Selamat Membaca! :D
***
Aku terdiam cukup lama, tenggelam dalam tangisanku sendiri hingga tidak kudengar suara apa pun di rumah Mr. Smith. Ia pasti bingung harus berbuat apa menghadapiku yang sedang menangis.
“Hey, Gadis Kecil, jangan menangis lagi…”
Aku tahu itu suara Charly. Dan jika bukan karena ia punya seorang adik perempuan yang sekarang kutahu adalah kakakku, aku jamin ia tidak pernah tahu caranya menghentikan tangisku.
Aku masih tertunduk sementara ia merangkulku dari samping. Ia semakin erat memelukku, dan aku perlahan menyerah padanya. Aku benar-benar tidak berdaya. Aku sadar aku selalu saja lemah tentang sesuatu yang menyangkut orang-orang yang kucintai. Dan terutama Dad. Ini BENAR-BENAR mematahkan hatiku.
Dad tidak mungkin meninggalkanku dan Mom hanya demi mereka.
Tapi ia sungguh-sungguh melakukannya, Jun.
Dad tidak mungkin tega sengaja melibatkanku dalam lingkaran kematian ini.
Tapi ia sungguh-sungguh melakukannya, Jun.
Dad tidak mungkin melakukan itu.
Tapi dia telah melakukannya, Juney…
“Kita harus kembali.”
Charly pamit pada Mr. Smith dan ia memapahku memasuki mobil jeep-nya dengan hati-hati.
Aku tidak tahu harus bagaimana lagi. Sebuah kamar rahasia sudah terbongkar keberadaannya. Dan aku tidak hanya mengetahui lokasinya. Tapi kini aku tahu segalanya. Tentang dinding di dalamnya, tentang kursi-kursi dan meja diliputi jelaga hitam, dan segala sesuatu yang tidak pernah kuketahui sebelumnya. Ruangan itu adalah rahasia, setumpuk rahasia yang Dad sembunyikan dari kami: aku dan Mom.“Kau benar-benar jahat, Dad…” bisikku lirih di dalam mobil.
Charly melihat ke arahku. Ia di duduk di kursi kemudinya, menyetir sambil menatapku. Aku tahu, karena aku juga melihat matanya meski sejujurnya wajahnya tidak terlihat jelas dari balik tirai air di mataku ini.
Kami memasuki halaman rumahku ketika tanpa sengaja kulihat Mrs. Edellaine juga baru keluar dari taksi bersama putri dan cucu-cucunya.
Untuk beberapa saat aku terdiam di dalam jeep Charly. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Kehidupanku rasanya salah dan aku selalu berharap ini hanya mimpi, mimpi, dan mimpi. Semoga aku cepat bangun dan mendapati diriku masih dalam sosok gadis kecil yang tidak tahu apa-apa. Rasanya aku ingin kembali saja. Kembali pada sesuatu yang lebih membahagiakan, sebelum semuanya terungkap di depan mata dan telingaku sendiri. Mungkin seharusnya aku tidak tahu semua ini, dan hidupku akan baik-baik saja selamanya. Mungkin ini salahku juga sudah mendorong diri mendekati pria bernama Charly ini. Atau mungkin memang aku salah terlahir ke dunia? Itu berarti Mom membuat kesalahan dengan melahirkanku. Harusnya dulu ia gugurkan saja aku-yang-malang ini.
“Berhenti menyalahkan dirimu, Patricia…”
Air mataku sudah tidak jatuh lagi, tapi aku benar-benar dilanda kesedihan detik ini.
Aku mengabaikan ucapan Charly. Kutinggalkan jeep hitamnya begitu saja. Aku tidak berpikir akan menoleh untuk melihat kepergiannya. Karena aku butuh sendiri. Aku, diriku, harus menemukan jawaban tentang ini semua.
Mataku memejam di atas kasur tempatku berkubang selama belasan tahun ini.
Jerry. Meskipun ia tahu tentang penglihatanku yang diberikan Charly, tapi apa bisa aku meminta pertolongan padanya? Tapi aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk tidak melibatkannya lebih jauh dalam masalah ini. Aku hanya takut akan kehilangan dia. Aku tidak ingin kejadian seperti Whitney terulang lagi. Diam-diam aku berniat ingin mengakhiri hidupku saja. Mungkin akan lebih baik. Dan para hyoun itu tidak perlu repot-repot lagi mencariku karena aku sudah mati, dan begitu pun dengan saudara-saudara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Protecting Blood
Fantasy"Darah yang Melindungi" [[DONE]] "Seekor hyena menyeret tubuh Margarett ke atas pohon tak lama setelah ia meletakkan kayu bakarnya dan memutuskan mencarimu. Ia tewas, Jun..." *** Terjebak dalam situasi tak terduga di mana teman-temannya tewas oleh s...