편지 - Problem

296 28 1
                                    

Taeyeon berjalan gontai menyusuri jejeran rak buku yang mengelilinginya. Tubuhnya terasa sangat lemas. Bahkan Taeyeon hampir tidak merasakan lantai toko buku yang menjadi pijakannya ini.

Kedua bola matanya menatap sayu buku-buku yang berjejer rapi di tempatnya. Dua jam lalu, Taeyeon merapikannya.

Ada banyak hal yang menjadi beban dalam hidupnya. Namun, ini lah Kim Taeyeon. Secuil kisah pun tidak pernah berani ia beberkan. Tidak terkecuali pada sahabatnya, Tiffany Hwang.

Gadis yang selalu menemaninya, yang sudah ia anggap seperti keluarganya. Pemilik kulit putih kemerahan yang kini berada tepat di belakangnya.

"Mau sampe kapan ngikutin gue?" Suara Taeyeon memecah keheningan, memberi tahu jika Tiffany sudah ketahuan.

Langkah kaki Tiffany, karena hal itu lah Taeyeon menyadari betul keberadaannya. Bahkan sejak saat Tiffany memulai aksinya—mengikuti Taeyeon.

"Gue pikir lo gak ngeh." Tiffany tersenyum simpul, menyadari betapa bodohnya ia berpikir seperti itu.

Hal itu sudah menjadi bagian dari rutinitasnya. Mengikuti langkah kaki Taeyeon, saat gadis bertubuh mungil itu terlihat berbeda dari biasanya. Bukan pula hal baru saat seorang Kim Taeyeon yang selalu ceria berubah muram dan tidak bersemangat.

Tiffany mengingat jelas kejadian satu tahun lalu. Saat Taeyeon menemuinya dengan mata sembab dan sisa air mata di kedua pipinya.

"Bantuin gue, Tiff. Kayaknya gue suka sama dia."

Sejak saat itu, Taeyeon berubah.

Tiffany bahkan sampai berpikir bahwa gadis itu memiliki kepribadian ganda.

Namun sampai kapan pun, Tiffany tidak pernah berkeinginan untuk menanyakan hal-hal yang memenuhi pikirannya itu. Tiffany tidak ingin menyakiti perasaan Taeyeon.

"Lo gak pulang?" Tanya Taeyeon dengan senyumnya yang mengembang. Gadis itu berhasil memanipulasi perasaannya, lagi.

Cukup dengan mendengar nada suaranya. Tiffany sendiri mengetahui apa yang sedang dipikirkan sahabatnya itu.

Tidak berniat untuk memikirkannya lebih jauh. Tiffany mulai menyejajarkan tubuhnya tepat di samping Taeyeon. Menatap manik mata sayu itu dan menangkap berbagai kegelisahan di dalamnya. "Terus lo ngapain di sini?" Tiffany justru balik bertanya.

"Rapihin buku lah." Jawab Taeyeon.

"Dua jam lalu, udah lo rapihin kalo lo lupa."

"Masa sih?"

Tiffany menarik napas dan menghembuskannya perlahan. Ternyata sama saja. Bukankah sudah satu tahun berlalu? Kenapa Taeyeon belum juga melupakan saat itu? Akan sampai kapan Taeyeon menutupi kesedihannya?

"Lo tahu gue ngikutin lo daritadi, kenapa lo masih bohong sih, Tae?"

Perlahan, Taeyeon mengalihkan pandangannya. Tidak ingin lagi menatap dua bola mata yang terlihat menginterogasinya. "Udah sore, loh. Cus balik!" Ajak Taeyeon, tentu, memilih untuk menghindar.

Gadis itu menarik tangan Tiffany keluar dari toko tempat mereka bekerja.

Tubuhnya masih terasa lemas. Namun itu lah satu-satunya cara agar Taeyeon terlepas dari pertanyaan Tiffany.

tbc.

Letter ✔ | BaekYeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang