6. The BL Prince : Part c

1K 172 7
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Only The Ring Finger Knows © Kannagi Satoru & Odagiri Hotaru

.

.

.

.

"Ada tren baru yang beredar di sekolah Naruto. The Rings. Sepasang cincin yang dikenakan di jari manis sebelah kanan menandakan 'Persahabatan'. Cincin yang dikenakan di jari tengah sebelah kanan menandakan 'Single'. Dan, the greatest status at all adalah paired ring yang dikenakan di jari manis kiri menandakan 'Couple'. Naruto murid SMA kelas dua, sudah mengenakan cincin kesayangannya sebelum tren itu ada. Cincin itu dijaga dengan baik olehnya. Sampai suatu hari cincin itu tertukar dengan cincin milik senior kelas tiga di sekolahnya, Sasuke, siswa yang menjadi idola semua siswi dan guru di sekolah. Tampan, enerjik, sportif, ramah dan pintar. Kesan pertama bagi Naruto, Sasuke adalah orang yang menyebalkan. Berbeda dari apa yang rumor-rumor itu katakan. Ketika cincinnya tertukar, Naruto tidak menyadarinya. Naruto sampai berpikir kalau dia sudah terlalu kegendutan karena kebanyakan makan sampai cincinnya tidak muat di jari tengahnya lagi. Kemudian Sasuke sendiri yang datang ke kelasnya untuk menukar kembali cincin mereka yang memiliki desain sama." Lee menarik napas sebelum melanjutkan cerita. "Sasuke yang dikenal baik oleh semua orang, hanya kepada Naruto sikapnya berbeda. Kasar dan kadang-kadang melontarkan kata-kata menyakitkan hati. Hal itu membuat Naruto kesal dan penasaran. Sampai pada akhirnya keberadaan cincin itu membuat mereka menyadari akan perasaanya masing-masing. Dan Naruto mengetahui semua cerita dibalik cincin yang dikenakan Sasuke." Lee mengakhiri ceritanya. "Itu ringkasan ceritanya. Selanjutnya kita akan membahas lebih rinci per adegan." Lee memberi pengarahan, telunjuknya mengacung ke atas.

Naruto merinding. Kenapa si Lee itu mesti memakai nama asli mereka ketika bercerita? Itu membuat Naruto membayangkan memang dia dan Sasuke yang sedang terlibat dalam kisah hidup seperti itu. Pencemaran nama baik.

"Jadwal rekaman kalian akan berbeda. Kira-kira nanti akan ada waktunya Sasuke-kun dan Ino-san. Naruto-kun dan Sora-kun. Naruto-kun dan Hinata-san. Sasuke-kun dan Kurenai-san. Naruto-kun, Hinata-san dan Kurenai-san. Dan tentu saja yang akan paling sering bertemu adalah Naruto-kun dan Sasuke-kun." Guy berkata lebay, "Apa ada pertanyaan lagi?" Dia menatap semua orang, memastikan tidak ada yang ketinggalan pengarahan.

Hinata ragu-ragu mengangkat tangan, "A... apa ceritanya sampai... Sasuke-kun dan Naruto-kun jadian... saja? Versi novelnya masih panjang... kan?"

Dia mengikuti novelnya? Sekarang semua orang tau kalau Hinata itu sebenarnya seorang fujoshi. Sulit dipercaya.

Ingat, jangan menilai buku dari sampulnya.

Naruto makin merinding.

Kenapa Hinata juga tidak memakai nama asli karakternya saja? Wataru dan Yuichi. Sembarangan saja dia memasukan nama Naruto dalam kalimat 'Naruto dan Sasuke jadian'. Lagi-lagi pencemaran nama baik.

Guy menaruh naskah di genggamannya ke atas meja, satu tangannya berkacak di pinggang. Ekspresinya kelihatan senang. "Ohhhh~ pintar sekali, Hinata. Kita akan sampai novel vol.3, animenya akan dibuat 12 episode. Naskah jilid kedua akan diberikan nanti ketika proses rekaman sesi pertama dimulai."

