All i want all i need honestly it's just me and you
He giving me that good shit
That make me not quit that good shit"Andin!”
Keduanya sontak menoleh ke arah suara.
“ngapain disini? Pulang sama saya.”
Adrin mendekat ke arah dua insan Tuhan. Adrin merasa sangat marah. Kenapa Andin bisa berada dengan orang yang sangat di bencinya ini?
“eh biasa aja dong ngomongnya. Gausah bentak cewe. BANCI”
Dimas mulai berdiri melihat Andin yang di tarik paksa untuk berdiri. Sejujur nya Dimas tak ingin ikut campur dengan urusan orang lain. Terlebih urusan orang yang telah menjatuhkan harga dirinya itu.
“bukan urusan Anda. Andin kita pulang.”
“ Andin pulang sama gue. Kita masih ada urusan.” Ucap Dimas menarik tangan kiri Andin karena tangan kananya telah di genggam oleh Adrin.
Andini bingung. Kenapa dua orang ini terlihat begitu sangat membenci? Apa yang terjadi? Tak ada hal satu pun yang harsu di ributkan. Tak ada.
“urusan apa?. Besok lagi aja. Udah waktunya jam pulang sekolah.”
“gara gara udah waktunya jam pulang sekolah. Kita harus cepet nyekesein urusan kita”
Dimas sangat senang membuat lelaki di depan nya marah dan merasa di kalahkan. Tak apa jika harus menjadikan Andin bahan balas dendam nya.
“emang urusan apa lagi ya Dim?”
“lo lupa? Ini buku mau di kemanain? Gue sih bisa ngerjain sendiri. Tapi jangan harap nama lo gue cantumin sebagai partner kerja.”
Dimas menatap mata Andin. Seseorang yang baru saja bisa mengembalikan tawa lepas nya dalam waktu kurang dari lima menit. Di lubuk hatinya, ada rasa tak tega menjadikannya bahan seperti ini.
“eh iya yaudah gue ngerjain deh. Lo sih tadi lama. Mas Adrin pulang duluan aja gapapa biar nanti Andin pula-“
“ saya tungguin kamu. “ ucap Adrin melepaskan genggaman tangan Andin.
Ada rasa kecewa di dalam hati Andin ketika Adrin melepaskan genggamannya itu. Tapi dia sangat senang karena kaka kelas nya itu menungunya.
“udah ayok kerjain. Disini aja biar cepet selesai”
Dimas menarik tangan Andin kebawah agar Andin ikut duduk di sampingnya.
Mau tak mau Adrin melihat orang yang di benci nya itu bahagia. Dia sebenarnya sama sekali tidak membenci Dimas. Namun rasa kesal nya karena kejadian itu terus terulang dan teringat. Selalu.
Waktu berlalu. Melewati tiga insan yang sedang tak lagi tenang.“udah kan Dim? Gue aja yang ngumpulin. Sini” Andin mengambil buku yang ada di genggaman penghuni tempat duduk samping nya itu.
“ya emang harus nya juga elo. Kan tadi gue yan ngerjain tugas lo.”
“ yaudah aja sih.”
“udah?” tanya Adrin menghampiri keduanya.
“udah Mas. Tapi mau naroh buku ke meja bu wati dulu.” Andin berkata sambil memberikan senyuman terbaik nya. Berharap manusia di depan nya itu membalas nya.
“yaudah. Cepet. “
“iya Mas. “Mereka berdua menurunin anak tangga satu persatu. Berbeda dengan Dimas yang kembali dengan sejuta pikiran dan angan nya. Dia kembali melihat betapa rumit nya dunia ini. Terlalu banyak segala macam menghiasi hingga terlihat begitu kabur di matanya. Pusing kembali melandanya. Dan saat itu, dia kembali menimun sebuh pil yang ada di sakunya. Lebih tepatnya mengunyah nya. Dimas ingin berubah, tapi untuk siapa?
Sebenernya sih udah nyiapin buat part selanjutnya, cuman bingung😢 takutnya gak enak ceritanya :'(
Kalo ada typo kasih tau yaa. Votenya sayang💙Salam WT🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
Andini&Adrin
Teen FictionKetakutan terhadap rasa sakit ketika mencintai terus berada kuat mengakar di dalam diri Andini. Dia menyukai seseorang, namun ia takut. Perlahan ia bunuh segala macam rasa yang bersangkutan dengan hati. Hingga datang, Dimas seorang siswa yang uraka...