Namanya Andini Putri Gilbert. Lahir di Indonesia. Ayah nya menetap di belanda, ibunya meninggal ketika dia berumur 1 tahun akibat gagal ginjal. Cerita di mulai ketika dia berumur 6 tahun.
"Yah, jangan pulang dulu. Andin masih kangen yah" rajuknya
"Ayah harus kerja sayang, Andin di sini sama Tante Ratna, jangan nakal ya sayang" ucap nya ketika ia akan meninggalkan putri semata wayang nya. Bukan inginya meninggalkan Andin, tapi dia harus melakukanya demi perusahaanya.
"Iyah yah. Ayah hati hati. Jangan lupa makan ya Yah"
Bandara semakin ramai, dan Ayahnya akan Take off.
"Andin jangan nangis, kan Ayah mau kerja cari uang buat Andin, kalo Andin gak mau Ayah pergi, Disini Andin harus belajar yang pinter" ucap Ratna saat melihat sodara yang sudah di Anggap nya anak itu menangis.
"Iyah tan. Andin pasti belajar yg pinter demi Ayah"
dan kristal itupun meluncur tak terbendungi dr mata seorang gadis kecil yang tengah melihat punggung Ayahnya kian menjauh. Entah mengapa, rasa nya kali ini sangat berat melepasnya pergi. Sangat.
"Udah yuk. Kita pulang"
ucap Ratna sembari menggandeng tangan mungil Andini. Andini yang tak tau harus bagaimana, dia mengikuti tantenya melangkah. Dia merasakan bawah begiti berat berjauhan dengan Ayahnya yang sangat di cintainya.
#Rumah
Tak lama, di kediamanya tantenya yang berada di ibukota, dia memasuki rumah itu. Rumah yang cukup sederhana dan minimalis di domin dengan segala warna hijau dan tumbuhan.
"Andin masuk kamer, mandi,sholat, makan terus belajar ya" ucap ratna ketika sampai di ruang tamu
"Iyah tan" Andin hanya mengangguk sembari melangkah menuju kamar kecilnya itu.
Ia sudah terbiasa hidup keras, disiplin. Tak ada kata manja di otaknya. Itu semua berkat didikan Ratna, sang tante yang ingin Andin menjadi wanita yang tangguh walau di timpa berbagai badai pun.
Andini kecil. Apakah masih bisa sekuat ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Andini&Adrin
Teen FictionKetakutan terhadap rasa sakit ketika mencintai terus berada kuat mengakar di dalam diri Andini. Dia menyukai seseorang, namun ia takut. Perlahan ia bunuh segala macam rasa yang bersangkutan dengan hati. Hingga datang, Dimas seorang siswa yang uraka...