43. Berjuang

2.9K 183 6
                                    

Lumayan cepetlah buat UPnya dari pada kemaren yakan nunggu berbulan"sorry yaa tapi tolong yaa VOTE harga aku sebagai penulis. Aku juga udah luangin buat nulis. Kan ini bukan pengalaman hanya imajinasi Author jadi hargai dengan memvotenya dan mendukungnya dengan memberikan komen agar bisa diperbaiki lagi jika ada yang salah. Tolong VOTE yaa.
..

"Kak... ayo bangun trus sarapan jangan kayak gini kak..." ajak Nadia pada Kevin yang masih berbaring di ranjang.

Sudah sekitar 3 bulanan sejak Kevin diusir sama kakek Tania, ia jadi tak berdaya dan seminggu juga ia tak makan, mandi, apalagi kerja. Rambut dagu sudah memenuhi wajahnya(bewok/jenggot). Penampilannya juga berantakan.

"Maafkan aku Taniaa kembalilah padaku," ujar Kevin meracau dan menangis.

"Kak... kakak kalau sayang harus perjuangin gimana caranya kakak harus kuat."

"Kakak gak bisa terus-terusan begini... kakak punya tanggung jawab sebagai ayah dan suami dari kak Tania. Memang kecelakaan itu buat anaknya kakak sama kak Tania gak kenapa-napa tapi emang kakak mau ngeliat kak Tania itu sedih ngurus bayinya sendirian. Kakak harus perjuangangin jika kakak mencintainya."

Kevin menganggukkan kepalanya, dan menyuruh Nadia keluar kamarnya.

Nadia keluar kamar Kevin lalu menutup kembali kamar kakaknya itu. Kemudian ia mengeluarkan ponsel dari saku roknya yang ia pakai dan mengetikkan sebuah pesan LINE ke seseorang.

Kak Tania

tiga bulan lalu,

Hey kak..
Kak..
Kak tania
Kak..

Hari ini,

Kak.. tolong terima kak kevin lagi dia benar"mencintai kakak.. sudah sebulan kak.. :(

Nadia menghela nafasnya. Ia tahu ini rumit setidaknya ia sudah berusaha jadi yang terbaik untuk kakaknya.
..

Tania menghela nafas.. ia tahu Nadia mengirim pesan LINE ke dirinya. Sudah tiga bulan sejak peristiwa itu terjadi Tania menutup diri dan tetap tinggal di rumah besar yaitu mansion kakek-nenek Tania.

Tania tahu, Tania seharusnya tidak seperti ini tapi mau bagaimana lagi Tania sedikit capek, lelah terus bertahan dan berharap cahaya menghampirinya namun cahaya itu jauh dan sulit digapai.

Sudah selama ini ia berkurung di rumah besar. Ia tak mau menemui siapapun selain Ken bahkan kedua sahabatnya pun di tolak mentah-mentah yang pada akhirnya kedua sahabatnya kembali ke negara masing-masing.

Tok..tok..tok

"Oma masuk.." ucap Tania.

Seorang wanita baya yang sudah memutih rambutnya memasuki ruangan bercat putih-pink yakni kamar milik Tania.

Wanita itu menghampiri Tania dan mengajak Tania untuk ikut duduk di pinggir kasur.

"Sudah tiga bulan berlalu apa kamu tidak rindu sayang?" tanya Lilita- nenek Tania.

Tania tak menjawab, ia hanya diam. Diamnya Tania adalah iya.

"Opa memang sulit memaafkan tapi cobalah dari dirimu sendiri sayang... aku juga seorang wanita dan aku merasakan apa yang kamu rasakan sekarang.. aku tau ini sulit bagimu. Tapi kamu sekarang punya tanggungan yang harus kamu pikul yakni anakmu. Dia butuh seorang ayah. Tanpa ayah, anakmu bukan apa-apa."

"Aku meyakinkan dia mengerti ayahnya sudah mati."

"Tidak semudah itu sayang.. kau harus memberikan seluruh kasih sayang ke anakmu sebagai ibu dan ayah."

"Aku bisa mengurusnya sendiri oma.. aku bisa," kekeh Tania.

"Sayang jangan egois.. apa kamu mau anakmu nanti disangka hal macam-macam?"

"Kita bikin penjagaan ketat kalau gitu."

"Diluar memang kuat didalamnya tidak ada yang tahu." Lilita tersenyum.
..

11/11/17
18.51
-Dnhekaa








Story Of The Marriage Life||✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang