Pandangannya menelusup di antara celah-celah pepohonan sementara langkah kaki membawanya masuk dalam kegelapan hutan. Ia teringat tentang kenangan masa kecilnya di senja hari begini di mana ia tidak pernah terlambat keluar rumah untuk mencari beberapa kelinci dan ayam hutan untuk makan malam bersama Gordon dan Dever. Itu hanya sekelumit bagian favoritnya. Hingga ia pun tiba di hari ia diusir sang ayah dari Nieffe, tanah kelahirannya. Bukan, bukan karena ia durhaka pada ayahnya, tapi ada saat di mana kau akan berseteru dengan orang tuamu ketika kau menginjak remaja tentang suatu hal dalam pandangan yang berbeda. Cukup jelas sudah mengapa ia memihak Charly saat ini. Ia tidak terlalu simpati pada perjuangan Gordon. Apalagi ia tahu itu hanya akan sia-sia. Keberhasilan itu hanya mengada-ada.
"Lihat, apa yang Gerard sebut pengorbanan justru mengorbankan banyak orang sekarang," gumam Aloesse sambil berjalan pelan mendekati pemuda yang terbaring penuh luka di bawah pohon pinus tertua di pulau. Pemuda itu masih sadar dan ia tampak sedang membisikkan sesuatu. Aloesse mendekatkan telinganya pada bibir pemuda itu.
"Juney Patricia Juney" bisik pemuda itu lirih. Matanya memejam.
Seketika jantung Aloesse terpacu mendengar nama itu. "Jadi kau yang dicarinya?"
Pemuda itu seperti mendapat kekuatan dari pertanyaan Aloesse. Ia mencengkeram pergelangan tangan Aloesse sambil terbata mengatakan, "Selamatkan dia. Ka-kek tua i-itu membawanya. Jangan sampai ri-tual i-tu ter-ja-di." Cengkeraman pemuda itu memudar.
Ini tidak bagus, pikir Aloesse. Ia menghambur ke rumah kayu terbesar yang ia yakini milik Gordon kakak tertuanya. Ia menggeser pintu dan mendapati semua orang sedang berkumpul di sana. Termasuk keempat kakaknya.
"Al!" pekik Gordon gembira. Yang lain menyambutnya riuh. Itu membuatnya sungkan untuk lekas bertanya di mana Si Darah Pelindung saat ini. Jadi ia menundanya. Ia kemudian berpikir tentang bermain peran sebagai adik yang patuh pada sang kakak.
"Tepat sekali kedatanganmu! Aku sudah berhasil menangkap Si Darah Pelindung dan besok tibalah saatnya kita melaksakan ritual itu!" seru Gordon berapi-api.
Aloesse mengangguk dengan hati geram mendengar tawa bengis kakaknya.
"Aku baru akan menghubungimu, dan kau sudah datang," imbuh Gordon.
"Aku tahu."
"Benar juga. Kau sangat mencintai istri dan putrimu, bukan?" tanya Gordon lagi.
"Begitulah," jawab Aloesse seenaknya. Gordon tidak tahu jika yang ia maksudkan putrinya adalah udara kosong di rumahnya di London. Ditatapnya satu per satu wajah kakak-kakaknya: Gordon, Deveron, Mathew, dan Thompson, juga anak isteri mereka yang masih tersisa. "Kalian tidak lebih dari harapan hampa jika ritual itu benar-benar terjadi," ucapnya dalam hati.
***
Charly bersama Smith tiba di dermaga kecil Nieffe. Mereka melihat kapal nelayan yang mereka tahu pasti milik Aloesse. Smith menatap heran pada Charly saat dilihatnya pemuda itu mematung sambil memejamkan matanya. Jadi ia menunggu.
Suara Aloesse lamat-lamat terdengar di terowongan antara otak dan telinga Charly. Aloesse berkata cepat tanpa terputus oleh sahutan Charly di seberang. "Aku tahu kau pasti sudah tiba di dermaga bersama Smith. Tapi jangan dulu kemari. Aku janji akan memberitahumu jika waktunya sudah tepat. Aku akan membawa Si Darah Pelindung keluar pulau. Kau tunggu di sana dan lihat apakah pemuda yang berada di kapalku masih baik-baik saja. Aku membawanya diam-diam dari ayahmu. Kukatakan padanya aku membuangnya ke sungai. Kabari aku jika kau sudah bertemu dengannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Protecting Blood
Fantasy"Darah yang Melindungi" [[DONE]] "Seekor hyena menyeret tubuh Margarett ke atas pohon tak lama setelah ia meletakkan kayu bakarnya dan memutuskan mencarimu. Ia tewas, Jun..." *** Terjebak dalam situasi tak terduga di mana teman-temannya tewas oleh s...