sana sana!!!" Ujar Daiva,sambil mengusir Fadli.
"Gak mau!"Ujar Fadli melipat tangannya di depan perutnya.
"Iiii kok gak mau,sana...kamu tuh ganggu orang aja deh,nyebelin tau!"
"Aku gak akan pergi,sampai kamu jawab pertanyaan aku yang tadi!"
"Yang tadi yang mana...perasaan kamu gak nanya deh"
"Yang tadi..."
"Tadi tuh kamu cuma ngeledek aku...Orang kamu gak nanya kok"
"Ih itu kuping budeg ya,sini aku tiupin"
"Iiih enggak...kamu aja yang ...."
"Yang apa...??"
"Nggaaaak.Udah sana"
"Aku juga mau bikin,main ngusir aja..."
"Ok...Biar kamu pergi,aku jawab ya pertanyaan kamu"
"Pertanyaan yang mana??"
"Iih pikun,aki aki dasar,ituuu YANG MAU GAK JADI ORANG YANG TERPENTING DI HIDUP AKU"
"Emang kamu penting di hidup aku??"
"Akh!Terserah ah,pusing.Pergi sana!!!"
"Gak mau!Kamu aja yang pergi sana!!!"
"Iiiiih,malah ngusir aku...Ya udah deh terserah"Daiva pun pergi meninggalkan Fadli.
"Heii..mau kemana??"
"Katanya kamu ngusir akuuuu...ya udah aku pergiii"Teriak Daiva tanpa menengok kebelakang.
"Ya elah,pake ngambek segala,padahal aku kan bercanda.Berlebihan kali ya..."Gumam Fadli sambil menggaruk garuk kepala.
Fadli pun mengejar Daiva.
"Aku cuma mau kamu jawab pertanyaan aku"
"Ok Fadli...aku jawab nih ya..."Ujar Daiva.
"Maaf,aku gak bermaksud buat nyakitin hati kamu.Tapi...Kita itu hanya sekedar sahabat,gak lebih dari itu...Jadi...maaf ya,aku gak bisa"Daiva pun pergi meninggalkan Fadli.
Fadli hanya terdiam.
#Hai hai...Perjalanannya belum selesai ya...mereka harus menempuh perjalanannya,hingga mereka berada di atas awan,Puncak tertinggi Jawa.
#Vote juga ya...Makasiiih😘😄#Follow ig : * remus_2512
* wattpadremusazkDah ah... Bye ketemu lagi di part 20.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menatap Cinta di Atas Awan
AdventureCinta yang kami beri,di atas awan puncak tertinggi Jawa.