Pagi yang terasa sangat dingin bagi Taeyeon dimana sekarang ini tubuhnya diselimuti kain tebal sejak semalam. Tiffany bilang, gadis itu tidak boleh pergi kemana pun, termasuk bekerja.
Semuanya terjadi tanpa diduga, bahwa pernyataan Baekhyun beberapa hari lalu membuat Taeyeon terpaksa berdiam diri di kamarnya. Bukan untuk menjauh, raga gadis itu terlalu lelah untuk memulai aktivitas meski hanya sekedar berdiri di depan meja kasir.
Tangan kecil Taeyeon mulai meraba-raba tas kesayangannya. Tampak mencari sesuatu. "Gue baru inget, Seokjin juga udah gak pernah kirim surat lagi." lirihnya.
Entah mengapa, air mata Taeyeon mulai menetes begitu saja, meratapi nasib juga kondisinya yang lemah seperti ini. Lelehan air mata itu pun turut membasahi sepucuk surat yang berada pada genggaman gadis itu. Dengan suara seraknya, Taeyeon bergumam, "Aku kangen kamu, Kim Seokjin."
Setelah menyeka sisa air matanya, Taeyeon kembali membaca surat itu satu per satu. Sedikit tersenyum, lalu tertawa dibarengi isakkan yang keluar di sela kegiatannya. Ia pun bingung, entah itu tawa bahagia, atau sebatas tawa untuk menutupi kesedihannya.
Sampai pada surat ke sepuluh. Gadis itu mulai meracau tidak jelas. Bukan tanpa sebab, Taeyeon kini sadar bahwa semuanya benar-benar tidak masuk akal. Dia tidak menginginkan hidup yang seperti ini.
Setelah kebahagian semu yang Seokjin beri lewat sepucuk surat, kini Taeyeon mengerti kenapa hidupnya justru semakin hambar. Sosok Byun Baekhyun di kesehariannya benar-benar mengambil peran penting. Sehingga saat semuanya pergi, Taeyeon jelas kehilangan semuanya tanpa sisa.
Isi kepalanya sungguh berkecamuk, caci maki bahkan kebencian ia sematkan diantara nama Baekhyun. Namun dibalik semua itu, Taeyeon tak lagi menampik bahwa, "Gue juga cinta sama lo, Baekhyun. Lo yang udah gantiin peran Seokjin di hidup gue... Tapi kenapa... kenapa lo harus jadi alasan dibalik kehancuran gue? Kenapa lo jadi penyebab semuanya!?"
Taeyeon menghela nafas pendek, mengerjapkan matanya yang mulai terasa perih. "Kim Seokjin, lo curang. Lo sengaja mainin perasaan gue? Lo minta ketemu, tapi lo gak dateng, lo ga nepatin janji lo, Sialan!" suaranya meninggi di sela tangisannya. Meratapi semua hal tentangnya yang menurutnya begitu menyedihkan. "...harusnya gue gak nyimpen harapan sama lo, Jin."
Pada akhirnya Taeyeon mulai membereskan kembali isi tasnya yang berantakan. Memasukkan satu per satu surat berharganya itu. Saat itu, hitungannya berhenti di dua belas surat. Seingatnya, surat dari Seokjin berakhir di surat ke sebelas.
Taeyeon pun kembali memporak porandakan isi tasnya dan membaca isi surat satu per satu.
Sampai dirinya mendapati surat lain yang belum sempat ia baca, tangisannya pun terhenti.
-----
"Ada begitu banyak kebencian di dunia, tapi bukankah masih ada cinta di dalam hati? Bahkan jika orang yang kamu cintai mati dan temanmu menghilang, cinta mereka selalu tetap hidup."
Kamu gak lupa ucapan itu 'kan? Kamu harus tau, Taeyeon, aku pergi karena kecelakaan, bukan Baekhyun.
Aku minta maaf, harusnya aku gak bikin kamu berharap lagi. Kamu justru terluka lagi karena aku.
Jaga diri baik-baik ya.
Aku cinta kamu, Kim Taeyeon.—kimseokjin
-----
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Letter ✔ | BaekYeon
FanficKim Taeyeon diberi sebuah harapan melalui surat yang dikirimkan oleh orang di masa lalunya. Meskipun logikanya menolak keras, tapi Taeyeon tak menampik jika dirinya sangat bahagia. Benar kata orang, cinta memang bikin buta. Taeyeon bahkan tidak pedu...