Naruto mengedarkan pandangan, mengamati orang-orang yang akan bekerja bersamanyanya. Manik birunya menatap Ino yang duduk paling jauh darinya. Mungkin karena perannya yang tidak terlalu banyak, dia jadi lumayan cuek dengan penjelasan yang diberikan, sibuk merapikan tatanan rambut sambil sesekali mengoles ulang bibirnya dengan lipgloss perisa cherry.
Kemudian bergeser mengamati Sora. Tangan dilipat di depan dada, wajah kaku. Kelihatan mendengarkan penjelasan sih, tapi Naruto memergokinya sedang mengamati sekitar juga. Apa Sora punya kebiasaan yang sama dengannya?
Ketika bertemu pandang dengan kakak Hot Mommy itu, dia tersenyum pada Naruto. Naruto menggaruk kepalanya, salah tingkah. Kemudian memebalas dengan cengiran. Si kakak terkekeh pelan.

Naruto cepat-cepat mengganti objek pengamatan. Ketika menoleh ke arah gadis yang bernama Hinata tadi, ternyata dia sedang mengamati Naruto juga. Naruto menatapnya. Si pemalu cepat-cepat menunduk dan malah memainkan jarinya, wajahnya makin merah. Naruto heran.

Naruto melirik sekilas ke arah Sasuke. Tadinya Naruto berpikir Sasuke akan cuek, sibuk memainkan smartphonenya atau mendengarkan musik sambil menutup mata ─jangan salahkan Naruto kalau image Sasuke terlihat seperti itu di matanya. Tapi ternyata Naruto salah. Sasuke malah yang terlihat paling serius, membaca naskah sambil sesekali tangannya yang menggenggam pena bergerak untuk menandai atau menuliskan sesuatu di bagian bawah kertas.
Apa dia tipe serius ketika kerja? Naruto membatin sambil latah ikut melihat-lihat ulang lembaran naskah.

"Kalau sukses, dijamin season dua pun akan dibuat." Tambah Guy.

Naruto mendongak cepat ketika telinganya menangkap kata 'season dua'.

"Eh? Apa?" Jangan bercanda. Dua belas episode itu saja sudah membuat Naruto susah bernapas.

Guy menyadari perubahan pada raut wajah Naruto yang jadi agak pucat. Dia berjalan mendekat dan menepuk bahunya singkat, "Tenang, Naruto-kun! Kamu akan bisa melakukannya dengan baik. Aku sudah tahu dari pertama kali mendengar sample suaramu. Tunjukan semangat masa mudamu itu!" Semangat berapi-api terlihat di mata Guy, tangannya mengepal kuat.

Naruto mencelos. Tadinya Naruto juga berpikir pasti akan bisa melakukannya. Tapi ketika dia tahu kalau dia mendapat seorang Sasuke sebagai partner, rasanya ia ingin sekali memutar waktu dan membiarkan Gaara membatalkan tawaran ketika itu.

"Ini soft yaoi. Lebih mengutamakan emosi yang ditunjukan si pasangan. Anime ini tidak seperti kebanyakan anime-anime yaoi lain yang ada adegan sex di tiap episode. Kalau kau khawatir soal adegan ranjang, tenang saja, dari dua belas episode itu kau hanya akan melakukan empat sampai lima kali adegan ranjang saja hahahaha." Guy meninggalkan Naruto dengan tawa, merasa baru saja membantu membangun rasa percaya diri Naruto ─menurutnya.

Naruto diam, mencerna kata-kata Guy.

Empat sampai lima kali adegan ranjang?

Tapi di naskah yang kemarin diterima Naruto hanya ada satu adegan ranjang...

Ah itu cuma naskah jilid satu ya...

Jadi dia harus melakukan empat sampai lima kali adegan desah-desahan?

Bersama musuh barunya itu?

Naruto makin memucat. Berpikir kalau dewa benar-benar sudah membencinya.

"Arggghhhhh!"

Seiyuu! Say I Love You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang