44. Kesempatan kedua

3K 187 4
                                    

Vote yaa tolong hargai penulis.
..

"Oma hiks.." ujar Tania. Ia mulai menangisi dirinya yang bernasib buruk.

"Tenanglah sayang dan mulai lagi perlahan lahan. Oma yakin kamu bisa menjalani ini semua."

Tania menganggukkan kepalanya.

Tok..tok..tok

Tania dan Lilita menengok dan keluar kepala seorang kepala pembantu.

"Ada apa?" tanya Lilita.

"Nyonya.. ada yang ingin bertemu nona Tania di luar. Dia sudah menunggu di ruang tamu," ujar kepala pembantu itu.

Lilita tahu jika Kevinlah yang mengunjungi rumahnya. Ia menganggukkan kepalanya dan menyuruh pembantunya itu mengundurkan diri.

"Tunggulah disini Tania. Dia datang untuk membawamu kembali. Dia akan berhadapan dulu sama opamu, jika kau mencintai anakmu kau harus melawan egois mu nak."

Lilita keluar kamar Tania setelah memberi pencerahan kepada Tania.

Tania menghela nafasnya dan meyakinkan semua omongan Lilita itu adalah yang terbaik.
..

Kevin duduk di sofa ruang tamu. Ia berpakaian casual tapi semua kedekilannya sudah dihilangkan dan rambut dagunya sudah dicukur.

Tap..tap..tap

Suara langkah kaki mendekat ke arah Kevin. Kevin menengok dan bertatapan langsung dengan mata tajam Lubis- kakek Tania.

Aura tajam sudah meliputi wilayah mereka- Kevin dan Lubis.

"Ada apa kamu datang kemari?" tanya Lubis. Aura diantara mereka sudah seperti kabut yang mengelilingi.

Kevin berdiri lalu detik berikutnya ia bersujud di depan posisi Lubis berdiri.

Lubis melihat kelakuan Kevin, ia menghela nafas kasar. Lalu membuang wajahnya ke arah lain.

"Kek... saya mohon maafkan saya."

"Maaf? Setelah cucuku diperlakukan tidak adil?"

"Saya tau saya salah Kek.."

"Memang kamu salah! Seenak hatimu cucu saya di sakiti dengan kamu masih berhubungan dengan pacarmu di depan cucuku."

"Tidak punya hati."

"Pecundang."

Kevin meneteskan air mata. Memang semua salahnya dan ia patut disalahkan atas semua kesakitan Tania selama ini.

"Saya salah Kek. Saya memang tak punya hati dan pikiran. Saya seperti tak punya agama saya tahu kakek berpikiran seperti itu saya tahu. Saya mohon untuk kedua kalinya beri kesempatan saya untuk memperbaiki lebih baik."

"Saya tidak yakin dengan omong kosongmu itu."

Kevin berdiri dan menatap mata Lubis dan wajahnya dipenuhi keyakinan besar.

Lubis sebenarnya sudah memaafkan Kevin dan hanya mengetes kesikapan Kevin bagaimana.

Lubis menghela nafasnya dan berkata, "jangan sakiti cucu saya lagi." ucap Lubis lalu ia pergi dari hadapan Kevin.

"Ba..bagaimana apa saya di maafkan?"

Lubis membalikkan badannya menghadap Kevin sikap serong. "Itu semua tergantung Tania."

"Jika ia mau menerimamu, ia akan datang kembali ke tempat tinggal kalian. Jika ia tidak maka sebaliknya," ujar Lubis kemudian berbalik badan kembali dan melanjutkan langkahnya yang terhenti tadi.

Kevin menganggukkan kepalanya dan berkata, "baik kek... saya yakin ia akan kembali jika mencintai saya."

"Cih pede sekali kau anak muda," ujar seseorang dari arah belakang Kevin.

Ia Ken. Ken dengan pakaian santainya mengantongi tangannya di saku celananya.

Kevin mengerutkan dahinya.

"Ooh kau lupa dengan ku? Haha bung kau tidak punya pikiran bersih rupanya. Aku yang membuatnya wajahmu penuh lebam di hari itu."

Kevin jengkel dengan sikap Ken yang menurutnya terlalu mencampuri urusan pribadinya dengan Tania. Ia tahu jika Ken adalah teman kecil Tania bahkan sudah dianggap Keluarga oleh keluarga Lubis tapi tidak seharusnya mencampuri urusan orang lain.

"Jaga ucapanmu Ken! Sudah cukup mencampuri urusan ku."

"Haha bung ti---"

"Cukup Ken Schmidt!" ucap Lubis yang datang dengan menekuk kedua lengannya.

Ken menganga oleh ucapan Lubis.

Ken menganggukkan kepalanya lalu menatap mata Ken tajam dan memberi peringatan penting kepada Kevin lewat tatapan mereka.

Ken melenggang pergi dari hadapan Kevin dan menuju halaman belakang rumah besar.

"Untukmu Kevin saya sudah memaafkanmu tapi jika saya mendengar sedikit tentang Tania berkorban lagi untuk cintamu. Bukan hanya tanganmu yang kupatahkan matamu juga ku cungkil."

Kevin siap menerima semuanya. Ia menganggukkan kepalanya.

Kevin melenggang pergi dengan senyuman bahagia.
..

Tania mendengar semua percakapan antara kakeknya dan Kevin semuanya.

Ia meneteskan air matanya.

"Kamu harus kuat yaa nak," ujar Tania sembari mengelus memutar perutnya itu.
..

Senin, 13-11-17
12.09
-Dnhekaa

Story Of The Marriage Life||✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang