12. I Don't Need Your Help! Maybe : Part b

913 126 23
                                    

Chapter ini lebih banyak tentang Gaara (*ˊᵕˋ*)੭ ੈ
Gaara is my baby boy~

Naruto ⓒ Masashi Kishimoto

Only The Ring Finger Knows © Kannagi Satoru & Odagiri Hotaru


.

.

.

.

.

Lewat tengah malam.

Suara jari yang beradu dengan tombol-tombol di atas laptop terdengar  meramaikan sunyi, licah menghiasi layar dengan deretan huruf dan angka. Sesekali berhenti, tumpukan kertas di samping menjadi perhatian, bolpoint bertinta merah bergerak memberi tanda. Kemudian suara ketikan akan kembali muncul, bersamaan dengan suara dengungan laptop –pertanda sudah terlalu lama digunakan, beriringan dengan suara gerakan jarum jam yang menghitung detik –menunjukan malam yang sudah lebih mendekati pagi, dan berlomba dengan suara lembaran kertas-kertas yang dibalik secara pasti –tahu apa yang dicari.

Bola mata sewarna giok pudar dengan campuran warna lembut langit membagi fokus secara teratur, berpijar tanpa lelah. Kacamata kerja yang bertengger dibenarkan letaknya, memantulkan radiasi cahaya dari laptop yang menyala.

Ketukan dari pintu yang tidak tertutup menjadi pengalih, lembut tapi sanggup menjadi perhatian.
Gerakan tangan terhenti, berganti dengan tengokan kepala ke arah sumber suara.

“Belum mau istirahat, Gaara-kun?” Iruka berdiri di sana. Mulai melangkah masuk dengan dua mug terisi hampir penuh di kedua tangan. Kaos polos biru tua yang membalut tubuh,  menunjukan si pemakai sudah siap untuk beristirahat harian wajib. Tidur malam.

Gaara sedikit menggeser tumpukan dokumen perusahaan yang datanya sedang dia input, memberi Iruka sedikit space ketika menaruh dua mug itu di atas meja.

Tempat tidur ukuran medium di samping meja kerja menjadi tempat Iruka mendudukan diri.

Gaara melepas kacamatanya, melakukan sedikit perenggangan otot, dan bersender santai pada kursi. “Sebentar lagi selesai.”

Laptop dibiarkan menyala tanpa aktivitas.

Mata Iruka mengabsen tiap sudut ruangan itu. Kamar Gaara sangat rapi, barang-barang seperlunya. Tanpa barang tercecer dan tanpa debu. Saat hal-hal seperti ini tak luput dari penglihatannya, Iruka mulai bertanya-tanya bagaimana bisa orang seperti Gaara bisa betah berakrab-akrab dengan Naruto yang tipenya sangat berlainan. Misteri.

“Bagaimana keadaan agency?” Iruka membuka topik. Pertanyaan rutin setiap minggu dari Iruka atau Shikamaru. Bukannya Iruka meragukan kemampuan Gaara, Iruka hanya merasa perlu memantau karena tetap saja dialah yang umurnya paling tua. Orang dewasa yang sebenarnya diantara mereka. Gaara tipe yang akan memaksakan diri untuk menangani masalah sendirian, bertanya rutin seperti ini akan membuat mereka bisa bertukar pikiran.

“Tidak buruk, tapi tidak terlalu baik.” Gaara membalik lembaran kertas di atas meja, membaca singkat. “Setidaknya aman sampai musim depan. Selama Kiba dan Shikamaru masih dalam masa kontrak kerja.”

Iruka tersenyum melihat beberapa foto terpajang dengan frame lucu di atas lemari rendah yang bersambungan dengan kepala ranjang. Telinga tetap fokus pada laporan yang sedang disampaikan Gaara.

Shikamaru dan Kiba memang tidak terlihat dekat dengan Gaara, tidak seperti Naruto. Tetapi, mereka sebenarnya cukup dekat. Setidaknya cukup dekat sampai Kiba tidak merasa sungkan untuk mengambil foto selfie dadakan bersama Gaara. Senyum Iruka masih bertahan ketika mengamati frame paling ujung dari kiri, sedikit menahan tawa. Bukan karena frame-nya yang dihiasi dengan figure maskot hewan-hewan mitologi versi chibi, tapi karena foto ber-layout landscape yang terpajang. Iruka ingat foto itu diambil ketika Kiba mendapatkan smartphone yang dibeli dengan upah pertamanya sebagai pengisi suara. Cek kamera depan, Kiba mendekati Gaara yang sibuk dengan laporannya. Kiba tersenyum bangga, wajah Gaara yang sedikit tersentak tertangkap kamera, Shikamaru membelakangi –punggungnya yang muncul dalam foto, Naruto dengan cengiran dan lambang V andalannya –walau sosoknya jadi sangat kecil karena berdiri terlalu jauh.

Seiyuu! Say I Love You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang