Inget Batas!

578 36 0
                                    

Yang ini membuatku sebal. Seketika sanggaku terdiam beberapa  menit,sampai sampai suara kakak yg tepat berada didepan memecahkan keheningan.

"Udah? Pulang aja kalian kalo diem dieman disini". Nyolotnya kakak cowok berbaju ketat sok badan perfect padahal sebenernya dia punya  perut yang menonjol kedepan.

"Lho kak kita salah apa?" Tanyaku.

"Gatau" jawabnya pendek. Lalu terlarut kembali dalam keheningan. Aku hanya sedikit menundukkan kepala dan berfikir keras apa yang harus kulakukan.namun,

"Woy pinsa!!pinsa nyamana ini? Gak laporan ta? Ngebuang waktu ajA kalian itu" bentaknya. Tak lama,langsung kumenghadap dengan sedikit kesal, dan langsung laporan.

"TELAAT" suaranya semakin mengeras. Batinku,ini orang maunya apa sih?.

"Maaf kak tadi nggak laporan dengan tepat,soalnya emang dari pos 1 saya ndak laporan dan ndak ada teguran dari kakak lain" jelasku.

"Ini ta PINSA kalian? Anak kayak gini dijadikan PINSA, nyebur aja tuh di sungai!" Mulai memanas omongannya. Ku berbalik badan dan kembali kebarisanku dan cepat berkomandan

"satu langkah kedepan,Jalan!" . *PROK maju secara bersamaan.

"Ngapain km ngomando untuk lebih dekat ke saya? Ganjen?" Tanyanya sekaligus GR-nya.

"Maaf kak,karna ada sangga lain yg mau lewat dan jalannya juga sempit, jadi kita gabole egois"jelasku dengan sedikit mengerutkan dahi. Anjir nih orang GR banget. Kalo mau marah ya gausa segitunya kali.Kakak itu hanya menganggukan kepalanya. Setelah kupersilahkan sangga lain untuk lewat, dengan cepat kuberkomando

" satu langkah kebelakang, jalan!".

" Yasudah, pos 4 letaknya lurus, sampek ada jalan turun,lurus terus,belok kanan sampe ketemu sama rumah masa depan kalian" ujarnya sambil wajah kesal tanpa memberi materi apapun. Langsung ku laporan kembali, berterimakasih, dan bergegas melanjutkan perjalanan.
Suasana semakin hening. Yang bisa kudengar hanyalah suara pohon bambu tertiup angin dan suara air mengalir . Jauh sekali perjalanannya. Aku lelah dan sekali lagi dehidrasi.

"Hey, ada yg bawa minum? Aku sedikit dehidrasi.perjalanan juga masih jauh" ujarku dengan lirih dan merasakan bibirku semakin kering.

"Ada di aku minumnya, tapi jangan dulu, nanti aja masih belom ada yg minum" jawabnya sonia dgn cuek.
"Tapi, ahh sudahlah" kurendahkan suaraku.
Aku hanya mengikuti jalan yg dapat kusenteri,diikuti anggotaku.
Perjalanannya semakin terlihat seperti hutan dan sangat dingin. Aku tak tahan lagi,tapi tetap kupaksakan.
           15 menit telah berlalu
Sampailah di pos 5. Ya benar kata kakak tadi, terletak di rumah masa depan, Kuburan.
"SENTER MATIKAN" teriak seorang yg berasal dari tengah2 kuburan sekitar 5 meter. Spontan keadaan memanas dan kuyakin pasti ini pos terakhir,dimana kita semua kena Bimen(Bimbingan Mental).
" GHREEeeKHH!!"terdengar suara dari balik semak semak . Ku berjalan bersama sanggaku melewati semak semak itu, dan tiba tiba seorang peempuan keluar dari balik semak.

"HUAAASS.ASTAGHFIRULLAH" kagetnya sanggaku sambil mundur kebelakang, namun ternyata itu hanya salah satu kakak panitia yang ingin menakut nakuti. Kuhembuskan nafas dan tetep berjalan denganstay cool menuju ketengah kuburan. Mulai memasuki kawasan tersebut,banyak bentakan sana sini yg berlomba lomba dari kakak di pemberi materi.

Langsung menuju ke Kak David, ia salah satu tetanggaku dan sekaligus ketua panitia CARAKA .
Bergegas laporan dan segala macem dan memberi sedikit pertanyaan
(a few minute letter).
Setelah selesai, kami diprintahkan untuk kembali ke sekolah sekitar 20 menit.
Waktu menunjukkan 01.55 malam.
Tapi kami disuruh istirahat di lapangan basket sementara. Tepar semua berbaring disana. Kami berangkat dan kembali membawa minum yang masih penuh dan semua habis pada saat menuju sekolah . Keselnya,aku gak kebagian. Sabarkan aku Tuhan, desisku. Menatapi langit yang masih mendung tanpa meneteskan air sedikitpun. Tetap kecewa tak dapat melihat galaxy Bimasakti dengan jelas, tak sadar ku tlah meneteskan beberapa air mata. Hanya penat yg ku rasa ku menengok kearah kanan.
"Zal" lirihku. Memandangimu berbaring dan menatap langit yg sama tanpa ekspresi. Kau berada tidak jauh dariku, kau seperti peka terhadap apa yg kupandang. Kau menoleh kearahku perlahan dan terdiam sebentar. AKu hanya bisa terpaku dgn wajahku yg penuh dengan tetesan air mata dan keringat. Beberapa saat kau tersenyum manis kepadaku dengan wajah lelahmu juga. Maaf Zal aku hanya bisa tersenyum balik kepadamu dan berharap akan seperti ini terus.
" TEST... TESTT 123. ADIK ADIKKU SEKALIAN,EKHEM..DIHARAPKAN LANGSUNG MENUJU BASECAMP SEKARANG JUGA TERIMAKASIH". Sebuah pengumuman yg telah membuatnya mengakhiri sapaan senyumnya padaku.

Rizal, sebuah momen yang indah untukku malam ini :) .

Kacuku Sebagai Saksi BisumuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang