"Harusnya kamu gak perlu anter."
Kim Taeyeon, gadis bertubuh mungil ini mulai melangkahkan kakinya ke dalam sebuah gedung seukuran rumah sewa, tempat dimana ia bekerja.
Di sampingnya, Baekhyun hanya memasang wajah datar dan cenderung tidak mempedulikan ucapan Taeyeon.
Sungguh, Taeyeon tidak habis pikir. Bagaimana bisa gadis tertutup sepertinya berteman dengan pria menyebalkan seperti Baekhyun? Bahkan keduanya tidak lagi mengingat moment perkenalan mereka yang memang tidak terduga.
Hanya saja, sebegitu kejamkah Taeyeon bahkan Baekhyun melupakan awal dari pertemuan mereka? Lagi pula, pahitnya pertemuan tidak akan sepahit perpisahan, bukan?
"Tae, kayaknya ini buat lo deh."
Tiffany berlari kecil ke arah Taeyeon dan Baekhyun. Tangan kanannya menggenggam secarik kertas yang dilipat menyerupai bentuk love. Taeyeon mulai mengerutkan dahinya, "Apaan nih? Siapa yang kirim?" Tanya Taeyeon sambil membolak-balik kertas yang dilipat itu.
"Ngga ada nama pengirimnya. Gue nemuin di gudang." Jawab Tiffany. Gadis itu sempat menoleh pada presensi Baekhyun, namun mengimbuhkan, "Kayaknya udah lama ketumpuk sih, udah lusuh gitu kan." lanjutnya.
Taeyeon mulai membuka lipatan kertas yang ada pada genggamannya, berusaha mengecek isi dari kertas yang memang sudah cukup berdebu itu.
"Gue nemuinnya di laci yang lo pindahin ke gudang setahun lalu, Tae. Itu laci punya lo, 'kan?"
Tiffany menyandarkan tubuhnya pada rak buku di belakangnya, sedikit memikirkan isi surat yang—tidak sengaja—ia baca lebih dulu, "Sorry, Tae. Tadi gue baca dikit." Tiffany mengaku.
Taeyeon hanya melirik Tiffany sekilas. Terlalu sibuk dengan rasa penasarannya. Tatapan Taeyeon pun tak begitu terkejut, tapi cukup terkesiap saat menemukan tulisan tangan di sana, yang rupanya memang ditujukan untuknya.
Sembari memperhatikan Taeyeon, Tiffany dengan usilnya mencolek dagu gadis itu, "Gue gak tau kalau lo punya pengagum rahasia."
Sementara Baekhyun, pria yang sedari tadi berdiri di samping Taeyeon, yang tidak sengaja membaca isi surat. Sebenarnya ia pun penasaran, makanya sedikit mengintip.
"Cieee, yang punya temen cowok selain gue." Baekhyun tiba-tiba saja mencibir, sudah jelas kalau pria itu sengaja mengejek Taeyeon di sana.
"Dih, gue aja gak ngerti maksud suratnya gimana." gumam Taeyeon. Rasanya seperti kepulan asap mulai menyerbu bagian kepala gadis itu. Taeyeon terlalu keras berpikir.
Namun rasa penasaran tetap memaksa Taeyeon untuk terus memutar otaknya, yang mana semakin menambah kerutan di dahinya. Ia mencoba untuk mencerna setiap kalimat yang tertulis.
Kata demi kata, sampai di penghujung kalimat, dua bola mata itu makin meyipit, membenarkan jika surat ini memang untuknya.
Sampai pada kata terakhir, Taeyeon mengingat dengan jelas isi dari surat yang masih berada pada genggamannya tersebut. Pikirannya mendadak diseret pada masa-masa itu, berbagai kisah sederhana yang selalu dirindukannya.
Kini, kedua bola mata Taeyeon tidak lagi memandang kertas di hadapannya. Pikirannya terbang jauh. Mengingat kembali sebuah kenangan yang selalu memunculkan semburat merah di kedua pipi tirusnya.
"Kenapa lo?" Tiffany menepuk pundak Taeyeon pelan. Namun mampu membuat Taeyeon tersadar dari lamunannya. Lagi pula sudah saatnya Taeyeon menyudahi pemikiran-pemikiran liar yang selalu berakhir dengan menyakitkan.
Taeyeon kembali melipat kertas usang itu ke bentuk semula. Matanya sedikit berbinar, namun jelas terlihat jika Taeyeon mulai mengatur napasnya yang sempat tercekat. Berusaha bersikap normal, seolah Taeyeon tidak mengerti dengan isi dari surat itu.
Selama ini, bahkan sampai saat ini. Hanya Taeyeon dan seseorang di luar sana yang mengetahuinya.
Hanya mereka berdua.
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Letter ✔ | BaekYeon
FanfictionKim Taeyeon diberi sebuah harapan melalui surat yang dikirimkan oleh orang di masa lalunya. Meskipun logikanya menolak keras, tapi Taeyeon tak menampik jika dirinya sangat bahagia. Benar kata orang, cinta memang bikin buta. Taeyeon bahkan tidak pedu...