Sebenarnya, Taeyeon memang menanti surat dari Seokjin. Namun, penantiannya kini bercabang. Sudah tiga minggu Baekhyun tidak menemuinya. Biasanya pria itu akan menemui Taeyeon tiga kali dalam satu hari.
Tidak berbeda jauh, Tiffany pun sibuk dengan urusan pribadinya. Terakhir kali, Tiffany mengatakan bahwa dirinya akan segera bertunangan. Taeyeon turut bahagia mendengarnya.
Tapi Taeyeon merasa ada yang hilang, gadis itu kesepian.
Seokjin juga tidak pernah mengirimkan surat untuknya. Apa dia sudah pergi dengan tenang dan melupakan Taeyeon? Entahlah, mungkin itu lebih baik.
Taeyeon merindukan semuanya. Merindukan Seokjin, Tiffany, juga Baekhyun.
Taeyeon membutuhkan mereka.
Senja sudah tiba, toko akan segera tutup. Tiffany tidak bersama Taeyeon saat ini, tapi seseorang yang dirindukannya kini datang, berjalan perlahan dan duduk di sampingnya.
"Wah sombong banget, tiga minggu loh kamu ngilang, Baek. Kamu dendam ya sama aku?"
Taeyeon mencerca Baekhyun bertubi-tubi, seolah tidak mengizinkan Baekhyun untuk berbicara dan memberitahu alasannya datang menemui Taeyeon.
Sampai akhirnya, diantara omelan yang mengalun dari belah bibir Taeyeon, Baekhyun memanggil namanya dengan lirih, "Taeyeon..." ucapnya, hingga membuat Taeyeon berhenti mengoceh.
Akhir-akhir ini mood Taeyeon sedang baik, tapi pikirannya kacau. Gadis itu lebih menantikan kedatangan Baekhyun daripada apapun, sungguh. Tidak biasanya ia kehilangan ocehan tak berujung dari Baekhyun
"Kenapa?" Taeyeon membalas.
"Aku mau nikah sama Taeyeon."
"H-hah?"
Taeyeon berusaha menyembunyikan wajahnya. Dia tahu, rona merah mulai menjalar di pipi tirusnya. Tiga minggu tidak bertemu, dan——
"Kalimat terakhir Seokjin sebelum dia pergi."
Benar saja, seharusnya Taeyeon lebih jago lagi mengontrol dirinya. Ia sampai kehilangan keseimbangan saking terkejutnya. Yah, lagi pula itu hanya prasangka Taeyeon saja. Taeyeon pikir Baekhyun lah yang memintanya.
Sungguh demi apapun, bodoh sekali dia berpikir seperti itu.
"Aku ngerasa bersalah, jadi aku pengen nyampein keinginan terakhir dia."
Taeyeon mulai mencoba bersikap sewajarnya, meskipun rasa kecewa tetap saja tidak bisa dihindarkan. Dengan tenang, ia mengulang, "Ngerasa bersalah?"
"Iya, karena aku adalah penyebab kepergiannya."
"K-kamu?"
Bagai halilintar, ucapan Baekhyun tepat menyambar pertahanan Taeyeon. Apa yang baru saja dikatakannya berhasil membuat Taeyeon menolak untuk percaya.
Belum sempat Taeyeon mengatur nafasnya yang tercekat, Baekhyun kembali melanjutkan urusannya. Ia berujar, "Aku bakal tunangan lusa. Kamu dateng ya?"
Taeyeon tak memberi jawaban, hanya memutar tubuhnya, tidak ingin lagi melihat wajah Baekhyun yang telah menggoreskan luka di hatinya.
Kenapa jadi gini?
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Letter ✔ | BaekYeon
FanfictionKim Taeyeon diberi sebuah harapan melalui surat yang dikirimkan oleh orang di masa lalunya. Meskipun logikanya menolak keras, tapi Taeyeon tak menampik jika dirinya sangat bahagia. Benar kata orang, cinta memang bikin buta. Taeyeon bahkan tidak pedu...