Letter ✔ | BaekYeon

편지 - Confess

"Kamu minta maaf karena itu?" Taeyeon menatap lekat wajah Baekhyun. Pria itu hanya mengangguk pelan, sekaligus membuat Taeyeon menghela napasnya menahan kesal, sebenarnya bukan itu jawaban yang Taeyeon harapkan.

"Kamu minta maaf padahal kamu gak salah?" kini giliran Baekhyun yang baals menatap wajah Taeyeon. Ia menautkan kedua alisnya. "...kamu gak seharusnya minta maaf soal kecelakaan itu. Harusnya kamu minta maaf karena udah bohong soal itu." pinta Taeyeon.

Gadis itu kembali mengimbuhkan, "...atau minta maaf karena kamu gak bilang kalau udah punya pacar." gumamnya.

Setelahnya, Baekhyun menarik dan menghembuskan nafas lega. "Okay, kayaknya kamu juga udah tahu semuanya 'kan? Jadi aku gak perlu minta maaf." Baekhyun berujar dengan percaya diri, yang mana membuat Taeyeon terkesiap. Isi kepalanya mendadak blank lagi, si Baekhyun gak ngerti apa maksud gue?

Namun kemudian ia melanjutkan, "...aku cuma perlu ngulang 'kan?"

Kali ini Taeyeon tak bisa lagi menahan dirinya untuk bersabar. Pria itu sungguh membuatnya gemas dan emosi. "Terserah, aku juga gak peduli."

Taeyeon berdiri dan berniat untuk meninggalkan Baekhyun. Namun tangan kekar pria itu menahannya untuk tidak beranjak. Terlihat jelas, bagaimana Baekhyun menatapnya bingung juga gugup. Namun sudah terlanjur, ia juga sudah tidak mau lagi basa-basi.

"Aku cinta kamu, Tae."

Yang mana berhasil membuat Taeyeon tertegun di tempat. Merasakan aliran darahnya yang terlalu cepat mengalir, tubuhnya jadi memanas. Baekhyun pun kembali mendudukan Taeyeon di sampingnya. "Aku cinta kamu, Taeyeon. Kamu gak lupa 'kan?"

"Gila gak sih, kamu bilang gini padahal udah mau tunangan?"

"UDAH BATAL WOY!!"

Saat itu juga, teriakan Tiffany terdengar dari kejauhan. Taeyeon sempat meliriknya, namun tiba-tiba saja emosinya memuncak di ubun-ubun. Ia kembali pada Baekhyun. "Dibatalin? Dibatalin sepihak gitu? Baekhyun, kamu gak boleh kayak gitu!?"

Helaan napas mengawali, "Gak kok, aku sama Tiffany emang gak jadi tunangan."

"Tiffany??" Taeyeon hampir memekik, terkejut tapi juga heran.

"Iya, aku sama Tiffany."

Saat itu, Baekhyun melirik Tiffany di posisinya, tersenyum geli kala mengingat usahanya tadi. Membujuk orang tua mereka untuk membatalkan pertunangan. Beruntung karena mereka berhasil.

Atensinya kembali pada Taeyeon, kemudian meraih tangan gadis itu, "Gimana? Saran aku sih kamu berserah diri, Tae. Soalnya aku gak bakal kasih kamu celah buat berpaling apalagi pergi dari aku." ujar Baekhyun.

Taeyeon terdiam beberapa detik mencerna situasi. Ia jadi tergugu, "Aku bahkan belum bisa lupain perasaan aku buat Seokjin..." jawabnya. "...aku baru belajar hidup tanpa dia. Kamu mau bantu aku buat lupa, Baek?" tanyanya mengimbuhkan.

Baekhyun kembali tersenyum, "Sakit sih, tapi gak masalah." kemudian ia mengacungkan telunjuknya. "...gimana kalau pake satu syarat?"

"Syarat? Emangnya cinta mesti pake syarat?" Taeyeon berujar sembari memberenggut.

Baekhyun pun maju selangkah lebih dekat, menekankan jemarinya untuk mendapat keberanian, lantas membalas, "Kamu harus pastiin kalo cuma aku sebagai satu-satunya cowok yang kamu andelin. Jangan pernah pergi karena aku gak akan pernah lepasin kamu."

Taeyeon tersenyum puas, namun juga terkekeh geli, "Itu sih dua syarat namanya." kemudian menambahkan sembari membalas tatapan pria itu, "Pada akhirnya, cinta yang tulus dari hati, akan menetap di jantung setiap orang." balas Taeyeon.

Baekhyun dibuat menautkan kedua alisnya, merasa tidak asing dari ucapan Taeyeon tadi. Baekhyun merasa bahwa sebelum Taeyeon, ia pernah mendengarnya dari seseorang. "Kamu dapet kata-kata itu dari quotes ya?"

Membuat Taeyeon tertawa, "Aku tau dari Seokjin loh, mungkin dia juga ngutip dari quotes kali ya."

Mendengarnya, Baekhyun jadi ikut tertawa. Pantas saja ia merasa pernah dengar. Saat itu kan, dirinya dan Seokjin memang hobi mengutip kata-kata bagus. Rupanya Seokjin sudah lebih dulu melancarkan aksinya pada Taeyeon.

Tak apa, semuanya baru dimulai. Yang jelas, ia akan pastikan bahwa hanya dirinya yang Taeyeon andalkan.

fin.