Naruto ⓒ Masashi Kishimoto
Only The Ring Finger Knows © Kannagi Satoru & Odagiri Hotaru
.
.
.
.
.
Terkadang, Naruto bisa tahu diri juga.
Walau lebih sering tidak tahu dirinya. Sok tahu, sok bisa, dan hobi cari masalah. Bukan hanya satu atau dua kali, terlalu sering malah.
Tapi hari ini berbeda. Hari ini bukan Iruka yang mencari-cari bocah itu untuk memulai pelajaran. Anaknya datang sendiri ke kelas. Kelas sebelumnya ─walau hanya tiga murid─ baru saja selesai kurang dari satu menit lalu.
Iruka berkedip beberapa kali, menatap Naruto yang sudah duduk di kursinya dengan sorot mata menyiratkan ketidak percayaan. "Ada apa ini?"
"Apanya?" Naruto bertanya. Benar-benar tidak tahu maksud pertanyaan tadi arahnya kemana.
Iruka merasa terharu, sungguh. Keinginan untuk memeluk anak didiknya yang satu itu dia tahan-tahan. Hanya senyum yang tidak bisa ditahannya. "Tidak, tidak apa-apa..."
Akhirnya Naruto punya kesadaran terhadap kewajibannya... kira-kira begitu yang Iruka pikirkan."Apa yang akan kita pelajari?"
"Karena jadwal rekamanmu sebentar lagi, ayo kita coba sesuatu yang baru."
Semangat Naruto muncul. Selalu seperti itu ketika ada hal baru. "Apa? Apa?""Record Training." Iruka tersenyum.
.
.
.
.
.
Record Training.
Pelatihan simulasi saat rekaman. Iruka-sensei punya satu ruangan kedap suara yang meniru studio untuk proses pengambilan suara.
Record training adalah latihan membiasakan diri dengan keadaan saat rekaman nanti. Simulasi. Benar-benar terasa asli.Iruka-sensei memberikan beberapa sample video animasi mentah yang belum terisi suara dialog tokoh-tokohnya. Hanya ada suara instrumen musik dan backsound.
Naruto berlatih dengan video-video itu. Menyesuaikan gerak bibir dengan gambar bergerak tersebut. Video sudah ditansfer juga ke dalam smartphone-nya, memungkinkannya untuk berlatih dimana saja.
Sejak hari itu, smartphone tidak pernah lepas dari genggaman. Kecuali saat tidur dan ke kamar mandi.
Gaara sempat mengomeli ketika Naruto masih fokus pada layar ponsel saat waktunya makan tiba..
.
.
Di depan televisi, Naruto menggembungkan pipi. Bibir maju ke depan. Pose sebal maksimal.
Kiba menjatuhkan diri untuk duduk di sampingnya. Tidak ada jadwal kerja. "Kenapa mukamu lucu begitu?"
"Jangan meledekku!" Naruto nyolot.
"Hey, hey, apa yang salah? Aku hanya bertanya." Kiba sedikit bergeser menjauh. Tindakan pencegahan agar tidak kena semprot untuk ke dua kali.
Naruto tidak menyahut lagi.Rencana awal untuk sekedar ngobrol-ngobrol ditunda sementara. Objek bully-an sedang dalam mode liar.
Kiba sedikit lirik-lirik, menemukan sahabat pirangnya fokus pada tayangan televisi. Kiba jadi penasaran juga, ikut menonton.

KAMU SEDANG MEMBACA
Seiyuu! Say I Love You!
FanfictionBiru langit siang hari bertemu kelamnya malam. Saling menatap dan berhadapan dalam dunia yang menjadikan suara sebagai porosnya. SasuNaru fanfiction. AU. Seiyuu!Naruto. Seiyuu!Sasuke. Romance, drama, family, dengan sedikit humor. (SasuNaru fanfic. R...