4. The BL Prince :Part a

1.1K 176 16
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Only The Ring Finger Knows © Kannagi Satoru & Odagiri Hotaru

.

.

.

.

.

Jangan pernah menilai buku dari sampulnya.

Dan Naruto jadi orang kesekian yang sudah membuktikannya. Langsung. Berefek dahsyat dalam kehidupan.
Pertama, Naruto sudah membuktikannya dalam kasus kakek Sarutobi. Si kakek yang kelihatannya berwibawa itu. Orang-orang tidak tahu saja apa yang ada di laci paling bawah meja kantornya. Naruto kecil yang kenakalannya terkenal seantero panti mengobrak-abrik ruangan kerja si kakek. Menjadikan sofa tamu sebagai pengganti trampolin, berlompatan girang sambil nyanyi-nyanyi dengan suara cadel khas bocah bau kencur. Atau menjadikan kertas-kertas berharga milik kantor sebagai kapal-kapalan dan burung bangau abstrak, latihan untuk tes keterampilan melipat origami di sekolah, katanya. Atau berdiri tegak penuh jiwa keadilan di atas meja kerja, dengan jubah berkibar di punggung, main Superman-Superman-an ceritanya.
Dan ketika itu Naruto sedang main detective-detective-an. Detective Naru-chan lengkap dengan kacamata, dasi kupu-kupu dan kaca pembesar menerima kasus kehilangan barang berharga dari klien. Kolong meja, kolong tempat tidur, semua lemari, sampai sarang semut di taman belakang tak lewat dari geledahannya. Dan ketika sampai pada laci kerja bagian bawah milik si kakek, Naruto menemukan majalah-majalah dengan sampul wanita memakai baju kurang bahan dengan pose aneh yang lucu. Naruto kecil menyebutnya aneh, pria dewasa menyebutnya erotis membangkitkan gairah.

Ketika Naruto beranjak dewasa, barulah dia tahu itu apa. Si kakek berdalih itu semua milik Jiraiya, murid sekaligus kolega minum-minumnya. Tapi Naruto tidak mau tahu dan menjadikan itu sebagai bahan ancaman. Seperti 'Traktir aku ramen Ichiraku tiap hari. Kalau tidak, akan kubiarkan seluruh jagad tahu isi laci itu'.

Ah masa kecil yang bahagia...

Yang kedua, kasus Gaara. Sahabat terbaiknya, teman susah senang sehidup semati. Jadi ketua kelas saat taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Jadi ketua osis saat tingkat menengah pertama dan menengah atas, seorang pemimpin sejati. Kuliah dengan beasiswa dan lulus lebih cepat. Jenius berbagai bidang─termasuk urusan rumah tangga. Kekurangannya hanya satu. Wajah bawaan lahirnya. Orang sering salah menilainya. Gaara sudah terbiasa. Yah orang-orang tidak bisa disalahkan juga sih, coba saja bayangkan kalau kalian ada di posisi mereka. Berhadapan dengan seseorang yang bermata dingin dengan lingkaran hitam di sekelilingnya. Rambut merah menyaingi darah. Tato di salah satu sisi dahi ─yang sebenarnya adalah murni tanda lahir. Dijamin menyapa saja sudah membuat gemetaran. Serius.

Naruto ingat samar-samar bagaimana ketika Gaara awal-awal dibawa ke panti, umur empat atau lima tahun. Seorang donator kaya menyumbangkan berbagai macam boneka pada pihak panti. Berebut, Naruto yang lebih awal menyongsong kotak kardus itu mendapat boneka maskot lucu rubah ekor sembilan, katanya namanya Kyuubi. Gaara yang pendiam, belum terbiasa dan selalu sendiri, mengambil belakangan. Sisa lah yang dia dapat. Boneka maskot bernama Shukaku, wajah maskot itu menyeramkan bagi anak seumur mereka.

Gaara kecil memandangi Naruto kecil dengan mata dan ekspresi dinginnya. Naruto kecil sampai berkata, "Apa? Mau ajak belantem, ya?! Cini kalau belani!". Gaara kecil diam seribu bahasa, pandangannya masih tidak teralih. Naruto kecil kemudian menyadari kalau pandangan Gaara terarah pada Kyuubinya. Naruto kecil menatap bergantian, kyuubi ditangannya, Shukaku di tangan Gaara, kembali lagi lihat Kyuubi, dan kembali lihat Shukaku lagi. Entah kenapa tapi sepertinya Naruto kecil mengerti kalau Gaara kecil iri dengan maskot kepunyaannya. Diulurkannya Kyuubi dihadapan Gaara sambil berkata, "Nih buatmu saja. Tapi nanti ijinkan aku main sama Kyuubi juga kalau sedang mau."

Seiyuu! Say I Love You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang