13. MULAI

87 9 2
                                    

Aku mengenal mu dengan sudut pandang yang berbeda
Karena itu, aku melihat mu special






Dimas melihat manusia yang sangat ia tak suka. Dia menatap tajam manusia itu. Bagai ingin menerkam nya hingga mati. Entah mengapa, setelah kejadian dimana Dimas di jatuh kan harga dirinya di depan orang banyak, dia sangat membenci manusia bernama Adrin.

Dimas masih terus menatap manusia itu dengan tatapan tajam. Sedangkan yang di tatap, hanya menebarkan senyum ramah kepada semua orang. Dimas melihat mata itu tertuju pada objek yang lain. Dimas mengikuti kemana pergi nya bola mata itu dan, Dimas menjadi tahu bagaimana menjatuhkan Adrin. Adrin menatap punggung Andin yang sedang berada di pintu gerbang. Adrin tersenyum melihat nya. Dalam otak Adrin, ingin mengajak gadis itu pulang. Namun tiba tiba, dari arah samping, seorang pria mendekati Andin dan berbicara kepada Andin. Adrin tau siapa orang nya. Dimas.

"Din." Ucap Dimas mensejajar kan keberadaan nya dengan tubuh Andin.

Andin yang terkejut pun menengok dan mendapati Dimas di samping nya.

"Apa"

Andin kembali menatap lurus jalanan. Berharap angkot segera datang dan mengantarkan nya pulang.

"Nunggu apa" Yap. Itu hanyalah basa basi yang Dimas lakukan.

"Angkot"

"Pulang kemana?"

"Rumah lah"

Dimas berdehem dan

"Pulang bareng gue aja"

"Gak ah"

Spontan Andin menjawab.

"Pulang bareng gue. Gratis"

"Ogah"

"Kenapa?"

"Nanti di apa-apain"

"Dih"

"Gue kan cantik"

"Nanti gue culik ke hati aja lah ya"

"Hati siapa?"

"Hati gajah"

Sontak kedua nya tersenyum bersamaan. Andin yang di gombali nya pun merasa aneh. Jujur, gombalan tadi terasa GARING di telinga nya namun berhasil membuat Andin tersenyum.

"Yaudah yuk pulang. Di anter"

"Gratis kan?"

Dimas menatap Andin.

"Bayar. Pake hati aja"

Dimas kemudian berlari menuju motor nya sambil tertawa dan di ikuti oleh Andin di belakang nya. Dimas senang. Itu yang di rasakan. Tanpa mereka sadar, ada sepasang mata yang menperhatikan mereka dari koridor pintu keluar. Adrin terbakar cemas.

***

"Dimana rumah nya?" Tanya Dimas dan melajukan motor nya lambat sekali.

"Eeee.. dimana ya Dim" ucap Andin melihat sekeliling. Dan seketika, motor Dimas berhenti di samping taman komplek.

"Masa rumah sendiri lupa" Dimas menengok ke belakang

"Ini bukan rumah gue"ucap Andin membela.

"Terus rumah siapa?"

"Ini rumah temen nya tante gue"

"Lah terus lu ngapain pulang ke rumah temen tante lu si Din. Bego"

"Ih ngatain. Kan gue nginep selama beberapa minggu di rumah temen nya tante gue"

"Ooh. Kenapa nginep?" Tanya dimas

"Tante gue ke luar negeri"

"Ooh." Dimas kembali mengahadap ke depan

"Gue turun sini aja deh"

Andin dengan segera turun dari motor Dimas dan berjalan ke depan. Tanpa skenario, Tangan Dimas menahan nya.

"Kenapa turun disini?" Tanya Dimas dengan wajah yang tak dapat di artikan.

"Lu pulang aja. Gue cari sendiri aja rumah nya"

Andin mengelurkan senyum menawan nya dan tanpa ia tau, itu membuat hati Dimas luluh.

"Jangan. Gue kan mau anterin lu pulang. Ya gue harus anterin lu sampe rumah"

"Tapi kan gue-" ucap Andin terputus.

"Pokoknya mau berapa lama juga lu cari tuh rumah gue bakal temenin"

Dimas turun dari motor dan melihat sekeliling.

"Ke taman aja yuk"

Tanpa menunggu persetujuan, Dimas langsung menarik tangan Andin menuju taman dan duduk di bangku taman.

"Sejuk ya" ucap Andin

"Iya lah. Kan ada gue"

"Hah? Pede banget si" ucap Andin memanyunkan bibir nya.

"Udah gak usah di manyunin. Udah cantik"

Andin tertunduk malu. Dia sadar pipi nya sekarang sedang merah tomat.

"Hahaha bullshing ya lu" ucap Dimas menoel pipi Andin.

"Apaan sih pegang-pegang" Andin menatap ke depan. Dengan hati yang gembira.

Dimas melirik gadis di samping nya itu. Dia merasa bahwa dia mendapatkan dunia nya kembali seketika.

"Dim, boleh tanya"

"Apa?"

"Lu pake narkoba?"

Dimas membeku. Tak tau harus berkata apa. Dia merasa di remas dan merasa sedih. Orang yang di anggap nya indah menanyakan hal itu.

"Iya"

"Kenapa?" Andin memutar posisi duduk nya. Sekarang ia menghadap Dimas.

"Gue gak tau harus apa"

"Gue yakin apapun yang lo lakuin pasti punya alasan. I dont know about you, but i will trust you"

Dimas menatap mata Andin lekat. Dia baru menemukan orang yang mempercayainya. Gadis cantik yang merubah hidup nya. Dia sekarang tau, untuk apa dan siapa ia berubah. Lebih tepat nya, ia tau alasan nya sekarang. Namun sesaat, bayangan tentang menjatuhkan Adrin kembali. Apakah ia harus menggunakan alasan nya untuk balas dendam?













Hai. Jangan lupa vomment ya. Comment doang gapapa. Vote doang juga gapapa. Ah aku harus semangat bikin cerita iniiiiiii❤

Salam WT🍁

Andini&AdrinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang