17. Is It Training? : Part d

728 129 17
                                    

Naruto ⓒ Masashi Kishimoto

Only The Ring Finger Knows © Kannagi Satoru & Odagiri Hotaru

.

.

.

Hatake Kakashi bukan pekerja keras, tapi memiliki wajah yang ─orang bilang─ tampan.

Jomblo bukan karena tidak laku, pekerjaan adalah kekasih awetnya ─walau dengan sifat pemalas yang tidak ketulungan. Rasa iri kadang menyelimuti saat teman-teman seangkatannya di masa kuliah berbagi cerita lewat postingan media sosial tentang kehidupan metropolitan mereka. Mengencani wanita delapan kali seminggu, menghamburkan uang gaji untuk membayar kamar hotel, bergoyang di bawah lampu kelap-kelip diskotik, atau mabuk-mabukan sampai subuh di bar terdekat.

Mengikuti tuan muda egois yang merupakan anak bungsu bosnya menjadi rutinitas sehari-harinya akhir-akhir ini. Mengawasi dan memberi instruksi hal apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan. Kurang lebih bagai seorang 'babysitter'.

Miris memang.

Tapi pekerjaan ini jauh lebih aman dibanding pekerjaannya dulu. Pekerjaannya yang dulu, di bawah pimpinan Uchiha Fungaku dan Uchiha Itachi secara langsung, adalah pekerjaan dengan mempertaruhkan keselamatan jiwa. Bukan sebagai pekerja kantoran yang melakukan hal monoton sebagai aktivitas, duduk dibelakang meja sampai sore dan digaji tiap akhir bulan. Bukan pekerjaan segampang itu. Percayalah.

Pekerjaan sebagai 'babysitter' ini sudah menunjukkan tanda-tanda akan menjadi pekerjaan permanen. Kakashi sudah bersiap untuk mengatakan selamat tinggal pada teman-teman seperjuangannya yang dulu bertempur di garis depan. Memang sedikit ada rasa tidak enak pada rekan-rekannya itu. Kakashi satu-satunya orang yang bisa dipilih untuk menjalankan tugas penjagaan Tuan Muda.

Salahkan tampang rekan-rekannya yang jauh dari kata normal.

Semua kegiatan Kakashi terorganisir dalam buku kecil ukuran saku, lengkap dengan keterangan waktu dan tempat ─plus keterangan-keterangan lainnya. Selama tuan mudanya sibuk, akan bisa dipastikan dia juga sibuk. Mungkin manajer adalah sebutan elitnya. Kadang-kadang bisa berubah jadi supir pribadi. Bahkan pembantu rumah tangga.

Dan saat ini, Kakashi benar-benar merasa diperlakukan sebagai supir.

Kunci mobil diputar untuk menyalakan mesin. Sejuknya pendingin tidak sebanding dengan aura dingin di kursi belakang. Dua pemuda tampan dengan tatapan datar duduk bersampingan. Hening.
Kakashi seperti terjebak dalam situsi Titanic hampir tenggelam karena menabrak gunung es. Hampir beku. Coba bertahan salah, loncat ke laut pun salah. Serba salah. Supir memang seharusnya cuma perlu melakukan pekerjaan supirnya, menyetir. Menjadi matahari dadakan untuk mencairkan dinginnya dua kutub es tidak masuk hitungan dalam rincian pembayaran gaji.

Kaca spion kecil di bagian atas mobil sedikit dibenarkan letaknya, mencari posisi tepat agar Kakashi dapat dengan leluasa mengintip ekspresi dua pemuda dingin dengan warna rambut bertentangan di belakangnya. Memang dia juga tidak digaji untuk ini, tapi setidaknya menguping atau mengintip tidak masuk larangan dalam kontrak kerja. Mobil mulai dijalankan ke luar area Hyuuga Entertaintment.

"Aku tidak akan bertele-tele. Apa maksudmu menyuruh Naru tinggal di tempatmu?"

Ah, si rambut merah memulai duluan.
Eh tunggu, pertanyaan apa tadi? Sejak kapan Sasuke membiarkan orang asing masuk area pribadinya sejauh itu? Kakashi saja masih dimarahi saat masuk apartemennya tanpa persetujuan. Entah untuk apa gunanya kunci cadangan yang dia miliki kalau masalah masuk saja masih sangat menjadi peraturan sulit.
Kakashi menajamkan pendengarannya.

Seiyuu! Say I Love You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang