Bel istirahat pun sudah berbunyi, semua siswa siswi pun segera mengosongkan kelasnya untuk menuju ke kantin dan melahap jajanan-jajanan yang berada di kantin.
Begitu juga dengan Key, ia pun segera ke kantin karena tidak mau kehabisan makanan kesukaannya yaitu bakso mang Ucup.
"Key lo ke kantin duluan aja ya, gue mau ke toilet dulu." Ujar Andini menghampiri Key.
"Oh yaudah."
"Sekalian pesenin bakso mang Ucup ya satu buat gue."
"Iyaa bawellllllll." Key pun meninggalkan Andini menuju ke kantin.
Untung saja bakso mang Ucup tidak terlalu ramai, jadi Key bisa memesan tanpa harus berdesak-desakan dengan murid-murid yang lain.
Usai memesan bakso, Key pun duduk di bangku yang biasa ia duduki bersama Andini sambil menunggu bakso yang ia pesan datang.
"Heiiii." Sapa Aldy yang tak tau datang dari mana tiba-tiba sudah berada di samping Kayla.
Key hanya menoleh sebentar kearah Aldy tanpa berbicara sepatah pun padanya.
"Sudah baca surat yang aku kasih?" Bisik Aldy.
Key terdiam dan memikirkan omongan Aldy barusan. Sejak tadi Key tidak menerima surat dari siapapun termasuk surat dari Aldy.
"Su-surat?" Key begitu kebingungan.
"Iya surat. Surat yang aku taruh di meja kamu tadi pagi." Aldy meminum minumannya.
"Gu-gue nggak......"
"Hey Dy, hey Key." Sapa Andini yang berhasilemotong pembicaraan Key dengan Aldy.
"Hallo Din." Jawab Aldy.
"Terimakasih ya Dy." Andini tersenyum pada Aldy. "Kata-katanya bikin gue klepek-klepek." Lanjutnya.
"Terimakasih buat apa Din? Dan kata-kata yang mana sampe bikin lo klepek-klepek?" Aldy begitu kebingungan.
"Terimakasih buat surat yang lo kasih di meja gue tadi pagi." Andini tersenyum.
Aldy begitu kebingungan. Ternyata surat yang ia tulis dan ia taruh di atas meja Key itu bukanlah meja Key, melainkan meja Andini.
"Jadi, disini gue cuma jadi kacang kalian doang?" Tanya Key yang begitu bete dan meninggalkan Andini dan Aldy di kantin.
"Key mau kemana?" Tanya Andini.
"Perpus!" Dengan nada yang sangat jutek, Key pun pergi meninggalkan mereka.
Aldy merasa sangat bodoh, kenapa ia harus salah menaruh surat itu ke meja Andini. Alhasil Andini menjadi salah paham padanya.
"Gue pergi dulu ya Din."
"Oh yaudah Dy."
Aldy pun pergi meninggalkan Andini sendirian di kantin. Segera Aldy mencari Key yang berada di perpus.
"Disini ternyata kamu. Aku udah cari kamu kemana-mana eh gataunya malah disini." Aldy pun duduk di sebelah Key.
"Lo lagi, lo lagi. Bisa gak sih lo gausah ada di hadapan gue saat ini." Gerutu Key.
"Key kamu ko gitu."
"Udah cukup Dy, cukup kasih harapan yang gak jelas terus. CUKUP!!!" Dengan sangat bete Key pun pergi dari hadapan Aldy.
"Tunggu Key." Aldy memegang tangan Key dan berusaha menghentikan langkahnya. "Aku tau kamu marah sama aku. Aku gak tau kalau ternyata Andini yang duduk di meja itu bukan kamu." Lanjut Aldy.
"Apa urusannya sama Andini. Udah cukup! Gausah bawa nama sahabat gue disini. Dia gak salah apa-apa. Ngerti!" Celetus key yang begitu jutek.
"Aku yang salah Key, Aku. Aku begitu bodoh. Kalau aku gak taruh surat itu, semua gak bakal kaya gini. Aku yang salah Key."
"Udahlah, lupain soal ini." Key mengambil napas beberapa detik. "Dan lo, lo harus tanggung jawab soal Andini yang baper karena ulah lo!" Lanjut Key dan meninggalkan Aldy dengan tangis yang sudah pecah dimatanya yang membasahi pipi Key.
🍂🍂🍂
Hari sudah semakin sore, tetapi Aldy masih tetap menatapi matahari yang mulai semakin terbenam. Ia selalu teringat akan wajah Key yang begitu sedih ketika berada di perpus tadi siang.
