Iyaahh... uda setahun dan sekarang aku baru beranjak naik kelas 11. berada di Ambalan ini, banyak banget perubahannya. Memang benar, masuk organisasi itu bisa bantu kita buat cari siapa jati diri kita dan skill apa yang kita miliki dan banyak lagi. Ambalanku pun juga sudah lama berganti kepengurusan ketua dan inti. Aku jadi koordinator tespram (kepramukaan).
Tidak hanya di Ambalan, aku juga baru sebulan mengikuti lomba dan mendapatkan Harapan 1 Story Telling National Copetition. Dan, setelah ini beberapa bulan yang akan datang aku akan mengikuti kegiatan Raimuna Nasional XI di Jakarta Cibubur. Aku adalah salah satu perwakilan dari Kab. Malang. Raimuna Nasional adalah ajang pertemuan pramuka penegak dan pandega yg diikuti oleh seluruh pemuda di Indonesia.
Tidak hanya itu perubahan yang ku alami..
Rizal juga berubah. Jangan berpikiran bahwa aku dan Rizal berpacaran. Tidak sama sekali. Dia berubah, sombong, dan acuh tak acuh terhadapku. Terakhir kali aku berinteraksi langsung dengannya, ktika dia pamit akan mengikuti seleksi PASKIBRA NASIONAL di Istana Merdeka Jakarta Pusat. How Could? Yaa, memang awalnya papanya yang memberikan info terkait itu namun, ia juga lolos seleksi itu.
" Rik, doakan aku ya biar sukses seleksinya jangan kangen aku loh! Jangan kepincut cowok yang gabener gara gara aku bakalan sering ke Jakarta terus loo awas!.." aku ingat dia mengatakan itu sambil menyamakan ketinggianku dan menatapku
" iya zaal, doain juga aku lolos seleksi Raimuna Nasional di Cibubur nanti, biar kita sama sama punya prestasi.. setelah pulang, kita harus foto! Kamu pake baju kebesaranmu aku pake baju PDH pramukaku.. haruus
Kamu juga jangan lirik lirik. Mentang2 aku anak alam yang kucel, sekali liat yg bening disana langsung kepancing!!"
Sambil mencet mencet idung mancungnya"IYAAA BAWEEELLL ngak kok" dia membalasku pada pipiku
Namun hanya itu dan foto berdua yg tersisa.
Tidak ada notif dari dia, bertemupun saling memalingkan muka, bahkan jarang bertemu sudah.
Namun, entah kenapa tanggal kegiatan kita sama hanya berbeda tempat. 17 Agustus Jakarta.
Hari ini dikelas aku melahap bekal buatan mama, aku akhir akhir ini sudah jarang kluar kluar kelas.
Bel pulang berdering,
Zahra menjemputku. Ya hari ini waktunya kumpul Ambalan. Namun akhir akhir ini aku melihat wajah Zahra sangat murung.Bagaimana tidak, Afwan sudah keluar dari Ambalan beberapa minggu yang lalu. Orang tuanya yang melarangnya ikut pramuka lagi .. sedih skali saat Afwan pamit kepada kami, sudah ditebak Zahra menangis saat itu.
Kau tau, itulah resikonya masuk organisasi apalagi pramuka. Entah banyak sekali kejadian seperti yang dialami Afwan. Namun disisi lain, Ambalan bukan sekedar organisasi kami lebih sering mengucapkan
"ayo kumpul keluarga"."Rizal gausa dipikirin napa Rik!" Oja mengagetkanku dari belakang
"Bukan Rizal, Sotoy kau" aku bela diri
"Trus?"
"Sepi ya Ambalan gak ada Afwan Ja, kalo kamu liat wajahku murung gini nih coba deh tanyain si Zahra yang lebih murung dari aku "
"Aku lebih sering nanyain ke dia malah, aku biarin dulu mungkin dia lagi pingin sendiri"
"Ntar malem kita makan makan aja dirumahnya, gimana Ja?"
"Oke, ntar kita bawa makanan, susulin aku ya, sekalian hari Sabtu kan libur kita"
"Siap siap, yaudah kabarin tuh bundanya Zahra, tapi Zahranya jangan"
"Mantap"
Halo kawan kawan 👋👋
Terimakasih udah nungguin notif yang sangaaaat lama ini hehe😁.
Maaf memang banyak kegiatan dan prepare ujian praktek 😞😞..
Sampai ketemu di episode selanjutnya
Love u gaees 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Kacuku Sebagai Saksi Bisumu
Adventureternyata backstreet itu lebih menantang ya.Membuatku bertanya tanya apakah kau seolah tak peduli tapi tetap dengan perasaan yg sama atau bahkan kau memang tak menyembunyikan apapun dari wajah yg kau tampakkan setiap kali bertemu denganku? backstreet...