Hembusan angin menerpa wajah Taeyeon. Cuaca di luar sangat dingin, terlebih hari yang semakin gelap. Tapi Taeyeon tetap bertahan. Rasa dinginnya terkalahkan oleh rasa rindu yang lebih rapat menyelimutinya.
Sungguh, Taeyeon menantikan apa yang akan terjadi setelah dirinya membaca surat ke sebelas dari Seokjin, tiga jam lalu.
Entah Taeyeon terlambat atau tidak, namun selama itu pula Taeyeon terduduk di bangku sebuah taman yang tidak begitu luas ini. Tempat yang dimaksud Seokjin dalam suratnya.
Tempat dimana Seokjin kehilangan earphonenya dan Taeyeon yang menemukannya. Tempat yang entah mengapa memang selalu dirindukan gadis itu.
Nafas Taeyeon berhembus perlahan, menciptakan kepulan asap tipis di setiap hembusannya. Gadis ini benar-benar kedinginan. Taeyeon melupakan mantelnya karena sebelumnya cuaca tidak sedingin ini.
Ah tidak, Taeyeon hanya tidak tahu jika dia harus menunggu selama ini.
Suasana sangat sunyi, bahkan hembusan angin yang biasanya menenangkan kini justru terdengar menyeramkan. Menderu memasuki gendang telinganya, membuat siapapun ingin bergegas pulang dan menghangatkan diri.
Saat itu, Taeyeon terhenyak ketika jaket tebal menempel sempurna menutupi punggungnya. Seseorang yang diam-diam memperhatikan Taeyeon dari kejauhan. Sosok pria yang tidak tega melihat Taeyeon kedinginan. Pria yang kemudian duduk di samping Taeyeon, tak lagi tahan untuk bersembunyi.
"Baekhyun?"
Taeyeon menatap lekat wajah Baekhyun. Untuk pertama kalinya, pria itu membalasnya dengan senyum tipis. Matanya tidak berani membalas tatapan Taeyeon, entah mengapa itu terlalu menyakitkan untuknya.
"Nungguin seseorang?" tanya Baekhyun. Taeyeon hanya mengangguk lemah, mengalihkan pandangannya ke segala arah. Mencari orang yang dinantikannya, namun tak terlihat sama sekali batang hidungnya.
"Kalo gitu aku temenin ya..."
Atensinya yang sempat mengedar kini terhenti tepat di kedua mata Baekhyun. Lagi-lagi Taeyeob tertegun mendengar itu.
"...kamu pasti kesepian, jadi aku temenin." Baekhyun mengimbuhkan.
Taeyeon mulai mengerutkan dahinya. Sosok di hadapannya, bukan seperti Baekhyun yang dia kenal. Pria ini rasanya lebih hangat, padahal biasanya cerewet dan mengomel.
Lagi-lagi Taeyeon hanya menganggukan kepalanya. Mengizinkan Baekhyun untuk duduk di sampingnya dan menemaninya.
"Emang nungguin siapa sih?" Tanya Baekhyun lagi.
Pria itu menatap nanar wajah Taeyeon. Berusaha bersikap senormal mungkin. Berpura-pura tidak mengetahui sosok yang dinantikan oleh Taeyeon.
"Seseorang..." Taeyeon tersenyum tipis sebelum melanjutkan, "...yang aku cinta."
Tidak menyangka dengan apa yang didengarnya, Baekhyun hanya tersenyum hambar, lebih terlihat dipaksakan. Baekhyun mengetahui itu, tapi dia tidak tahu jika Taeyeon akan mengatakannya.
Mati-matian Baekhyun menahan gejolak di hatinya. Mencoba bersikap tenang, namun gagal. Kehadiran Seokjin dalam hidup Taeyeon benar-benar mengubah gadis itu.
"Taeyeon..." panggil Baekhyun, mungkin karena pengaruh dingin, suaranya terdengar serak.
"Hm?"
"Mau sampe kapan?"
Tanpa sedikit pun menaruh curiga, Taeyeon membalas, "Sampai dia minta aku pulang, Baek."
Setelah jawaban tersebut, Baekhyun mulai mensugesti dirinya sendiri untuk tidak banyak bertanya pada gadis itu. Semakin banyak dia bertanya, semakin besar rasa sakit yang menderanya. Berulang kali Baekhyun coba mengontrol, tetap gagal.
"Kalo aku yang minta, kamu bakal nurut?"
Pandangan Taeyeon dan Baekhyun bertemu. Namun hanya tatapan Taeyeon yang mempertanyakan maksud ucapan itu.
"Pulang, Tae!"
Untuk kesekian kalinya Taeyeon tertegun, ia merasa jika pria di hadapannya ini benar-benar aneh.
"Seokjin gak bakal dateng." ujar Baekhyun, yang mana berhasil membuat Taeyeon membulatkan matanya,
"Dari mana kamu tau?"
"Aku tau, dan aku yakin kamu juga tau."
Kali ini Taeyeon tersentak kaget mendengar ucapan Baekhyun. Mempertanyakan, apa yang pria itu ketahui tentang dirinya dan juga Seokjin? Seberapa besar Baekhyun mengetahui kehidupan pribadinya?
Sungguh, napas Taeyeon rasanya tercekat. Jika Baekhyun mengetahuinya, itu berarti pria itu tahu jika Taeyeon hanyalah seorang gadis yang menanti ketidak pastian. Dan itu benar-benar menyedihkan.
Taeyeon ingin sekali bersembunyi sekarang ini, sangat sulit untuknya menerima jika Baekhyun mengetahui kelemahannya yang satu ini. Namun jangankan pergi, Baekhyun justru memerangkapnya dalam tatapan sendunya malam ini, membuat Taeyeon kian dilemma, entah apa yang membuat jantungnya berdebar kencang.
"Taeyeon, aku..."
"——aku cinta kamu."
Entah setan apa yang merasuki tubuh Taeyeon. Alam sadarnya terasa melayang begitu saja.
Biarlah pertanyaan itu tersimpan sejenak. Karena saat ini, Taeyeon mengizinkan Baekhyun untuk mencium bibirnya. Mengecap penuh perasaan, membuat gadis itu ikut terbuai kemudian membalas ciumannya.
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Letter ✔ | BaekYeon
FanfictionKim Taeyeon diberi sebuah harapan melalui surat yang dikirimkan oleh orang di masa lalunya. Meskipun logikanya menolak keras, tapi Taeyeon tak menampik jika dirinya sangat bahagia. Benar kata orang, cinta memang bikin buta. Taeyeon bahkan tidak pedu...