Dan terdapat notif yang menandakan ada pesan Line masuk di ponsel Aldy. Ia mengecek dan ternyata tidak lain dari grup Line cekebre.
Cekebre
Aziz : woooy woooooyyyyyy
Aziz : Cangcimen cangcimen telolet ommmmmm.
Aziz : najis kacang-,-
Raga : berisik nying!
Aziz : atuh Line gue gak pernah dibales. Syedihh:'(
Raga : najis alay bet nih bocah.
Aziz : terah gue!
Raga : btw btw si Aldy melehoy kemana ini gak nongol?
Aziz : Haha melehoy. Ngakak jirrr,
Raga : diliat doang sama si melehoy Ziz cetan kita.
Aziz : wah wah iya Ga parah banget. Idoyyyyyyyy, keluar lah kau idoyyyyy. Haha
Raga : hahaha idoy.
Aziz : iya diakan si idoy melehoy.
Aldy : berisik kamvret!!!
Raga : tuh nongol si idoy
Aziz : tuh nongol si idoy'2
Raga : tuh nongol si idoy'3
Aziz : tuh nongol si idoy'4
Aldy : bala bego
Aziz : hahaha
Raga : hahaha'2
Aldy : tahik!
Raga : yaelah sensi bet bocah
Aziz : iyalu
Raga : taulu
Aziz : he'euhlu
Aldy : nih bocah het dah
Raga : iya iya mangap ngapah etdah baper lumah.
Aldy : gajelas lu berdua
Aziz : eh woy gue mah jelas si raga yang gajelas mah Dy bukan gue.
Aldy : yayaya
Raga : yayaya'2
Aziz : anying!!!!
Raga : Dy Lo dimana sih? Tadi lo gak ke basecamp ya?
Aziz : iya lo dimana sih Dy? Aku kangen karo koe:(
Raga : alay bet najis
Aldy : alay bet najis'2
Aziz : udah ah lumah alay alay bae
Aldy : emang alay lumah
Aziz : tahik!
Raga : lu dimana si Dy? -serius inimah
Aldy : kalian gaperlu tau gue dimana.
Raga : anying gue nanya serius!
Aziz : iya gue ge nanya serius
Aldy : sekarang gue mau ke basecamp
Raga : yedah gue otewe ke basecamp
Aziz : yedah gue otewe ke basecamp
Aldy mengakhiri chatt-an cekebre dan menutup ponselnya. Ia berjalan menuju motornya untuk segera ke basecamp.Aldy pun telah sampai di basecamp, ia pun menghampiri dua sahabatnya yang tengah duduk di depan basecamp-nya sambil memainkan gitar.
"Woyyyyyy." Aldy menggubris rambut dua sahabatnya.
"Anying kusut bego rambut gue." Raga pun merapihkan rambutnya lagi yang telah di gubris oleh Aldy. Sementara Aziz tetap membiarkan rambutnya yang telah acak-acakan.
"Lo kemana aja pulang sekolah gak ke basecamp?" Tanya Aziz dengan santai
"Ada urusan."
"Tahik urusan mulu lo mah." Sahut Raga.
"Gue lagi pusing banget, jadinya kaga ke basecamp dulu."
"Pusing ngapah lu?" Tanya Aziz penasaran.
"Tadi pagi, gue salah naro surat di mejanya Andini. Gue kira itu meja si Key, gataunya malah meja Andini. Yaudah jadinya si Andini salah paham sama gue." Jelas Aldy.
"Gilaaaaa, lo bikin gebetan gue baper Dy. Parah lo," Raga kaget mendengar cerita Aldy.
"Kan gue bilang, gue gatau kalau itu mejanya Andini bukan Key." Aldy mengacak-acak rambutnya sendiri.
"Terus Key?" Tanya Aziz penasaran.
"Ya dia jadi marah banget sama gue. Dia bilang gue harus tanggung jawab atas bapernya Andini."
"Udah Andini mah urusan gue Dy." Jawab Raga dengan optimis.
Mereka bertiga pun berbagi ceritanya masing-masing di basecamp dengan begitu asik sampai tak ingat waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dan Dilema
Historical FictionSebuah pertemuan yang singkat dan sangat menjengkelkan untuk Key. Sehingga membuat Key terbawa kedalam sebuah cinta yang begitu rumit. Ia tak pernah menyangka bahwa kejadian seperti itu akan menghancurkan hubungan persahabatannya. Tak pernah terbaya...