Kehilangan (ini sedih gaboong)

78 6 0
                                    

Semenjak impian dulu sirna karena kata Cinta. Sejak itulah tak akan lagi aku salah mengambil langkah.

**
Aku selalu belajar dari kehidupan baik kehidupanku sendiri maupun orang lain.

Satu hal, aku belajar dari kehidupan orang lain. Yang paling penting adalag ketika kamu jatuh cinta pada sahabat, kamu harus siap kehilangan dua orang, pacarmu dan sahabatmu. Lebih baik menahan perasaan yang amat mendalam hingga nanti perasaan itu sirna oleh waktu. Yang dimana terkadang hanya waktu yang dapat menjawab. Sementara kita hanya dapat membantu menjelaskan.

**
Suatu ketika
Dini hari pukul 04.00
Sahutan tetangga mengarah ke rumahku. Aku dan kedua orang tuaku terbangun. Mendapati tetangga kami telah tiada. Ia adalah bapaknya teman kecilku, Tiwi.

Aku dan Caca sebagai temannya langsung menemaninya dikala ia sedih itu.

Aku terheran melihat Tiwi berhasil menyembunyikan air matanya.

'Gua gapapa kok' -Tiwi (sambil menahan air mata)

'Ti, ga ada orang yang baik-baik aja waktu ditinggal sama orang yang kita sayang' - Caca

Kemudian Tiwi menangis.
Entahlah mengapa aku terdiam, berada ditengah-tengah orang kuat seperti mereka. Caca benar.

'Lu gausah boongin lu gimana. Nangis. Sampe keluar semua uneg-uneg lu' -Caca

Satuhal lagi ternyata, sahabat itu bukan hanya ia yang membuatmu tertawa, namun ia yang membuatmu nangis agar kamu merasa lega.

'Gua pernah ngerasain jadi lu Ti, ditinggal sama Ibu.' -Caca

Ini benar-benar moment dimana aku terasa lemah, sangat lemah.
Mereka nangis. Aku ingin menangis, tapi tak bisa. Terlalu sakit rasanya. Air mata yang tak dapat tertuang karena sebuah kisah yang teramat menyakitkan.

**
Setelah itu, dikejauhan hari setelah Bapak Tiwi meninggal. Kami berkumpul di kamarku, bermalam disana.

Dengan kondisi dimana Tiwi yang masih merasakan betapa pahitnya kehilangan.

"Kangen bapak" -Tiwi

"Sama. Tapi kita bisa apa? Kangen yg terpendam itu bukan kangen sama LDR'n kita tapi kangen sama orang tua yang udah ga ada di Dunia ini." -Caca

Mereka benar-benar orang yang kuat. Yang mengajariku apa arti kehilangan. Yang mengajariku bagaimana rasanya rindu tak tertahan. Dimana kita hanya ingin tertidur memimpikannya, ingin memeluknya meski hanya dalam mimpi.

Aku tahu, Ti, Ca.

Bahwasannya ada rindu yang tak dapat digerimiskan.
Bahwasannya ada rindu yang tak ada obatnya.
Mungkin ada, melewati sebuah do'a.

Siapa sih orang yang ga sedih saat berbicara kehilangan?

Aku mengerti perasaan kalian. Tapi aku diam. Sebab aku tak bisa merasakannya. Yang merasakan ya, diri kalian masing-masing.

Maaf, bukan jahat.
Memang begitu, perasaan yang kamu rasakan tak mungkin dapat aku rasakan.

**
Vote komen jangan lupa
Jangan lupa vote komen
Kalo lupa gapapa
Makasih udah ngamen

*pantun apa ini*

Senja Bersama HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang