18. Is It Training? : Part e

1.1K 147 41
                                    

Naruto ⓒ Masashi Kishimoto

Only The Ring Finger Knows © Kannagi Satoru & Odagiri Hotaru

.

.

.

"Baik-baik di sini. Kalau ada apa-apa langsung telepon aku. Mengerti?"

Kalau Naruto tidak salah ingat, itu perkataan Gaara yang dari tadi sudah diucapkan lebih dari empat kali.
Bukannya tidak senang, hanya sedikit merasa diremehkan. "Aku kan sudah dewasa. Bisa urus diri sendiri."

Naruto bersidekap, pose sok tangguh. Ketika begini sikapnya jadi terlihat sangat mirip dengan Konohamaru.
Pernyataan yang meragukan. Gaara menghela napas. "Aku pulang…" Kakinya melangkah enggan ke luar apartemen ─apartemen mewah milik Sasuke.

"Hati-hati di jalan." Gaara mendapat lamabaian tangan ceria dari Naruto. Sungguh bocah yang tidak mengerti kekhawatiran orang.

Naruto menunggu sampai sososk Gaara tidak terlihat lagi di tikungan lorong sebelum menutup pintu dan kembali ke dalam, duduk berhadapan dengan Sasuke di sofa empuknya.

Sasuke sudah berganti baju, duduk santai sambil melakukan sesuatu dengan laptop. Urusan café mungkin. Sesekali Sasuke meneguk secangkir teh chamomile yang diletakkan di atas meja. Naruto tidak begitu tahu jenis-jenis teh, dia hanya melihat banyaknya kotak teh dengan bacaan seperti itu di dapur Sasuke. Naruto sempat melakukan checking ketika pemilik aslinya pergi tadi. Tidak ada yang aneh. Tidak ada minuman keras, tidak ada majalah atau DVD-DVD porno, tidak ada barang-barang memalukan. Terlalu normal. Membosankan.

"Kita akan belajar apa?" Mata berbinar Naruto bertemu tatapan dingin Sasuke. Bocah pirang itu masih menunggu, tangannya mengepal semangat. Tubuh bergetar karena senang.

Sasuke menutup laptopnya. "Pendalaman karakter."

"Ya?"

Bukannya memberikan jawaban, Sasuke malah bangkit dari duduknya dan melangkah pergi.

"Hei!" panggil Naruto sedikit sebal.
Sasuke berjalan santai, menyadari Naruto yang sudah mengikutinya. Sasuke membawa bocah itu ke sebuah ruangan.

Naruto ingat betul dengan ruangan ini. Ruangan yang sejak awal menarik perhatiannya karena desain pintu yang berbeda dari ruangan lain. Pintu ganda yang terbuat dari kayu kualitas tinggi dengan cat coklat yang mengkilat, kesederhanaan dalam ukirannya menunjukkan kemewahan. Sasuke membuka pintu dengan memasukkan beberapa digit angka sebagai kode keamanan. Pantas saja Naruto tidak bisa membuka pintu itu tadi.

Naruto takjub.

Ruangan itu luas. Sangat luas! Seluas tiga atau empat kamar yang dijadikan satu. Terdapat ruang rekaman seperti di kelas record training milik Iruka-sensei, ah tidak, yang ini jauh lebih bagus. Dengan peralatan keluaran terbaru, AC dingin tanda berfungsi dengan baik, dinding dan lantainya berlapis karpet kedap suara kualitas tinggi, beberapa sofa mewah, dispenser yang Naruto sering lihat di iklan-iklan TV dengan moto 'tarik, taruh, dorong' tanpa perlu capek-capek mengangkat galon yang berat ─Iruka-sensei sepertinya tertarik untuk membeli dispenser yang seperti ini, dan lemari es ukuran sedang dipojokan ruangan. Di salah satu sisi ada jendela kecil dua arah yang membuat kita bisa melihat ke ruangan sebelah. Ruangan sebelah, dibuat seperti perpustakaan. Penuh rak buku dengan satu meja dan beberapa kursi malas bergaya inggris abad pertengahan. Pencahayaannya diatur dengan sedemikian rupa. Tidak ada pembatasan biaya, semuanya dibuat dengan melibatkan perusahaaan-perusahaan terbaik.

"Apa ini?" Naruto masuk lebih dulu tanpa malu-malu. "Keren!"

"Hati-hati, mengotori barang-barang di sini."

Seiyuu! Say I Love You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang