HAPPY READING. masih pemula belum mafia wkwkw
"Sar, mau ke kantin engga?" ucap Andini mengajak Sarah yang sedang membereskan mejanya yang berantakan akibat ulah peljaran Matematika itu.
"engga ah Din. males. ngantuk" selalu begitu ucap Sarah.
anak itu memang selalu menolak di ajak ke kantin ketika istirahat pertama. entahlah, padahal sudah jelas hidupnya di rumah adalah makan tidur saja. tidak ada yang lain.
" ngantuk terus. yaudah aku ngantin dulu lah sama salsa" . ucap Andini yang langsung berlari menuju meja Salsa.
" eh, ke kantin engga?" tanya Andini kepada kedua sahabatnya, Salsa dan Agnes.
"Mau sholat Din, ga sholat?" Kata Salsa.
"Eh iya dhuha ya Astaghfirullah. Ampuni Hamba" ucap Andini yang di ketawai oleh Agnes.
Beruntung sekali Andini mempunya sahabat sebaik Salsa yang selalu mengingatkan.
"Tunggu bentar." Ucap Andini yang langsung pergi ke mejanya
" Ga jadi kantin?" Tanya Sarah
" Ga. Mau sholat. " ucap Andini yang langsung pergi setelah mengambil mukenah di sorog mejanya.
"Yok" ucap Andini yang sudah berada si depan meja Salsa
"Nes, mau kantin ga? Kita sholat ga lama ko" ucap Salsa menawarkan Agnes.
"Emang gapapa ya? Terus akunya nunggu dimana?" Ucap Agnes.
Agnes berbeda Agama dengan Salsa dan Andini. Tapi itu tidak membuat persahabatan mereka runtuh.
"Ya nunggu di masjid ya Nes, yakali nunggu di aula" ucap Andini
"Eh tapi gapapa sih kalo AC aula nyala sih, sholat di aula aja. Adem tau" ucap Andini
"Laah lucu sih Din" Ucap Salsa yang tertawa tapi di paksakan
"Ih emang boleh ya nunggu di Masjid?" Tanya Agnes meyakinkan
"Emang kamu mau ngapain di Masjidnya? Kamu bawa bom tah sampe ga boleh duduk di teras Masjid?. Duduk doang di teras mah gapapa kali Nes. Insyaallah kamu dapet hidayah. Eaaks. Boong nes boong. Candaan" ucap Andini.
Dia memang selalu begitu. Ngelawak tapi gatot. Alias gagal total
"Ngomong aja sih Din dari tadi. Buru lah. Laper aing" ucap Salsa mendahului keduanya (artinya " ngomong aja sih Din. Buru lah. Laper aku")
"Songong. Di tungguin malah ga ninggalin." Ucap Andini yang keluar kelas di susul oleh Agnes.
#Di Masjid
Masjid Sekolah Andini memang tidak terlalu besar. Karena itu sekarang sedang ada penggalangan infak untuk membangun masjid sekolah nya setiap hari dan setiap kelas.
"Eh ko cepet banget sih kalian" Agnes kaget melihat sahabatnya sudah memakai sepatu di sampingnya.
" lagi apa terus lama lama. Gada cogan" ucap Salsa
"Astaghfirullah Salsa. Ga boleh gitu. Kita tuh doa sama Allah. Yang lama harusnya" ucap Andini sok bergaya seperti ustadzah kekinian.
"Hahahahaha" ketawa keduanya yang mendengar ucapan Andini memecah.
"Eh lagian kamu udah ada Nasser. Masih aja nyari cogan. Mas Adrin tuh baru cogan. Mukanya bikin hati adem ayem kaya di tiup angin" .
Andini memang mengidolakan senior di paskibranya itu, Adrin Putra Permana. Seorang laki laki yang berwibawa, dan tak mempunya ekspresi. Bukan dia kelaianan. Bukan. Cuman semua suka bingung bedain mana dia lagi sedih sama lagi seneng. Ekspresinya gitu gitu mulu. Datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Andini&Adrin
Teen FictionKetakutan terhadap rasa sakit ketika mencintai terus berada kuat mengakar di dalam diri Andini. Dia menyukai seseorang, namun ia takut. Perlahan ia bunuh segala macam rasa yang bersangkutan dengan hati. Hingga datang, Dimas seorang siswa yang uraka...