Naruto © Masashi Kishimoto
Only The Ring Finger Knows © Kannagi Satoru & Odagiri HotaruSEIYUU! Say I Love You!
.
.
.
Kantor B-z Agency bukanlah gedung menjulang tinggi dengan segala kemewahan. Hanya susunan bahan bangunan membentuk rumah bergaya minimalis tak bertingkat, dibangun memanjang. Menghabiskan lahan hampir setengah hektar sebagai areanya. Tidak seluruhnya gedung, lebih banyak lahan kosong untuk pekarangan, beberapa permainan anak dan sekelilingnya indah ditanami bunga berbagai rupa. Bukan kegemaran sang pendiri, hanya membangun sesuai fungsi. Bukan hanya kantor agensi, tapi juga tempat berteduh anak-anak tanpa keluarga menetap. Berdiri dengan kesederhanaan dan ikatan kuat tiap staffnya.
Bagian depan terdiri dari kantor, ruangan untuk latihan praktek dan teori, serta kelas pengisi suara milik Iruka. Segala sesuatu yang berhubungan dengan urusan kantor agensi. Ramai di jam kerja. Bagian belakang digunakan sebagai tempat tinggal, dengan jejeran kamar dan intsrumen pelengkap lainnya sebagai sebuah rumah. Masih ramai walau sudah lewat jam tidur.
"Tapi kan dengan begini gosip soal cincinmu yang berpasangan dengan Kazuki itu sudah dilupakan sepenuhnya. Tidak akan ada gosip aneh-aneh lagi tentangmu dan dia." Kiba berkata santai, menyelipkan nada sombong pada dialog yang diucapkannya tadi. Tak ada perubahan suara, memakai suara bawaannya. Dia menemani Naruto latihan. Tangan kiri dengan naskah, tangan kanan dengan keripik kentang. Memasukkan kepingan keripik itu ke dalam mulutnya tiap selesai mengucapkan kalimat bagiannya.
Remahan keripik jatuh di atas karpet.
Naruto menarik napas singkat, "Iya sih..." dengan suara sedikit dibuat lembut, mengingat perannya sebagai seorang Fuuji Wataru. Nadanya dibuat ambigu, memberikan kesan 'ragu' pada orang yang mendengarnya. Kedua kaki bersila, punggung menyender pada sandaran sofa, naskah diletakkan di atas meja, cukup jauh dari pandangan. Naruto hanya melihat sesekali, sekalian latihan menghapal. Naruto merasa lebih percaya diri kalau bisa hapal.
Samar-samar suara acara televisi terdengar, menayangkan barita malam."Wataru?" Kiba memberi jeda dengan suara renyah kunyahan keripik. "Hey, jangan-jangan kau tidak suka gosip soal Kazuki yang mengejar Karin-chan itu?" suara sedikit direndahkan, nada menyelidik.
"K─kenapa aku harus tidak suka?" Naruto menunjukan rasa gugup yang ketara. Gagap di awal, setelahnya sengaja dibuat cepat tanpa jeda. Buru-buru, seakan takut dicurigai lebih.
"Habisnya... Wajahmu ditekuk terus seperti itu." Kiba memicingkan matanya, terbawa peran.
"Ukh... wajahku memang dari awal sudah begini!!" Naruto sedikit menaikkan suaranya beberapa oktaf. Membentak sebal.
"Memangnya latihan seperti itu bisa memberi efek?" Shikamaru menguap, sudah mulai mengantuk. Berita malam sungguh membosankan.
Naruto dan Kiba saling pandang, menghentikan latihannya. Tangan Shikamaru menguasai remote TV, memindahkan chanel ke acara talkshow larut malam. Dia duduk di sofa yang sama dengan Naruto, sementara Kiba lesehan di atas karpet. Tangan menyangga dagu, bersender pada pinggiran sofa. "Sangat tidak serius."
Oh bagus. Lihat siapa yang bicara? Naruto dan Kiba bahkan tidak pernah tahu kapan Shikamaru pernah serius. Dan sekarang dia bicara tentang keseriusan?
Naruto cemberut, tidak terima. "Aku serius kok." Wajahnya ditekuk, bukan karena terbawa peran.
Kiba meletakkan naskah, mulai menonton layar televisi. Topik talkshow 'Bulan Madu Penuh Roman' cukup menarik perhatiannya. Sepertinya sesi latihan akan diakhiri sampai sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seiyuu! Say I Love You!
FanfictionBiru langit siang hari bertemu kelamnya malam. Saling menatap dan berhadapan dalam dunia yang menjadikan suara sebagai porosnya. SasuNaru fanfiction. AU. Seiyuu!Naruto. Seiyuu!Sasuke. Romance, drama, family, dengan sedikit humor. (SasuNaru fanfic. R...