8. My Forever Wife

5.4K 314 3
                                    

8. My Forever Wife

"Tania terlalu menutup diri sama sekitarnya dan jarang berbagi masalahnya pada orang lain," urai Ken.

"Jangankan orang lain Ken sama gue atau Allie aja dia jarang cerita Pfft." Rara menghela nafasnya " Kalo gue masih berstatus negara ini, Kevin pengen gue hajar tuh orang. Argh," tukas Rara sambil mengacak rambut pendek blondenya.

"Coba waktu itu gue gak nolak ya tawaran kakek," ujar Ken sendu, "Tania gak bakalan ngalamin hal serumit ini." lanjut Ken.

"Di jodohin?" tanya Rara.

"Eung ya.. waktu itu..." dan mengalirlah cerita Ken kepada kedua teman Tania.
..

"Ahh gue gak tau masalah lo sampe seberat ini mas broh," kata Rara.

"Hmm ya gapapa. Gue nyesel bukan karena apa-apa tapi gue nyesel udah ngebiarin Tania sama orang kayak gitu," jelas Ken.

"Kita gak pernah tau, apa isi hati orang lain," ujar Allie.

"Berati Tania itu adik bagi lo.." ucap Rara dengan alis yang di naik-turunkan.

"Hmm yaa bisa dibilang begitu..."

Allie menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya itu.

"Jadi masih ada kesempatan buat aku ya Ken?" tanya Rara dan dijawab dengan kebingungan dari lawan bicara. Ken.

"Ra!" tegur Allie dan Rara menyengir.

"Ahh aku lagi acting. Ok. Just acting baby.." ujar Rara dan malah membuat Ken mengerutkan dahinya.

"Ahhh gue rasa otaknya dia lagi gesrek Ken.." ujar Allie sembari menarik tangan Rara untuk duduk di bangku sebelumnya dan mempelototi temannya yang berperilaku aneh.

"Haha iyadeh, Yaudah sekarang.. lo bawa Tania pulang dulu aja. Terus besoknya baru lo suruh dia nyeritain apa masalahnya," ujar Ken seraya melayangkan senyuman bak pangeran.

Allie mengangguk dan berkata "Thank's ya Ken," ucap Allie sambil tersenyum.
..

Rara dan Allie menggotong Tania, mereka masuk ke dalam mobil setelah itu mereka melajukan mobil untuk mengantarkan Tania ke apartemen Kevin.

Sesampainya di Apatermen Kevin.

Ting-nong..

Rara terus menekan bel Apartemen milik Kevin, selang beberapa menit kemudian pemilik Apartemnnya membukakan pintu dan terkejut melihat teman semasa SMAnya berada di depannya saat ini. Rara dengan tampang masam dan Allie cukup tenang.

"H..hai.." sapa Kevin gugup pada kedua teman kelasnya dulu.

"Bisa gak sih lo gak ngalangin gue buat masuk.." ketus Rara.

"Hah?" tanya Kevin bingung.

Rara menunjukkan wajah menahan amarah, terlihat dari kesinisan matanya saat menatap Kevin. Sedangkan Allie nampak biasa saja dan tenang.

"Lo tuh lagi nyembu---" seru Rara terpotong oleh sambaran ucapan Allie, "Kevin, sorry dateng larut malam. Kita cuma nganterin Tania balik. Dia mabuk berat," ucap Allie setenang mungkin. Terlihat tidak ada semburat marah tetapi jauh di dalam hatinya ia menahannya.

"Ke..kenapa dia?" tanya Kevin gugup pada Allie dan Rara.

"Lo yang bawa apa gue Tuan Kevin?" tanya Rara dengan wajah geram.

"Apa yang---"

"Hei! Cepatlah. Dia sedang mabuk parah bodoh!" ujar Rara.

"Aku yang akan membawanya," ujar Kevin pada akhirnya. Kemudian menggendong Tania Bridal dan membawanya ke kamarnya bukan di sofa.

Rara dan Allie ikut masuk ke dalam Apartemen Kevin dan Tania tersebut karena mereka memegangi barang-barang Tania.

Rara memandangi seluk beluk Apartemen, setiap sisi dan sudutnya dan ia terpaku pada satu barang di ruang tamu dekat sofa.

Langkahnya, menuju barang tersebut dan ia terkejut.

"Al, kenapa koper milik Tania di sini?" tanya Rara.

"Hmm ya kau benar," jawab Allie.

"Apa mereka tidur ter-pi-sah?" tanya Rara dengan nada bicara meninggi di akhir kalimat.

"Stsss jangan bicarakan disini Rara. Kau harus lebih meneliti keadaan," tegur Allie pada sahabatnya yang satu ini.

"Memang kenapa? Aku tidak terima jika sahabatku di perlakukan seperti itu," ujar Rara sembari menduduki bokongnya pada sofa yang biasanya dipakai untuk tidur Tania.

"Ya aku pun sama denganmu. Tapi, dia sudah berumah tangga. Masalahnya harus diselesaikan baik-baik dengan suaminya," ujar Allie juga ikut mendudukin bokongnya pada sofa.

"Bego banget Tania mau aja diperlakuin kayak gini, mending dia sama Ken. Udah baik, mandiri, ganteng pula,"

"Udahlah Ra. Lagian 'kan bukan Tania yang milih Kevin. Ia juga gak tahu kalau mau dijodohin sama cowok cinta pertamanya yang buat dia gegana dan gagal move on. Lagian kalau ada dua pilihan antara Kevin sama Ken, Tania bakalan milih Kevin. Lo tau sendiri kata Ken, Tania sama dia temenan dari kecil. Pasti hubungan mereka gak lebih dari seorang teman atau adik-kakak."

"What the hell, but---."

"Guys.." Panggil Kevin.

Kedua sahabat Tania menoleh ke asal sumber suara.

"Nih tasnya dia.." ujar Allie sembari menyerahkan tas milik Tania.

"Terimakasih kalian sudah repot mengantarnya kemari," ujar Kevin.

"Ya sam---" potong Allie dan Rara menyambarnya. "Lo seharusnya lebih peka ke istri lo. Tidur aja pake kepisah. Hati lo terbuat dari apa? Tega banget ngebiarin cewek tidur di sofa," ujar Rara dengan omongan pedasnya.

"Ra.." tegur Allie sambil menarik lengan Rara dan malah ditepis oleh Rara.

"Gue udah tau semuanya Kev. Lo ngejalanin kontrak 1,5 tahun terus lo sama dia pisah dan lo nikah sama Sheirl. Lo gak mikirin gimana sakitnya Titania, PUNYA HATI GAK LO!" ucap sarkastik Rara dan terlihat dari Kevin mengepalkan tangannya di samping tubuhnya.

"Ra cukup!" tegur Allie tegas.

Pffft. Kevin menghela nafas kasar.

"Kalian boleh pulang, biar gua yang ngurusin Tania," ujar Kevin tetap tersenyum dan menahan emosinya.

"Yakin lo bisa ngurusin dia?" tanya Rara dengan nada meremehkan.

"Tentunya, lagi pun gue suaminya dia kok," jawab Kevin dengan pedenya.

"Suami macam apa lo tega kencan sama pacar lo," ujar Rara.

"Ma..maksud lo?" tanya Kevin.

"Gausah pake mak---" ujar Rara terhenti.

"Gak ada maksud apa-apa Kev," jawab Allie.

"Lo gak becus jadi suami KEVIN!" seru Rara.

"Lo gak bisa buat kontrak gitu aja sedangkan pernikahan lo itu sah di dalam agama dan hokum. Hanya orang BODOH yang menyetujui itu. Dan gue yakini Tania emang bodoh. Saking cintanya dia ke lo, dia bodoh mengorbankan perasaanya untuk orang BODOH kayak lo!" ucap Rara dengan nada yang turun-naik.

"Lo gak tau gue siapa Ra.." Kevin terpancing emosinya.

"Gue tau, lo manusia bejat yang cuma bisa nyakitin hati Tania."

"Lo salah."

"Lo yang salah Kevin, seharusnya Tania bukan istri lo."

"Tania, istri gue akan selamanya istri gue," jawab Kevin.

"Eungh.. Kita berdua pulang dulu ya. Bye-bye," ujar Allie kemudian menarik tangan Rara paksa dan keluar Apartemen.
..

Story Of The Marriage Life||✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang