9. Rasa?
..
"Lo kenapa sih Al, gue 'kan mau mem.per.je.las dia! Biar dia ngerti hati perempuan. Tania itu emang luarannya kuat tapi kalau dihantam sama kayak gitu cewek manapun gak aka nada yang tahan."
"Gak sekarang Ra. Lo harus ngerti kondisi."
"Kondisi gimana lagi sih Al..?
"Kondisi disaat lo yang merupakan orang luar di hubungan rumah tangga mereka diam dan menonton bagaimana sahabat lo mampu apa tidak menyelesaikan masalahnya. Kita ini walaupun sahabat atau sudah dianggap keluarga sekalipun tetap saja kita ini orang luar di dalam rumah tangga mereka."
Rara diam.
"Kali ini gue biarin mulut gue diem. Tapi, kalo gue denger tentang Kevin yang masih pergi kencan sama Sheirl. Bah, gue jadiin rempeyek tuh anak." ujar Rara geram.
"Duh, udah yaa ngomel-ngomelnya. Ayolah balik," ajak Allie sembari merangkul pundak temannya yang lebih tinggi.
"Balik kemana? Gua belom nyewa hotel 'kan," ujar Rara dan memberentikan langkah mereka.
Allie menghela nafas kasar. "Ikut kerumah gue, ayo."
"Lah, lo masih punya rumah di Indonesia?"
"Rumah nenek gue. Udah ah! Ayo," ajak Allie sembari merangkul bahu Rara dan berjalan ke parkiran.
"Gua rencana di Jakarta cuma dua hari," ucap Rara pada Allie yang sedang menyetir.
"Gua pun sama Ra..." ujar Allie
"Gua harap dia bisa bahagia," ujar Rara lalu ia menghela nafas dan Allie menganggukkan kepalanya setuju dengan apa yang diucapkan Rara.
.."Enghh," racau Tania dengan mata terpejam.
Kevin membenarkan selimut yang menutupi tubuh Tania karena selimutnya menurun dan tak sengaja kulitnya menyentuh kulit Tania yang panas.
"Apa dia sakit?" tanya Kevin dalam hati.
Tania masih memejamkan matanya namun air matanya keluar dari sudut matanya. Kevin memperhatikan wajah Tania yang bergerak ke kanan dan ke kiri.
"Oma.." racaunya.
"Oma..hiks.." kini Tania mengeluarkan air matanya, walaupun tak terdengar suara isakan tetap saja air matany mengalir perlahan namun dengan mata yang terpejam.
"Hei Tania. Kau kenapa?" tanya Kevin sembari menepuk pelan pipi pucat pasi milik Tania.
"Jang..jangan.." ujarnya lagi.
"Hei ada apa?"
Tania menarik tangan Kevin dan digenggamkannya tangan Kevin.
"Jang..jangan ku..kumohon. Jangan tinggalkan aku sendiri. Hiks. Mama. Jangan. Mama. Jangan," kicaunya sembari menangis dengan mata terpejam.
"Kau kenapa Tania," ujar Kevin dalam hatinya bertanya-tanya.
Kevin bergeming, Kevin duduk di pinggiran kasur, disebelah Tania tertidur. Kevin mengusap air mata istrinya dan mengusap kerutan di alis dan dahinya kemudian lama-kelamaan kerutan tersebut memudar dan genggaman tangan Tania pada Kevin mengngendur.
"Aku mohon jangan tinggalkan aku.. Kevin Jangan.. hiks," kicaunya lagi.
"Aku?" tanya Kevin pada hatinya.
Kevin menunggu racauan yang keluar dari mulut Tania tapi tidak ada yang keluar sepatah apapun.
"Mungkin dia ngigau," Pikir Kevin.
Kevin melepaskan tangannya yang di genggamnya yang mengngendur lalu langkahnya menuju ranjang untuk tidur di samping Tania. Tidak, dia belum tertidur. Dia sedang memikirkan kejadian di starbuck coffee tersebut dan ucapan-ucapan yang cukup pedas dari sahabat Tania. Rara. Ia tahu sikapnya yang dingin dan seolah memojokkan Tania adalah salah tapi ia tak ingin membenarkan option itu karena ia berpikir adalah biang keladi dari semua ini adalah Tania.
Kevin menghela nafas,"Sebrengseknya kah aku?" ucapnya pada dirinya sendiri. Ia memperhatikan tubuh Tania dengan tatapan iba. Ia iba tapi disisi lain ia sangat membenci orang yang saat ini terbaring di ranjangnya, bagaimana ia tidak membenci jika pernikahan yang seharusnya sekali dalam seumur hidupnya juga bersama orang yang ia cintai kini berbelok pada orang lain. Tolong garis bawahi yaa 'ORANG LAIN' yang bahkan dia tak punya perasaan apapun bahkan secuil pun. Ia hanya menganggap Tania teman sedari mereka duduk dibangku SMA. Walaupun menikah dengan permintaan Sheirl tetap saja, ia sangat membenci Tania. Entah apa yang diperbuat Tania hingga kekasih hatinya menyetujui permintaan menikah antara dirinya dnegan Tania.
"Eunghh," racau Tania sembari menggaruk lehernya dan merambat ke tubuhnya yang tertutup dress maroon.
Kevin memperhatikan Tania sekilas dan tersenyum tanpa sadar. Senyum lirih dan iba yang menjadi satu. Ia tak tahu harus bagaimana lagi sekarang. Intinya ia berjanji pada otaknya tuk menikahi segera Sheirl dan menceraikan Tania setelah 1,5 tahun. Entah itu akan berubah ataupun tidak, itu urusan hatinya di masa depan.
Tania kembali menggaruk lehernya dan menyingkirkan beberapa anak rambut.
"Apa dia kedinginan? Tidak. Ini Acnya sudah kuatur normal," ujar Kevin.
"Apa dia tidak nyaman memakai dress itu?" tanya Kevin pada dirinya lagi.
Kevin melihat tingkah Tania dan membandingkan dengan kedua pernyataannya. Dan pikirannya mengarah ke kalimat kedua yaa dia tidak nyaman tertidur menggunakan dress.
"Setahuku dia tertidur selalu memakai piyama. Aishh bagaimna ini.."
Kevin diam dan memperhatikan tubuh Tania. Bagaimana ini, pikirnya. Kevin menggelengkan kepalanya, "Ahh masa bodolah. Aku akan mengganti bajunya," ujar Kevin final dan dia menuju ruang tamu yang terdapat koper Tania.
Kevin membuka koper Tania. "Ahh yang mana ya.." ucapnya saat ia melihat-lihat beberapa potong piyama yang tersimpan rapi masih di dalam koper Tania.
"Ah yang ini sajalah," ucap Kevin dan pilihannya jatuh pada piyama berwarna peach dengan bahan katun dan pada atasannya terdapat motif kepala, kepala dari kartun kelinci dan bagian celannya terdapat dua kantong di sisi kanan dan sisi kiri.
Kevin menarik piyama pilihannya tersebut dari dalam koper lalu menggendong piyama itu dan menjadikan buntalan kemudian memasuki kamar yang terdapat Tania di dalamnya.
Kevin mengantikan Dress Tania dengan piyama yang ia pilih dengan cepat sesekali ia meneguk ludahnya. Tetapi ia menormalkan kembali pikirannya itu juga karena ia adalah pria dewasa yang normal. Tetapi dalam berkencan dengan Sheirl dia tidak melakukan hal lebih selain berciuman, berpelukan, berpegangan tangan. Bukankah itu hal wajar? Lagi pula anak zaman now saja sudah melakukan yang lebih dari ia dan Sheirl lakukan. Dan melakukan panggilan kesayangan yang membuat anak zaman old merasa jijik pada perubahan zaman di Indonesia.
Selesai.
Kevin menghela nafasnya dan timbul keringat yang mulai membanjiri dahinya.
Kevin segera mengenyahkan pikirannya yang selalu terpancar pada Tania kemudian langkah kaki berikutnya ia meletakkan pakaian kotor Tania ke tempat cucian kotor dekat lemarinya.
Kevin merebahkan tubuhnya tapi belum seluruh tubuhnya. Kepalanya masih bersandar pada ranjang.
"Ahhh panasnya," ujarnya sembari mengipas-ngipas tubuhnya dengan telapak tangannya.
Kevin ingin mengatur suhu dingin di dalam kamarnya tapi ia melihat ke samping, ke arah Tania yang sedang sakit. Dia mengurungkan niatnya. Kemudian pada akhirnya dia membuka baju yang tengah ia pakai.
Kevin dengan badan kokoh dan dada yang terbentuk itu menselonjorkan kakinya dan mulai tertidur dengan memeluk dan membawa kepala Tania ke dalam dekapannya. Entah itu sadar atau tidak saat ia melakukan kegiatan itu yang pasti sebuah kehangatan menjalar ke tubuhnya saat ia memeluk tubuh Tania.
..
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of The Marriage Life||✔
Literatura Feminina🔊 T A M A T✔ [PROSES REVISI OTW TERBIT DI WEBCOMIC STAY TUNE] NOVEL DOMESTIC DRAMA Tamat. 27/05/18 PROSES REVISI 1-10 Cover by: @tiararnggns [Private acak] #32 in chicklit (26-11-2017) PerChapter: 400,500-600 kata. Titania Elveratte Lubis sering...